Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksana Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam. Dalam hukum Islam ada beberapa syarat bagi seseorang yang menalak, di antaranya: 1 Baligh, 2 Berakal Sehat, 3 Atas Kehendak sendiri, 4 Betul-betul bermaksud menjatuhkan talak. Talak seseorang yang sedang marah dianggap sah manakala terbukti bahwa dia memang mempunyai maksud menjatuhkan talak. Sementara, Imamiyah menukil hadits dari Ahlilbait yang mengatakan bahwa tidak dianggap jatuh suatu talak kecuali bagi orang yang memang bermaksud menjatuhkan talak dan tidak ada talak kecuali disertai niat. Adapun pengarang kitab Al-Jawahir mengatakan bahwa kalau seseorang telah menjatuhkan talak dan sesudah mengucapkan talaknya itu dia mengatakan “saya tidak bermaksud menjatuhkan talak”, maka pernytaannya ini diterima sepanjang si istri masih dalam masa ‘iddah. Sebab, yang demikian itu merupakan informasi tentang niatnya yang tidak bisa diketahui siapa pun kecuali melalui pemberitahuannya sendiri. 10 Persoalan cerai talak dapat dipahami mengingat banyaknya perkara yang masuk di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan minimnya ketersediaan waktu pada persidangan membuat para hakim kurang efesien dalam memutuskan perkara cerai talak, dan lebih mengacu pada peraturan perudang-undangan saja. Sehingga, membuat keberadaan kitab fiqih menjadi semakin terbelakang. Peradilan menurut istilah ahli fiqih, adalah 1 lembaga hukum, dimana seseorang yang beragama Islam dapat mengajukan permohonan keadilan 2 perkataan yang harus dituruti yang diucapkan oleh seseorang yang mempunyai wilayah umum atau menerangkan hukum agama atas dasar harus mengikutinya. Dari pengertian tersebut membawa kesimpulan bahwa 10 Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, cet. XXVI, Jakarta: Lentera, 2010, h. 441-442. tugas peradilan berarti menampakkan hukum agama, tidak tepat bila dikatakan menetapkan sesuatu hukum. karena hukum itu sebenarnya telah ada dalam hal yang dihadapi hakim, dimana hukum Islam itu syariat telah ada sebelum manusia ada. Sedang hukum umum baru ada setelah manusia ada. Sedangkan hakim dalam hal ini hanya menerapkan hukum yang sudah ada dalam kehidupan, bukan menetapkan sesuatu yang belum ada. 11 Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu lembaga peradilan, mempunyai wewenang untuk menerima, mengadili dan menyelesaikan perkara perdata tertentu tingkat pertama bagi masyarakat Jakarta Selatan yang beragama Islam, diantaranya perkara permohonan cerai talak. Berdasarkan penelitian awal yang penyusun lakukan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, diketahui bahwa umumnya dari putusan cerai talak tahun 2010 dalam pertimbangan hukum yang dilakukan oleh hakim mengacu pada: Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun `1975 dan Kompilasi Hukum Islam KHI. Namun, penulis belum melihat eksistensi kitab-kitab fikih dalam putusan cerai talak di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sehingga penulis tertarik pada tema “EKSISTENSI KITAB FIKIH DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2010”. 11 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama Di Indonesia dalam Rentang Sejarah dan Pasang Surut, Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 3.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Sejumlah Peraturan Perundang-undangan tentang perkawinan dijadikan rujukan oleh hakim dalam pertimbangan hukum pada perkara cerai talak. Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini, penulis memfokuskan dan membatasi pada salinan putusan cerai talak di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2010 dengan jumlah putusan sebanyak 549 perkara cerai talak. Pengambilan sampel 10 dari jumlah salinan putusan dan dilakukan secara acak, sehingga jumlah putusan yang diteliti sejumlah 50 putusan. Adapun yang dimaksud dengan kitab fikih klasik adalah kitab asli hasil ijtihad para ulama yang salah satu pembahasannya tentang masalah- masalah perkawinan, seperti: kitab Al-Mahalli dengan karangan Imam Jalaluddin al Mahalli, kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh karangan Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, kitab Fiqh as-Sunnah karangan as-Sayyid Sabiq, kitab Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusyd, kitab Fathul Baari karangan Ibnu Hajar Al-Asqalani dan kitab Kifayatul Akhyar karangan Al- Imam Taqiyuddin Abu Bakar AlHusaini.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana posisi kitab fikih dalam pertimbangan hukum pada putusan cerai talak di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2010?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui posisi kitab fikih dalam pertimbangan hukum pada putusan cerai talak di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2010. Sementara manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan hukum keluarga dalam masalah perceraian pada masyarakat luas. 2. Secara praktisi, a diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta dan khusunya bagi mahasiswa Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah sserta masyarakat luas lainnya. b penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi hukum terutama di lingkungan Pengadilan Agama dan juga pihak- pihak yang berminat terhadap masalah-masalah perceraian.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis perlu melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian ini karena dengan melakukan review studi terdahulu dapat menghindarkan penulis dari tuduhan duplikasi dan penjiplakan. Adapun review studi yang mirip dengan fokus penelitian adalah: No. Penulis dan Judul Isi Perbedaan 1. Moch. Fahmi Firmansyah, Eksistensi Peradilan Skripsi ini membahas bahwa sistem penyelenggaraan Skripsi ini mengangkat Agama Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93PUU-X2012, SAS, 2013. kekuasaan kehakiman di Indonesia saat ini tidak lagi dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada dibawahnya. permasalahan tentang bagaimana eksistensi kitab fikih dalam pertimbangan hukum perkara cerai talak. 2. Miftahul Arwani, Pertimbangan Hakim dalam memutuskan Perceraian Karena Perselingkuhan Studi terhadap putusan di Pengadilan Agama Ponorogo tahun 2007, SAS, 2008. Skripsi ini membahas tentang hakim dalam pemerikasaan suatu perkara juga memerlukan adanya pembuktian, dimana hasil dari pembuktian itu akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memutus perkara karena pembuktian merupakan tahapan yang penting dalam pemeriksaan di Persidangan. Skripsi ini membahas dasar pertimbangan yang digunakan hakim dalam pertimbangan hukum pada perkara cerai talak yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Asmiroh, Pelaksanaan Pasal 41C Undang- undang No. 1 Tahun 1974 Oleh Hakim Terhadap Perkara Cerai Talak di Skripsi ini mengenai ketidakkonsistenan hakim di Pengadilan Agama Bantul dalam melaksanakan Pasal 41 c Undang-undang Nomor 1 Dalam pertimbangan hukum pada perkara cerai talak yang dilakukan oleh hakim juga Pengadilan Agama Bantul Tahun 2010, SAS, 2002. Tahun 1974 menggunakan asas keadilan.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran atau menguji pengetahuan penulis dalam melakukan pendalaman secara kritis dan bijaksana. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 12 Dalam pengumpulan bahan atau data penyusunan skripsi ini agar menemukan suatu kebenaran yang objektif, penulis menggunakan metode penelitian ilmiah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis sosiologis. Penelitian yuridis sosiologis adalah suatu penelitian yang didasarkan pada suatu ketentuan hukum dan fenomena atau kejadian yang terjadi di lapangan. 13 Sehingga dapat menggambarkan secara mendalam terhadap masalah yang diteliti 14 dengan melakukan metode kualitatif, seperti observasi dimana peneliti mengumpulkan data dengan 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, cet. XV, Bandung: CV Alfabeta, 2012, h. 2. 13 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo, 2001, h. 26. 14 Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, t.t.,: t.p., t.th, h. 27. cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan data-data di tempat penelitian. 15 Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif, yakni bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dilingkungan yang akan diteliti, 16 hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang baik, jelas dan dapat memaparkan hasil-hasil penelitian yang bersumber dari dokumen tertulis berupa putusan serta hasil wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap, dan persepsi Hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam mengambil rujukan pada putusan cerai talak.

