51 kelompok ini akan melihat bagaimana perawatan dan pengelolaan Salib Kasih.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengunjung remaja berikut: “Motivasi saya datang mengunjungi Salib Kasih ini karena saya
pengen tau tentang Salib Kasih, karena jarang-jarang tempat wisata seperti ini yang merupakan wisata rohani kristen. Selain itu saya
juga sekalian ingin refresing”. Berbeda dengan yang diungkapkan oleh pengunjung lainnya, dia memandang
Salib Kasih melalui perawatan dan promosi yang dilakukan pihak pengelola: “kalau menurut saya, Salib Kasih ini kurang promosi, kalau bisa
promosinya harus dimulai di kota yang merupakan ibukota kabupaten, perawatan disini juga masih kurang, kebersihannya
juga kurang terjaga baik itu di ruang-ruang doa sampai dengan toiletnya. Harusnya semua itu harus diperhatikan baik dari pihak
pengelola maupun pengunjung, agar Salib Kasih ini nantinya bisa dikenal banyak orang luar dan menjadi wisata yang Go
internasional”.
Dari pernyataan diatas, terlihat bahwa objek wisata Salib Kasih masih memiliki kekurangan baik dari segi infrastruktur dan juga pengelolaan, namun kekurangan
tersebut bukan menjadi penghalang bagi para pengunjung dalam mengunjungi Salib Kasih.
3.2.3. Pandangan Pengunjung Kelompok Orang Tua
Sebagai salah satu objek wisata yang umum, Salib Kasih juga menjadi tujuan wisata bagi para orang tua. Kelompok orang tua ini pada umumnya
mengunjugi Salib Kasih pada hari-hari libur dan juga hari minggu. Biasanya para orang tua mengunjungi Salib Kasih bersama dengan keluarga mereka. Selain tiket
Universitas Sumatera Utara
52 masuk yang relatif murah, Salib Kasih juga menjadi salah satu sarana dalam
mengurangi kepenatan para orang tua dari pekerjaan sehari-hari. Hal ini juga diunggkapkan oleh pengunjung yang merupakan guru di salah satu SMP di luar
kota Tarutung: “saya mengunjungi Salib Kasih ini karena saya ingin meringankan
beban, saya memang telah sering datang kesini, tapi saya tak pernah bosan, bagi saya datang ke Salib Kasih ini merupakan
pemecahan masalah terakhirlah. Kalau soal infrastruktur Salib Kasih ini juga sudah memadai, harga tiket masuknya juga sudah
murah jika dibandingkan dengan objek-
objek wisata lain”.
Akan tetapi tak sedikit pula pengunjung dalam kelompok ini yang merasa kurang puas akan fasilitas yang ada di Salib Kasih baik itu dari segi perawatan ataupun
kekurangan sarana dan prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh pengunjung yang berasal dari Jakarta:
“saya mengunjungi Salib Kasih ini sekalian pulang kampung, menurut saya Salib Kasih ini sudah bagus, tapi masih kurang
informasinya, harusnya sih harus ada semacam buku panduan untuk menerangkan fasilitas-fasilitas yang ada disini agar kita tidak
bingung untuk apa fasilits ters
ebut dibuat”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengunjung yang merupakan seorang ibu rumah tangga, beliau memberikan tanggapan tentang Salib Kasih yakni:
“kalau menurut saya, Salib Kasih ini kurang ditata, selain itu juga jalan menuju Salib Kasih ini sulit, karena terletak diatas bukit jadi
butuh tenaga ekstra, apalagi bagi orang yang sudah mulai tua pastinya akan sulit mencapai Salib Kasih ini. Informasi yang saya
dapat tentang Salib Kasih ini juga tidak ada, karena saya tidak tau kepada siapa saya bertanya, kalau bisa harusnya ada pemandu
wisata di Salib Kasih ini, karena Salib Kasih ini kan objek wisata rohani kristen yang jarang-
jarang kita jumpai”.
Universitas Sumatera Utara
53 Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat dilihat beberapa kekurangan dan
kelebihan dari objek wisata Salib Kasih. Kekurangan dan kelebihan ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola dalam mengelola Salib Kasih
agar Salib Kasih tetap diminati para wisatawan.
3.3. Kegiatan Pengunjung