BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan maka perkara perceraian yang diterima oleh Pengadilan Agama
Jakarta Selatan dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 14.916 perkara yang diterima dan yang diputus
sebanyak 12.512 perkara.
Tabel 4.1 Perkara Perceraian Yang Diterima dan Diputus Pada Pengadilan Agama
Jakarta Selatan Tahun 2010-2014
Sumber data: Statistik Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Data statistik perkara perceraian di atas adalah perkara cerai talak dan cerai gugat. Adapun rincian perkara cerai talak selama kurun waktu lima
tahun yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terlihat dalam tabel data statistik dibawah ini:
Tahun Diterima
Diputus
2010 2511
2170 2011
2799 2366
2012 2936
2508 2013
3092 2573
2014 3578
2895
Tabel 4.2 Perkara Cerai Talak Yang Diterima dan Diputus Tahun 2010-2014
Tahun Diterima
Diputus 2010
778 666
2011 848
713 2012
858 684
2013 948
737 2014
965 800
Sumber data: Statistik Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Data di atas merupakan data statistik perkara cerai talak yang diterima dan diputus di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. Adapun rincian perkara pertahunnya adalah sebagai berikut:
1. Perkara cerai talak yang masuk pada tahun 2010 adalah sebanyak 778 perkara atau 17.6 dan yang dapat diselesaikan sebanyak 666 perkara atau
18.5. 2. Perkara cerai talak yang masuk pada tahun 2011 adalah sebanyak 848
perkara atau 19.2 dan yang dapat diselesaikan sebanyak 713 perkara atau 19.8.
3. Perkara cerai talak yang masuk pada tahun 2012 adalah sebanyak 858 perkara atau 19.5 dan yang dapat diselesaikan sebanyak 684 perkara atau
19. 4. Perkara cerai talak yang masuk pada tahun 2013 adalah sebanyak 948
perkara atau 21.5 dan yang dapat diselesaikan sebanyak 737 perkara atau 20.4.
5. Perkara cerai talak yang masuk pada tahun 2014 adalah sebanyak 965 perkara atau 22 dan yang dapat diselesaikan sebanyak 800 perkara atau
22.2. Data statistik perkara cerai talak dari bulan Januari sampai dengan
bulan Desember pada tahun 2010 terlihat dalam tabel data statistik dibawah ini:
Tabel 4.3 Perkara Cerai Talak Yang Diterima Bulan Januari-Desember Tahun
2010
Sumber data: Statistik Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Berdasarkan data-data statistik perceraian di atas, diketahui
perbandingan jumlah perkara perceraian yang diterima maupun yang diputus dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
Bulan Diterima
Diputus
Januari 77
60 Februari
72 57
Maret 71
51 April
69 50
Mei 80
69 Juni
66 58
Juli 62
83 Agustus
53 66
September 45
31 Oktober
63 48
November 61
47 Desember
59 46
sebanyak 14.916 perkara yang diterima dan sebanyak 12.512 perkara yang diputus. Jumlah perkara cerai talak dari tahun 2010 berkisar antara 600
sampai dengan 900 perkara yang diterima maupun yang diputus, artinya intensitas perkara yang terjadi dari tahun 2010 sampai dengan 2014
mengalami peningkatan disetiap tahunnya, peningakatan tersebut tidak jauh berbeda. Dengan demikian, dalam kurun waktu lima tahun jumlah perkara
cerai talak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan yang tidak jauh beda. Selanjutnya, data statistik dari bulan
Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2010 menunjukkan perkara cerai talak yang diterima mengalami penurunan.
Perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan khususnya cerai talak, pada umumnya disebabkan oleh faktor:
a. Tidak ada keharmonisan Dari wawancara dengan hakim
1
diketahui informasi bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian adalah tidak ada keharmonisan,
hal tersebut menjadi faktor yang paling dominan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, jika keharmonisan sudah tidak ada lagi maka mudah sekali
percekcokan terjadi diantara mereka. Hal tersebut sejalan dengan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam yaitu antara suami dan isteri terus
menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
1
Wawancara Pribadi dengan Saifuddin. Jakarta, 26 Maret 2015.
b. Ekonomi Ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perselisihan
dan pertengkaran anatar suami isteri. Ketika kebutuhan keuangan dalam rumah tangga tidak terpenuhi, sering kali memicu amarah diantar
keduanya, isteri yang tidak sabar dengan penghasilan suami karena tidak merasa cukup akhirnya terjadi perselisihan.
2
c. Tidak ada tanggung jawab Tidak ada tanggung jawab pada cerai talak di Pengadilan Agama
Jakarta Selatan maksudanya adalah si isteri sudah tidak lagi bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, sudah tidak memenuhi kewajiban-
kewajiban sebagai isteri kepada suami. Hal ini bertentangan dengan Pasal 83 Kompilasi Hukum Islam bahwa kewajiban utama bagi seorang isteri
ialah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.
3
Apabila isteri sudah tidak taat dan patuh kepada suami maka alasan tersebut dapat dijadikan alasan bagi suami
untuk mengajukan permohonan perceraian ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
d. Gangguan pihak ketiga Gangguan pihak ketiga merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara suami isteri. Perceraian karena pihak ketiga ini dikarenakan isteri memiliki laki-laki idaman lain
dan sering meninggalkan rumah dengan hadirnya orang ketiga tersebut.
2
Wawancara Pribadi dengan Mustofa. Jakarta, 26 Maret 2015.
3
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, cet. IV, Jakarta; Kencana, 2010, h. 164.