2. Sumber Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Sumber data yang penulis gunakan terbagi dalam tiga bagian yaitu: a. Data primer Data primer ini berupa salinan putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara cerai talak tahun 2010. b. Data sekunder Data ini didapat dari hasil penelitian lapangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang tidak hanya mengadakan penelitian langsung melalui wawancara dengan salah satu Hakim yang bertugas di 15 Syamsudin dan Vismala S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 73. 16 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 174.

Dokumen yang terkait

Efektifitas hakim mediasi dalam menyelesaikan perkara perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1 21 100

Putusan Pengadilan Agama Kota Tangerang dalam perkara cerai talak dengan alasan isteri mafqud

7 109 72

Penerapan maslahah mursalah dalam Khi dan pengaruhnya terhadap Putusan Hakim: studi kasus Putusan Cerai gugat karena suami poligami di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2007

4 52 117

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PERKARA PERCERAIAN (Studi Kasus Putusan Nomor Register Perkara 1055Pdt.G2009PA. Kra di Pengadilan Agama Karanganyar)

0 8 87

HAK EX OFFICIO HAKIM TENTANG NAFKAH MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA.

3 12 75

PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM TENTANG AKIBAT HUKUM CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 146

PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH OLEH HAKIM PADA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA (Studi Putusan Cerai Talak Tahun 2017) - Test Repository

0 1 229

Kaidah Hukum Islam dalam Pertimbangan Hukum Putusan Hakim ( Studi Kasus Perkara Cerai Gugat Tahun 2017 di Pengadilan Agama Kelas 1 A Makassar) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 136

Tinjauan KHI dan PP No. 10 tahun 1983 terhadap pertimbangan hakim tentang hak-hak istri dalam perkara cerai talak di pengadilan agama Pacitan tahun 2016. - Electronic theses of IAIN Ponorogo

0 0 104

ANALISIS PERKARA DALAM PUTUSAN NOMOR 0022Pdt.G2014PA.Mn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA KOTA MADIUN SKRIPSI

0 1 75