77
Grafik 9. Deskripsi Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Penalaran Moral
4. Hasil tambahan penelitian
Selanjutnya akan diuraikan ulasan interpretasi hasil tambahan penelitian mengenai pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari asal
sekolah, jenis kelamin, usia, dan kelas subjek. a. Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari asal sekolah subjek
Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari asal sekolah dapat dilihat pada tabel 26.
Tabel 26. Pengaruh Religiusitas terhadap Penalaran Moral Ditinjau dari Asal Sekolah Subjek
Variabel Sekolah R
R
2
F p Keterangan
ReligiusitasPenalaran Moral
Al-Washliyah 3 0.155
0.024 0.649 0.527
H
o
diterima
Muhammadiyah 1
0.163 0.027 0.920 0.403
H
o
diterima Berdasarkan tabel 26 di atas, didapat nilai F = 0.649 dan F = 0.920, dan daftar
distribusi F
0.951,124
= 3.94, karena F0.649 dan 0.920 F
tabel
3.94, maka H
o
diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral .
Dari hasil analisa regresi nonlinier model parabola kuadaratik, didapat nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.024 pada subjek di SMA Al-Washliyah 3
Universitas Sumatera Utara
78 Medan. Hal ini menunjukkan bahwa 2.4 daripada variasi yang terjadi dalam
variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 2.4 terhadap variabel penalaran
moral. Sedangkan subjek di SMA Muhammadiyah 1 memperoleh nilai koefisien
determinan
R
2
sebesar 0.027 pada subjek di SMA Al-Washliyah 3 Medan. Hal ini menunjukkan bahwa 2.7 daripada variasi yang terjadi dalam variabel
penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 2.7 terhadap variabel penalaran moral.
Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa subjek yang berada di SMA Muhammadiyah 1 memiliki nilai koefisien determinan yang lebih besar daripada
subjek di SMA Al-Washliyah 3. b. Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari jenis kelamin
subjek Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari jenis kelamin
subjek, dapat dilihat pada tabel 27.
Tabel 27. Pengaruh Religiusitas terhadap Penalaran Moral Ditinjau dari Jenis Kelamin Subjek
Variabel Jenis Kelamin
R R
2
F p Keterangan
ReligiusitasPenalaran Moral
Perempuan 0.078
0.006 0.198 0.821
H
o
diterima
Laki-laki 0.148
0.022 0.630 0.536
H
o
diterima Berdasarkan tabel 27 di atas, didapat nilai F = 0.198 dan F = 0.536, dan daftar
distribusi F
0.951,124
= 3.94, karena F0.198 dan 0.536 F
tabel
3.94, maka H
o
diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral.
Universitas Sumatera Utara
79 Dari hasil analisa regresi nonlinier model parabola kuadaratik, didapat nilai
koefisien determinan
R
2
sebesar 0.006 pada subjek perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa 0.6 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran
moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 0.6 terhadap variabel penalaran moral.
Sedangkan subjek di laki-laki memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.022 pada subjek di SMA Al-Washliyah 3 Medan. Hal ini menunjukkan bahwa 2.2 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran moral dapat
dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 2.2 terhadap variabel penalaran moral.
Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat bahwa subjek laki-laki memiliki nilai koefisien determinan yang lebih besar daripada subjek perempuan.
c. Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari usia subjek Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari usia dapat dilihat
pada tabel 28.
Tabel 28. Pengaruh Religiusitas terhadap Penalaran Moral Ditinjau dari Usia Subjek
Variabel Usia R
R
2
F p Keterangan
ReligiusitasPenalaran Moral 15 tahun
0.634 0.402
3.365 0.076
H
o
diterima
16 tahun 0.344 0.118 2.486 0.097
H
o
diterima
17 tahun 0.187 0.035 0.947 0.395
H
o
diterima
18 tahun 0.112 0.013 0.096 0.909
H
o
diterima Berdasarkan tabel 28 di atas, didapat nilai F = 3.365, F = 2.486, F = 0.947, dan
F = 0.096, dan daftar distribusi F
0.951,124
= 3.94, karena F3.365, 2.486, 0.947, dan 0.096
F
tabel
3.94, maka H
o
diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral .
Universitas Sumatera Utara
80 Dari hasil analisa regresi nonlinier model parabola kuadaratik, didapat nilai
koefisien determinan
R
2
sebesar 0.402 pada subjek yang berusia 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa 40.2 daripada variasi yang terjadi dalam variabel
penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 40.2 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek yang berusia 16 tahun memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.118. Hal ini menunjukkan bahwa 11.8 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya
religiusitas memiliki peran hanya sebesar 11.8 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek yang berusia 17 tahun memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.035. Hal ini menunjukkan bahwa 3.5 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya
religiusitas memiliki peran hanya sebesar 3.5 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek yang berusia 18 tahun memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.013. Hal ini menunjukkan bahwa 1.3 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya
religiusitas memiliki peran hanya sebesar 1.3 terhadap variabel penalaran moral.
Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinan yang paling tinggi berada pada subjek yang berusia 15 tahun, sedangkan yang paling
rendah berada pada usia 18 tahun.
Universitas Sumatera Utara
81 d. Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari kelas subjek
Pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral ditinjau dari kelas subjek dapat dilihat pada tabel 29.
Tabel 29. Pengaruh Religiusitas terhadap Penalaran Moral Ditinjau dari Kelas Subjek
Variabel Kelas R
R
2
F p Keterangan
ReligiusitasPenalaran Moral
X 0.190 0.036 0.168 0.848
H
o
diterima
XI IPA 0.388 0.150 1.063 0.376
H
o
diterima
XI IPS 0.289 0.083 1.412 0.259
H
o
diterima
XII IPA 0.412 0.116 3.174 0.056
H
o
diterima
XII IPS 0.180 0.033 0.471 0.629
H
o
diterima Berdasarkan tabel 29 di atas, didapat nilai F = 0.168, F = 1.063, F = 1.412, F =
3.174, dan F = 0.471, dan daftar distribusi F
0.951,124
= 3.94, karena F0.168, 1.063, 0.412, 3.174, dan 0.471
F
tabel
3.94, maka H
o
diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral .
Dari hasil analisa regresi nonlinier model parabola kuadaratik, didapat nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.036 pada subjek kelas X. Hal ini menunjukkan bahwa 3.6 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran
moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 3.6 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek kelas XI IPA memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.150. Hal ini menunjukkan bahwa 15 daripada variasi yang terjadi dalam
variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 15 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek kelas XI IPS memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.083. Hal ini menunjukkan bahwa 8.3 daripada variasi yang terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
82 variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya
religiusitas memiliki peran hanya sebesar 8.3 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek kelas XII IPA memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.170. Hal ini menunjukkan bahwa 17 daripada variasi yang terjadi dalam
variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 17 terhadap variabel penalaran moral.
Subjek kelas XII IPS memperoleh nilai koefisien determinan
R
2
sebesar 0.033 Hal ini menunjukkan bahwa 3.3 daripada variasi yang terjadi dalam
variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 3.3 terhadap variabel penalaran
moral. Berdasarkan tabel 29, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinan yang
paling tinggi berada pada subjek kelas XII IPA, dan nilai koefisien determinan yang paling rendah berada pada subjek kelas XII IPS.
C. PEMBAHASAN