Hasil utama penelitian Kategorisasi data penelitian

72 Untuk lebih jelasnya, hubungan antara penalaran moral dan religiusitas dapat dilihat pada diagram pencar scatter plot yang tampak pada grafik 7. Grafik 6. Diagram Pencar Scatterplot Hubungan Antara Penalaran Moral dan Religiusitas

2. Hasil utama penelitian

Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil pengolahan data mengenai pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral yang menggunakan teknik analisis regresi nonlinier model parabola kuadratik dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai koefisien korelasi R sebesar 0.095 dengan p0.575. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: H o : Tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral Kriteria penolakan H o terjadi jika F ≥ F 1- 1,n-2 Spatz, 2005. Berdasarkan data perhitungan, didapat nilai F = 0.557, dan daftar distribusi F 0.951,124 = 3.94, karena F0.557  F tabel 3.94, maka H o diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penalaran moral. Universitas Sumatera Utara 73 Dari hasil analisa regresi nonlinier model parabola kuadaratik, didapat nilai koefisien determinan R 2 sebesar 0.009. Hal ini menunjukkan bahwa 0.9 daripada variasi yang terjadi dalam variabel penalaran moral dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas. Artinya religiusitas memiliki peran hanya sebesar 0.9 terhadap variabel penalaran moral. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 21. Tabel 21. Hasil Ringkasan Analisa Regresi Variabel R R 2 F p Keterangan ReligiusitasPenalaran Moral 0.095 0.009 0.557 0.575 H o diterima

3. Kategorisasi data penelitian

Kategorisasi ini perlu dilakukan agar dapat memberi makna yang memiliki nilai diagnostik pada skor mentah, sebab skor mentah belum dapat bercerita banyak mengenai individu yang diukur. Skor yang diperoleh subjek dikelompokkan ke dalam beberapa kategori Azwar, 2005. a. Kategorisasi skor religiusitas Dari skor religiusitas, dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi jenjang ordinal. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang hendak diukur Azwar, 2005. Kategorisasi subjek dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi skor religiusitas dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Deskripsi Skor Variabel Religiusitas N Mean SD Min Max 126 0.1494 1.52769 -5.11 3.68 Universitas Sumatera Utara 74 Berdasarkan tabel 22, rata-rata empirik skala religiusitas sebesar 0.1494 dan standar deviasi sebesar 1.52769, maka kriteria total skor religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 tiga kategori yakni tinggi, sedang dan rendah Azwar, 2005, dengan rumusan sebagai berikut : Tinggi :  + 1.0  X Sedang :  - 1.0  X  + 1.0 Rendah : X  - 1.0 Deskripsi kategorisasi skor religiusitas dapat dilihat pada tabel 23. Tabel 23. Deskripsi Kategorisasi Skor Religiusitas Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Subjek N Persentase 1.68 ≤ X Tinggi 18 14.29 Religiusitas -1.38 ≤ X 1.68 Sedang 90 71.42 X -1.38 Rendah 18 14.29 Total 126 100 Dari tabel 23 di atas, dapat dilihat bahwa 18 orang 14.29 subjek penelitian memiliki religiusitas yang rendah, 90 orang 71.42 memiliki religiusitas yang sedang dan 18 orang 14.29 memiliki religiusitas yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, deskripsi kategorisasi skor religiusitas dapat dilihat pada grafik 7. Grafik 7. Deskripsi Kategorisasi Skor Religiusitas Universitas Sumatera Utara 75 b. Kategorisasi skor penalaran moral Dari skor penalaran moral yang diperoleh, dapat dibuat pengelompokan subjek ke dalam 3 kategori, yaitu tingkat prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional. Pengelompokan ini didasarkan pada tahap penalaran moral 2, 3, 4, 5A, 5B dan 6. Tingkat prakonvensional meliputi tahap 2. Tingkat konvensional meliputi tahap 3 dan 4. Tingkat pascakonvensional meliputi tahap 5A, 5B dan 6. Sebelum dilakukan pengelompokan, terlebih dahulu melakukan konversi skor penalaran moral subjek di setiap tahapnya ke dalam nilai skor Z. Nilai skor Z yang paling tinggi menunjukkan tahap penalaran moral yang dimiliki subjek. Deskripsi kategorisasi tahap penalaran moral dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 24. Deskripsi Pengelompokan Tahap Penalaran Moral Tahap Penalaran Moral Jumlah Subjek N Persentase 2 17 13,49 3 27 21,43 4 25 19,84 5A 29 23,02 5B 17 13,49 6 11 8,73 Total 126 100 Tabel 24 di atas, menunjukkan bahwa jumlah subjek yang penalaran moralnya berada di tahap 2 adalah 17 orang 13,49, yang berada di tahap 3 adalah 27 orang 21,43, yang berada di tahap 4 adalah 25 orang 19,84, yang berada di tahap 5A adalah 29 orang 23,02, yang berada di tahap 5B adalah 17 orang 13,49, dan yang berada di tahap 6 adalah 11 orang 8,73 . Universitas Sumatera Utara 76 Untuk lebih jelasnya, deskripsi subjek penelitian berdasarkan tahap penalaran moral dapat dilihat pada Grafik 8. Grafik 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Tahap Penalaran Moral Selanjutnya, dari tabel 24 dapat dibuat kategorisasi subjek ke dalan tingkat prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional. Deskripsi kategorisasi subjek berdasar tingkat penalaran moral, dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 25. Deskripsi Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Penalaran Moral Tingkat Penalaran Moral Jumlah Subjek N Persentase Prakonvensional 17 13.49 Konvensional 52 41.27 Pascakonvensional 57 45.24 Total 126 100 Dari tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa 17 orang 13.49 subjek penelitian berada pada tingkat prakonvensional, 52 orang 41.27 subjek penelitian berada pada tingkat konvensional, dan 57 orang 45.24 subjek penelitian berada tingkat prakonvensional. Untuk lebih jelasnya, deskripsi kategorisasi subjek berdasarkan tingkat penalaran moral dapat dilihat pada grafik 9. Universitas Sumatera Utara 77 Grafik 9. Deskripsi Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Penalaran Moral

4. Hasil tambahan penelitian