disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersornal non pribadi dan
tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan
massa di jalan.
5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-
hubungan kebutuhan market di masyarakat. Seperti, televisi dan radio melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat tentang
pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh rating,
yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebuta akan
dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar Bungin, 2007:74.
2.3.6 Tujuan Komunikasi Massa
Dalam terjadinya komunikasi pasti komunikator memiliki tujuan yang ingin disampaikan kepada komunikan setelah mendapatkan pesan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat berupa perubahan persepsi, pendapat dan sikap.
Adapun tujuan dari komunikasi massa yakni : 1.
Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini mungkin yang diharapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama
pemilihan, atau yang tidak diharapkan, seperti menyebabkan peningkatan kekerasan dalam masyarakat.
2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan
masyarakat. Dalam beberapa hal, melihat manfaat komunikasi massa oleh masyarakat menjadi lebih bermakna daripada melihat pengaruhnya.
Pendekatan ini mengakui adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi. Setidaknya, ada dua faktor yang digabung untuk memberikan
tekanan yang lebih besar pada aktivitas audiens dan penggunaan komunikasi massa daripada pengaruhnya. Salah satu faktornya adalah
bidang psikologi kognitif dan pemrosesan informasi. Faktor lain adalah perubahan teknologi komunikasi yang bergerak menuju teknologi yang
semakin tidak tersentralisasi, pilihan pengguna yang lebih banyak, diversitas isi yang lebih besar, dan keterlibatan yang lebih aktif dengan isi
komunikasi oleh pengguna individual.
3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa.
4. Untuk menjelaskan peranan media massa dalam pembentukan pandangan-
pandangan dan nilai-nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat sering memahami pentingnya peran komunikasi massa dalam
pembentukan nilai-nilai dan pandangan dunia seperti, mengkritik acara-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
acara dan film yang didasarkan oleh spekulasi Severin dan Tankard, 2008:13.
2.3.7 Hambatan Komunikasi Massa
Dalam konteks komunikasi, pasti akan menemukan hambatan dalam proses penyampaian pesan sehingga mengakibatkan pesan yang diterima oleh
komunikaan tidak sempurna. Efektivitas komunikasi merupakan faktor penentu
untuk mengetahui seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Semakin efektif komunikasi yang berlangsung maka hambatan komunikasi semakin kecil
dan begitu sebaliknya. Adapun hambatan-hambatan dalam komunikasi massa adalah :
a. Gangguan
Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan
lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audiens dinamakan gangguan noise. Dalam komunikasi massa, yang didasarkan pada peralatan
mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan terjadi
dalam bentuk : ganguan semantik, gangguan saluran, dan gangguan lingkungan.
1. Gangguan Semantik, komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu
kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Ini dinamakan gangguan semantik. Susunan kata yang buruk adalah salah satu
contohnya. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk penghambat komunikasi.
2. Gangguan Saluran, ketika sedang mendengar siaran radio AM tapi
suaranya terputus-putus berarti sedang mengalami gangguan saluran channel noise. Bentuk gangguan saluran lainnya adalah tinta yang
blobor di halaman majalah, dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membaca berita.
3. Gangguan Lingkungan, intrusi yang terjadi di tempat penerimaan
disebut gangguan lingkungan misalnya, saat membaca tiba-tiba bel pintu suara anak menjerit-jerit, yang mengganggu proses decoding
yang sedang lakukan dalam membaca.
b. Filter
Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tak sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses komunikasi. Penyebab
intervensi ini dikenal sebagai filter. 1.
Filter Informasional, jika seseorang tidak memahami bahasa atau simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi menjadi cacat.
Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan, dan kekurangan ini dinamakan filter informasional. Filter sebagaian datang
dari pihak komunikator, yang kosakatanya tidak cocok dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kosakata yang dimiliki audiens. Tetapi kebanyakan merupakan kekurangan di pihak aundiens.
2. Filter Fisik, ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik
akan mengganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contoh dari adanya filter fisik. Komunikasi massa tidak
punya banyak control atas filter fisik ini.
3. Filter Psikologis, jika penerima adalah pejuang hak-hak asasi binatang,
maka filter psikologis kemungkinan besar akan memengaruhi penerimaannya terhadap informasi atau berita tentang riset yang
menggunakan hewan. Pandangan yang berbeda bisa berpengaruh. Misalnya ada dua cewek bersahabat bersama-sama nonton film Fatal
Attraction. Salah satu cewek sudah menikah dan istri setia, yang satunya selingkuh dengan pria yang sudah bersuami. Karena punya
gagasan dan pengalaman hidup yang berbeda dalam hal kesetiaan perkawinan, yang merupakan tema utama film itu, maka kedua wanita
itu melihat dan mendengar kata-kata yang sama tapi seperti melihat dua film yang “berbeda” Vivian, 2008:460.
2.3.8 Hasil Komunikasi Massa