Perumusan Masalah Tujuan dan manfaat penelitian Rangkaian Pengalaman di Lapangan

23 c. Kemajuan Teknologi Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi maka pertumbuhan pariwisata juga akan semakin cepat. Sekarang ini teknologi sudah menjadi alat perantara antara wisatawan dengan daerah tujuan wisata. Melalui teknologi, seorang wisatawan dengan mudah akan mengetahui bagaimana potensi objek wisata di suatu tempat tanpa mengunjunginya. Begitu juga dengan daerah tujuan wisata, dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi, pihak pengelola akan mudah dalam mempromosikan objek wisata sehingga memungkinkan bertambahnya kunjungan wisatawan.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah penelitian yang diajukan adalah bagaimana keberadaan objek Wisata Salib Kasih di Siatasbarita. Rumusan masalah penelitian tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian yakni: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Salib Kasih di Kecamatan Siatasbarita ? 2. Aktifitas-aktifitas apa saja yang dilakukan dalam objek Wisata Salib Kasih? 3. Proses-proses apa saja yang dilakukan dalam pengembangan Salib Kasih dari dulu sampai sekarang ? 4. Apa saja dampak yang ditimbulkan Salib Kasih terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata ? Universitas Sumatera Utara 24

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses berdirinya salib Kasih, serta pengembangannya dari dulu sampai sekarang. Selain itu, peneltian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampaknya objek wisata Salib Kasih terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar Salib Kasih. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature serta menambah wawasan keilmuan dalam kaitannya dengan ilmu sosial seperti antropologi pariwisata. Sedangkan manfaat praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal pengembangan pariwisata, serta berguna bagi para pelaku pariwisata. 1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi dengan pendekatan kualitatif. Tahap penelitian dimulai dengan penelitian pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian. Langkah atau tahapan penelitian ini dapat diulang satu atau bebrapa kali sampai diperoleh data yang lengkap untuk membangun teori dasar. Universitas Sumatera Utara 25

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yakni data yang diperoleh dari kajian pustaka berupa buku ilmiah, jurnal, skripsi, laporan penelitian, media massa serta internet.  Observasi Dalam mengawali penelitian, penulis akan memulainya terlebih dahulu dengan mengobservasi objek yang sedang diteliti. Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi. Artinya peneliti mengumpulkan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Selama berada di lokasi penelitian dan hidup bersama dengan mereka, peneliti akan melakukan pengamatan mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Salib Kasih, serta siapa-siapa saja pihak yang terlibat dalam kegiatan, dan bagaimana dampak dari kegitan-kegiatan tersebut terhadap masyarakat sekitar.  Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam depth interview. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kegiatan yang relatif lama. Universitas Sumatera Utara 26 Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terlibat di dalam objek wisata Salib Kasih, mulai dari pengelola objek wisata, para pengunjung, serta masyarakat di sekitar objek wisata Salib Kasih tersebut. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengkategorikan informan ke dalam informan pangkal maupun informan kunci, karena bagi penulis semua orang yang memberikan informasi tentang data-data mengenai objek penelitian sama pentingnya. Pada saat melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun sebuah kerangka wawancara yang menjadi fokus penelitian. Adapun fokus wawancara yang disusun peneliti terdiri dari bagaimana sejarah dan perkembangan Salib Kasih, dalam menjawab permasalahan ini yang menjadi fokus wawancara yakni pihak pengelola baik itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tapanuli Utara maupun UPT Salib Kasih. Selain itu, dampak- dampak objek wisata Salib Kasih juga termasuk salah satu fokus wawancara, baik yang bersifat positif maupun negatif. Pandangan pengunjung maupun kegiatan- kegiatan yang dilakukan pengunjuung tidak terlepas dari fokus wawancara penelitian. Dalam proses wawancara, peneliti berusaha untuk menjalin rapport 5 dengan informan. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti memperoleh data atau informasi dengan mudah. Pengembangan rapport dilakukan dengan cara hidup beradaptasi dan menjalin hubungan yang baik dengan penduduk setempat, 5 Rapport adalah keterampilan dalam membina hubungan baik antara peneliti dengan informan. Universitas Sumatera Utara 27 sehingga ketika melakukan wawancara data atau informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian benar-benar sesuai dengan fakta dilapangan. Untuk membantu keterbatasan daya ingat peneliti, maka perlu dilakukan pencacatan hasil lapangan dalam bentuk field note. Selain itu, dibutuhkan juga alat perekam berupa kamera yang digunakan untuk menghasilkan karya-karya visual. Data-data ini nantinya akan memperjelas data yang didapat melalui waancara. Selain itu, hal ini akan menjadi bukti otentik keberadaan penulis di lapangan. Data-data yang diperoleh kemudian dikumpulkan lalu dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Artinya data-data yang terkumpul dianalisis menggunakan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Setelah itu barulah dianalisis dengan menggunakan teori-teori yang objektif.

