Hukum Perceraian Konsep Fikih tentang Cerai Talak 1. Macam-macam Perceraian
dengan cerai talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.
27
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 66 ayat 1 menjelaskan bahwa, pengertian cerai talak yaitu “Seorang suami yang
beragama Islam yang akan menceraikan isterinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna penyaksian ikrar talak”.
Dengan demikian, apabila suami hendak mengucapkan ikar talak, ia tidak mengajukan gugatan cerai melainkan mengajukan permohonan izin untuk
mengucapkan ikrar talak.
28
Sedangkan cerai gugat yaitu perceraian suami isteri yang inisiatif perceraiannya itu berasal dari isteri.
29
Dalam UU No. 7 Tahun 1989 Pasal 73 ayat 1, menjelaskan bahwa “Gugatan perceraian diajukan oleh isteri
atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan
tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat”. Pada Kompilasi Hukum Islam KHI Pasal 132 ayat 1 menerangkan bahwa “Gugatan perceraian diajukan
oleh isteri atau kuasanya, pada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya
27
Undang-undang Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Fokusindo Mandiri, 2003, h. 46.
28
A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h. 41.
29
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN JKT, 2006, h. 65.
mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami.”
30
Berdasarkan uraian diatas, bahwasannya suami untuk menyatakan talak kepada isteri harus dilaksankan dihadapan sidang Pengadilan Agama, jika
dilaksanakan diluar sidang maka perceraian cerai talak dianggap tidak sah, masih berstatus suami isteri. Bagi suami isteri yang beragama Islam dalam
melaksanakan proses perceraian untuk memeriksa dan mengadili menjadi kewenangan Pengadilan Agama. Sedangkan unt[uk suami isteri yang melakukan
perkawinan berdasarkan selain agama Islam dan perkawinannya dicatat di Kantor Catatan Sipil maka yang berwenang adalah Pengadilan Negeri.
Cerai talak dan cerai gugat apabila dilihat dari segi perbedaanya maka diketahui bahwa cerai talak adalah permohonan cerai yang diajukan oleh suami,
suami sebagai Permohon dan Isteri sebagai Termohon. Sedangkan cerai gugat adalah gugatan yang inisiatifnya berasal dari isteri, isteri sebagai Penggugat dan
suami sebagai Tergugat.
30
Undang-undang Kompilasi Hukum Islam, h. 50.