Pengertian Disiplin Beiajar Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi
Dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin secara umum adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu
yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan kata kedua yakni belajar menurut Slameto, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan sikap tingkah laku yang baru secara keselurahan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
20
Sedangkan belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang
tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar
mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.
21
Menurut James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai prses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
22
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
23
Pendapat lain dari Skinner, seperti yang dikutip Barlow 1985 dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar
adalah . . .a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila ia diberi penguat reinforcer.
24
Secara umum dapat kita simpulkan disiplin belajar adalah sikap taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang
20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rieneka Cipta:2012, h. 2
21
Syaiful bahri Djamarah, Psiklogi Belajar, Jakarta: PT Rieneka Cipta, edisi 2, 2011, h. 12
22
Ibid, h. 12
23
Ibid, h. 13
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke-15, 2010, h. 88
menjadi tanggung jawabnya untuk beradaptasi memperoleh perubahan wawasan dan tingkah laku dari pengalaman disiplinnya.
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa:
1. Belajar pada akhir semester 2. Belajar tidak teratur
3. Menyia-nyiakan kesempatan belajar 4. Bersekolah hanya untuk bergengsi
5. Datang terlambat bergaya pemimpin 6. Bergaya jantan seperti merokok
7. Menggurui teman, dan 8. Bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.
25
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil, dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar
tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
26
Suatu pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian” dan berbagai petunjuk tokoh teladan, dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar.
Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa.
27
Dari beberapa definisi disiplin di atas, berarti disiplin harus terdiri dari unsur- unsur disiplin sebagai berikut.
1. Mengikuti atau menaati peratuan, nilai dan hukum yang berlaku 2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri
bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan, dan dorongan dari luar dirinya.
3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dna membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan,
25
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, h. 246
26
Ibid, h. 246
27
Ibid, h. 246-247
4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku,
5. Peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
28
Sedangkan menurut Tulus Tuu, ada empat faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu:
1. Kesadaran diri 2. Pengikutan dan ketaatan
3. Alat Pendidikan 4. Hukuman
29
Menurut Suharsimi Arikunto, disiplin belajar ditunjukkan dengan tiga perilaku, yaitu perilaku kedisiplinan di dalam kelas, perilaku kedisiplinan di luar kelas, di
lingkungan sekolah dan perilaku kedisiplinan di rumah.
30
Dalam membentuk kedisiplinan siswa harus komprehensif kegiatan yang dilakukan siswa, baik di rumah,
di kelas dan di sekolah. Tidak mudah mernang, namun kedisiplinan dapat terbentuk dengan bantuan sikap dan perilaku yang menunjang kedisiplinan belajar, seperti
sebagai berikut: 1. Menaati tata tertib sekolah
2. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas 3. Disiplin dalam menepati jadwal belajar
4. Belajar secara teratur Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan
kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak
bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan. Dari uraian panjang lebar di atas, telah menunjukkan bahwa disiplin belajar itu
sangat penting karena alasan berikut: 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah atau rumah, pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
28
Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 35
29
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 49
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1990, h. 24
2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang
tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orangtua senantiasa berharap di sekolah, anak-anak dibiasakan dengan norma-
norma. nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian. anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin,
4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.
31