Latar Belakang Masalah Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi
moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan.
4
Dalam situasi belajar dalam pendidikan kita tak bisa melupakan proses perkembangan siswa itu sendiri. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh
individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindak
mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar.
5
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa.
Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan siswa.
6
Sedangkan dalam Undang-Undang NO. 20 tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menegaskan bahwa:
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
7
Berdasarkan undang-undang di atas bidang pendidikan akan terus tetap menjadi prioritas, peran sekolah menjadi yang utama. Untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi, maka siswa di sekolah harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Hal ini tentu akan didapat ketika siswa menjalaninya dengan penuh sikap
disiplin.
4
Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bandung: Citra Umbara, 2003.
5
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran…, h. 5
6
Ibid, h. 23
7
Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bandung: Citra Umbara, 2003
Menurut Syaiful Bahri Djamarah disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib itu bukan buatan
binatang, melainkan buatan manusia sebagai pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.
8
Disiplin belajar terdiri dari 2 dua kata, yaitu disiplin dan belajar. Berikut pengertian tentang disiplin. Disiplin adalah seseorang yang belajar secara
sukarela mengikuti pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih berguna. Seseorang
yang disiplin berarti tingkah laku dan keputusannya dilakukan secara sadar dan rela, sesuatu yang memungkinkan dapat menjadikan dirinya sebagai orang yang taat pada
peraturan yang berlaku.
9
Sedangkan prestasi belajar sendiri diartikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
10
Jika dilihat dari teori dan keterangan di atas, kita dapat melihat adanya indikasi pengaruh dari dari disiplin belajar terhadap prestasi belajar.
Dalam perkembangan dunia modern seperti sekarang ini, dunia dihadapkan pada berbagai macam permasalahn aktual. Kehidupan modern yang ditandai dengan
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, membawa dampak corak kebudayaan manusia dan telah mengakibatkan timbulnya berbagai krisis, antara lain
meliputi perubahan, pembentukan nilai-nilai dan padangan hidup. Melihat pada sejarah puncak kemajuan ilmu dan kebudayaan Islam, sebagai
akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran Islam dengan unsure-unsur yang berasal dari luar. Kemudian potensi pembawaan Islam tidak merasa cukup hanya
menerima pengaruh dari luar saja, tetapi bahkan kemudian mengembangkannya lebih jauh, sehingga Nampak adanya unsur-unsur Islami yang dominan. Akhirnya
8
Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.17
9
Sanjaya Yasin, Pengertian Disiplin Belajar Siswa, httpsarjanaku.com201012kedisiplinan- belajar-siswa.html, diakses tanggal 10 september 2013.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi Ketiga, 2005, h. 895
berkembanglah berbagai bidang ilmu pengetahuan.
11
Sejalan dengan itu juga bermunculan lembaga-lembaga formal dan sistem pendidikan yang ada pada sekarang
ini yang sering kita sebut pondok pesantren. Pendidikan di Pondok Pesantren dikatakan bersifat spesifik karena pada
umumnya pendidikan tersebut lebih banyak mendalami satu bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian seorang kiyai sekalipun ditambahkan pengetahuan lain yang
bersifat sekunder, tetapi tidak menghilangkan ciri pendalaman ilmu pada pondok pesantren.
Pondok pesantren Al-Hanifiyyah Jatiluhur Jati Asih Kota Bekasi adalah sebuah lembaga keagamaan yang bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan pengajaran
yang bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, pendidikan kepada Tuhan Yang Maha Esa tujuan ini sejalan dengan kebijakan-kebijakan
pendidikan pemerintah Indonesia yang dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
Jika dalam Undang-Undang di atas dicermati tampak bahwa Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah Jatiluhur, Jati Asih Kota Bekasi sebagai lembaga pendidikan Islam
telah menepatkan dirinya sebagai bagian dari pendidikan Nasional. Penyelenggaraan sistem pendidikan Nasional bangsa Indonesia yang
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 sehari setelah itu, pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI
menetapkan UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara. Apabila Anda mengkaji alinea ke empat Pembukaan UUD 1945, disana tersurat dan tersirat cita-cita Nasional di bidang
pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
12
Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya sebenarnya pondok pesantren berdasarkan sejarah awalnya termasuk kedalam kategori pendidikan non formal.
13
tapi dengan seiring berjalannya waktu pada awal abad ke 20 masehi berdirilah Madrasah
Islamiyah yang bersifat formal.
14
Banyak para pemimpin umat dulu berasal dari
11
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara 2010, h. 106
12
Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, h. 207.
13
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, h. 192
14
Ibid, hal. 192
Pondok Pesantren dan setelah Indonesia merdeka Pondok Pesantren mendapat perhatian dari semua pihak. Bahkan dalam rangka mencari suatu sistem Pendidikan
Nasional, Pondok Pesantren kadang-kadang muncul sebagai salah satu alternatif, seirama dengan tuntutan perkembangan zaman. Pihak Pondok Pesantren telah berusaha
mencari alternatif-alternatif baru untuk memajukan dan mengembangkannya. Dari titik pandang ini maka Pesantren berangkat secara kelembagaan maupun inspiratif memilih
model yang dirasakan mendukung penuh tujuan dan hakekat pendidikan manusia itu sendiri, yaitu membentuk manusia yang sejati punya kualitas moral dan intelektual.
Peranan Pondok Pesantren yang disebutkan di atas mempunyai fungsi ganda, peranan tersebut mengambil bentuk yang bermacam-macam, diantaranya pesantren
sebagai pengembangan masyarakat dengan melalui pembentukan jaringan komunikasi dengan pihak luar, baik melalui kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lainnya.
Peran tersebut sebagai wujud ideal baik secara normativ maupun historis, yaitu pesantren mengembalikan dirinya sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
masyarakat, sedang sistem pendidikan yang diterapkan di pesantren secara tidak langsung dapat mempengaruhi sikap dan pandangan santri pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti sebuah penelitian dengan memilih judul “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Pondok
Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi”.