Pemaknaan Temuan Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

2,844 t tabel 2,028. Artinya, Ho ditolak dan Ha diterima yaitu Model Quantum Teaching efektif terhadap hasil belajar IPS. Hasil uji t untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dilihat pada kolom t-test for Equality of Means dengan nilai Sig. 2- tailed 0,05 yaitu 0,007. Berdasarkan hipotesis penelitian, jika nilai Sig. 2- tailed 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS materi “Perkembangan T eknologi” pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

4.6.1 Pemaknaan Temuan Penelitian

Pembelajaran kelas eksperimen RPP terlampir, proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model Quantum Teaching sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan metode maupun model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru kelasnya. Pertemuan pertama pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2016 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2. Pada pembelajaran pertama di kelas eksperimen menggunakan model Quantum Teaching siswa terlihat masih belum terbiasa, terbukti dengan siswa masih belum berani untuk menyampaikan pendapat maupun tanggapan dan beberapa ada yang berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi. Pada saat diskusi kelompok dan pemaparan hasil diskusi suasana kelas sudah mulai kondusif dikarenakan siswa berani untuk memberikan pendapat pada kelompok masing-masing, siswa juga lebih termotivasi dengan pemberian reward. Hasil tes formatif menunjukkan rata-rata pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama adalah 77 dengan persentase ketuntasan 85. Sedangkan pada hasil pengamatan aktivitas siswa terdapat 22 deskriptor dengan persentase 78,5 dan kategori sangat baik. Pada pertemuan pertama pembelajaran berjalan sesuai dengan sintak model Quantum Teaching yaitu TANDUR, mulai dari tahap tumbuhkan sampai rayakan berjalan dengan baik. Pertemuan kedua pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2016 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 setelah istirahat. Pada pertemuan kedua siswa terlihat sudah terbiasa dengan penggunaan model Quantum Teaching terbukti dengan siswa sudah berani untuk memberikan pendapat dan pertanyaan ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Pada saat diskusi kelompok serta pemaparan hasil diskusi siswa terlihat sudah lebih aktif dari pertemuan sebelumnya. Hasil tes formatif pada pertemuan kedua menunjukkan rata-rata 80 dengan persentase ketuntasan 90. Sedangkan pada hasil pengamatan aktivitas siswa terdapat 28 deskriptor dengan persentase 100 dan kategori sangat baik. Berdasarkan pertemuan pertama dan kedua pada pembelajaran di kelas eksperimen menunjukkan perbedaan hasil tes formatif yaitu pada pertemuan pertama rata-rata 77 dengan persentase ketuntasan 85, sedangkan pada pertemuan kedua rata-ratanya adalah 80 dengan persentase ketuntasan 90. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan rata-rata dari 77 menjadi 80 dan presentase ketuntasan dari 85 menjadi 90. Begitu juga pengamatan aktivitas siswa yang mengalami peningkatan deskriptor dari 22 menjadi 28 dan peningkatan persentase dari 78,5 menjadi 100. Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2016 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 setelah istirahat. Pada pertemuan pertama di kelas kontrol tidak menggunakan perlakuan seperti halnya pertemuan pada kelas eksperimen akan tetapi menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru yaitu metode ceramah bervariasi. Ketika proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. Pada pertemuan pertama kelas kontrol tidak adanya pembentukan kelompok dan diskusi. Hasil tes formatif pada pertemuan pertama di kelas kontrol menunjukkan rata-rata 74,4 dengan persentase ketuntasan 83,3. Sedangkan pada hasil pengamatan aktivitas siswa terdapat 10 deskriptor dengan persentase 35,7 dan kategori kurang. Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2016 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 setelah istirahat. Pada pertemuan kedua pembelajaran terlihat sama dengan pertemuan sebelumnya, siswa terlihat sudah terbiasa dengan metode yang digunakan oleh guru dan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hasil tes formatif pada pertemuan kedua menunjukkan rata-rata 78,9 dengan persentase ketuntasan 88,9. Sedangkan pada hasil pengamatan aktivitas siswa terdapat 13 deskriptor dengan persentase 46,4 dan kategori cukup. Berdasarkan pertemuan pertama dan kedua pada pembelajaran di kelas kontrol menunjukkan perbedaan hasil tes formatif. Dari hasil tes formatif kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas kontrol pada pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan rata-rata dari 74,4 menjadi 78,9 dan presentase ketuntasan dari 83,3 menjadi 88,9. Begitu juga pengamatan aktivitas siswa yang mengalami peningkatan deskriptor dari 10 menjadi 13 dan peningkatan persentase dari 35,7 menjadi 46,4. Dilihat dari hasil tes formatif maupun pengamatan aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol kedua kelas tersebut sama-sama mengalami peningkatan hasil dari pertemuan pertama dan kedua. Rata-rata hasil tes formatif pertemuan pertama dan kedua pada kelas eksperimen adalah 78,5, sedangkan rata- rata tes formatif pertemuan pertama dan kedua pada kelas kontrol yaitu 76,6. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Quantum teaching lebih efektif daripada metode konvensional atau metode yang biasa digunakan oleh guru.

4.6.2 Pembahasan Hasil Penelitian