1.6 Rangkaian Pengalaman di Lapangan

Penelitian ini bertempat di Kecamatan Siatasbarita yang tidak jauh dari kota kelahiran penulis yakni Kota Tarutung. Daerah sekitar Tarutung juga dikenal dengan Rura Silindung, disebut demikian karena wilayah ini dikelillingi barisan pegunungan. Kota ini berjarak ±294 Km dari kota Medan, dan biasa ditempuh selama 6-7 jam perjalanan dengan menggunakan mini bus. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober dan November 2014. Pada tanggal 21 Oktober 2014, penulis mengunjungi kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tapanuli Utara, yang terletak di jl. Balige no 18 Tarutung. Sesampainya disana penulis disambut oleh ibu R. Sinaga yang Universitas Sumatera Utara 28 merupakan salah satu pegawai di kantor tersebut. Penulis kemudian dibawa ke ruangan bagian tata usaha. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan saya serta memberikan surat penelitian dari kampus akhirnya mereka mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan ke kantor UPT Salib Kasih. Akan tetapi berhubung Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayan pada waktu itu sedang ada tugas ke luar kota maka surat rekomendasi tersebut belum bisa penulis bawa karena belum adanya tandatangan dari kepala dinas. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk pulang ke rumah dan melanjutkannya besok harinya. Hari berikutnya saya kembali datang ke kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan TAPUT, beruntung pada saat itu kepala Dinas Pariwisata ada di situ. Surat rekomendasi yang ditujukan ke kantor UPT Salib Kasih pun langsung ditandatangani. Sebelum ditandatangani penulis terlebih dahulu diajak masuk keruangan kepala Dinas. Di dalam ruangan, kepala Dinas Pariwisata yang bernama Gibson Siregar menanyai penulis tentang ketertarikan penulis mengangkat judul Salib Kasih ini. Dari penjelasan yang penulis sampaikan akhirnya beliau memberikan surat rekomendasi tersebut disertai dengan kata- kata penyemangat. Setelah surat rekomendasi di tangan, penulis bergegas menuju objek wisata Salib Kasih yang berjarak sekitar 7 Km dari pusat kota Tarutung. Sesampainya di Salib Kasih, penulis bertemu dengan kepala UPT Salib Kasih Bapak M. Panggabean beserta dengan Kasubbag Tata Usaha Bapak Jefry Lubis. Dengan bermodalkan surat rekomendasi dari Dinas Pariwisata dan juga surat penelitian dari kampus, akhirnya peneliti diizinkan melakukan pengambilan data Universitas Sumatera Utara 29 yang dibutuhkan penulis. Pada hari itu juga penulis langsung memulai pengambilan data. Saat itu hari selasa, 22 Oktober 2014 pukul 10.15 WIB, pengunjung yang datang ke Salib Kasih masih sepi, yang terlihat hanya beberapa pegawai Salib Kasih dan juga para pedagang souvenir. Informan pertama yang diwawancari penulis yakni Kasubbag Tata Usaha dan Juga Kepala UPT Salib Kasih. Selain para pegawai, para pedagang baik itu pedagang souvenir maupun pedagang makanan tak luput jadi informan penulis. Pada awal-awalnya beberapa pedagang di Salib Kasih sepertinya enggan untuk diwawancarai, tapi setelah penulis membeli beberapa souvenir, barulah mereka mau memberikan informasi yang dibutuhkan penulis. Lain lagi wawancara yang dilakukan penulis terhadap salah satu pedagang makanan di lokasi Salib Kasih bernama R br. Siregar. Jika para pedagang souvenir ada yang enggan diwawancarai, ibu tersebut tanpa ragu memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang penulis sampaikan. Dengan ditemani segelas kopi panas penulis dengan serius mendengar cerita yang disampaikan oleh ibu tersebut. Beberapa hari kemudian, penulis mewawancarai para petugas parkir di Salib Kasih. Disini penulis mendapatkan informasi mengenai perparkiran yang ada di Salib Kasih, bagaimana pengelolaannya dan pada siapa mereka harus bertanggung jawab. Dengan semakin seringnya bertemu dengan para petugas parkir, penulis juga akhirnya mendapat suatu keuntungan berupa parkir gratis selama penelitian di lokasi perparkiran Salib Kasih. Universitas Sumatera Utara 30 Tak lengkap rasanya bila tidak mewawancarai para pengunjung yang datang ke Salib Kasih. Para pengunjung juga menjadi informan penting bagi penulis dalam mendapatkan data penelitian di Salib Kasih. Banyaknya pengunjung yang datang menjadi salah satu pendukung dalam mendapatkan informasi. Semakin banyak pengunjung yang datang setiap harinya maka semakin banyak pula informasi yang didapat penulis. Kurang lebih satu bulan penulis melakukan penelitian di Salib Kasih, banyak tanggapan dan pandangan pengunjung baik yang bersifat negative maupun positif terhadap Salib Kasih. Akan tetapi semua itu tentunya berguna bagi penulis dalam menyelesaikan tulisan ini dan semoga saran dan tanggapan yang diberikan para pengunjung menjadi suatu pendorong dalam mengembangkan Salib Kasih kedepannya. Universitas Sumatera Utara 31 BAB II GAMBARAN UMUM WISATA SALIB KASIH

2.1. Letak dan Kondisi Geografis