73 GAMBAR 7.
Para pedagang keliling yang sedang menjajakan daganganya di lokasi Salib kasih.
4.1.2. Bidang Sosial Budaya
Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat pula dari segi budaya. Dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata
maka akan membawa pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata turis dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut
berada. Dari interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan lokal
yang dianut oleh masyarakat tersebut, begitu juga sebaliknya masyarakat yang tinggal di daerah wisata tersebut harus mau menerima para wisatawan. Hal ini
juga terlihat dalam kegiatan wisata yang ada di Salib Kasih. Para wisatawan terlihat nyaman akan keramahan yang ditawarkan oleh para penduduk desa
Universitas Sumatera Utara
74 Simorangkir Julu, oleh sebab itu para wisatawan tidak ragu dalam berinteraksi
dengan masyarakat desa. Seringkali para wisatawan datang kerumah penduduk untuk menanyakan mengenai objek wisata Salib Kasih, bahkan ada juga
wisatawan yang sengaja datang ke rumah masyarakat sekedar untuk mengetahui kebudayaan masyarakat setempat. Seperti yang diungkapkan oleh kepala desa
Simorangkir Julu: “Akka wisatawan na rot u Salib Kasih on olo do mangkatai-
mangkatai dohot akka masyarakat dison. Halaki biasana manukun tentang Salib Kasih. Adong do nanaing mamboto tentang adat ta,
hea muse do wisatawan i naing mancoba manonun ulos , ala penasaran boa do cara manonun. Sude nanaing diboto wisatawan
ta bantu do semampu ta. Masyarakat dison pe dang hea manjalo hepeng tu halaki, asing ni molo wisatawan i manjalo sada barang,
ba wajar ma hami jalo argana. Para wisatawan yang berkunjung ke Salib Kasih ini sering ngobrol-ngobrol dengan masyarakat
disini. Mereka biasanya bertanya tentang Salib Kasih. Bahkan ada juga yang pengen tau adat istiadat kita, pernah juga ada wisatawan
yang ingin mencoba menenun ulos ketika mereka pengen tau cara kerja menenun. Semua hal yang ingin diketahui wisatawan kita
bantu semampu kita. Masyarakat disini juga tidak pernah meminta imbalan akan hal tersebut, terkecuali jika wisatawan itu
menginginkan suatu barang maka wajar kami meminta harganya
”. Keramahan yang diberikan masyarakat desa Simorangkir Julu bisa
menjadi salah satu daya tarik minat wisatawan agar tidak bosan dalam mengunjungi objek wisata Sallib Kasih.
Dampak sosial Salib Kasih juga terlihat dalam hal pengelolaan. Pengelola di Salib Kasih didominasi oleh suku Batak Toba, terutama marga-marga yang
berasal dari daerah Tarutung. Para pengelola, baik itu petugas kantor dan juga para pelaku usaha wisata di Salib Kasih sebagian besar merupakan orang-orang
yang sudah memiliki keterkaitan dengan pengelolaan Salib Kasih sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
75
4.1.3. Lingkungan Hidup