mengamati jalannya proses pembelajaran dengan memberikan checklist pada lembar observasi. Setelah perlakuan guru selalu meminta konfirmasi tentang
langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah disiplin waktu. Dengan ini peneliti menegaskan bahwa langkah-langkah
pembelajaran yang ada sudah terlaksana secara keseluruhan. Lembar observasi dari kelas eksperimen terdapat di Lampiran 5.
4.2.2 Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa
Pengamatan pada aktivitas belajar siswa sesuai dengan lembar observasi aktivitas belajar siswa pada lampiran 6. Observasi dilakukan saat awal
pembelajaran sampai pembelajaran selesai di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Observasi dilakukan oleh observer
dengan memberikan tanda √ checklist pada lembar observasi sesuai dengan apa yang terjadi di kelas. Pada kegiatan ini
peneliti juga menulis hal-hal yang terjadi selama pembelajaran di kelas pada catatan lapangan.
Dalam lembar observasi terdapat 7 indikator pengamatan yang diamati dengan masing-masing 4 deskriptor, sehingga skor maksimal adalah 28 dan skor
minimalnya adalah 7. Kriteria skor aktivitas belajar siswa diantaranya “sangat
baik, baik, cukup, dan kurang”. Tabel berikut adalah tabel kriteria nilai aktivitas siswa yang telah dilakukan perhitungan sebagaimana terlihat pada lampiran 6
sehingga didapatkan interval sebesar 5.
Tabel 4.2 Kriteria Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kriteria
Ketuntasan Kategori
Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
22 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik A
Berhasil 17 ≤ skor 22
Baik B Berhasil
12 ≤ skor 17
Cukup C Tidak berhasil
7 ≤ skor 12 Kurang D
Tidak berhasil
Data hasil pengamatan lembar observasi aktivitas belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas belajar Siswa No
Indikator Pengamatan Aktivitas Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pertemuan
I II
I II
Deskriptor Cek
1 Kesiapan siswa sebelum mengikuti
pembelajaran 2
3 4
4 2
Keantusiasan siswa dalam menanggapi apersepsi yang disampaikan guru
1 2
3 4
3 Guru menampilkan gambar untuk
menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa Tumbuhkan
1 2
3 4
4 Siswa bersama guru melakukan tanya
jawab tentang materi yang disampaikan dengan mengaitkan kehidupan sehari-
hari Alami 2
2 3
4
5 Siswa berkelompok untuk
mendiskusikan lembar kerja kelompok dan perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain
menanggapi Demonstrasikan 3
4
6 Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran Ulangi 2
2 3
4 7
Mengerjakan soal evaluasi 2
2 3
4
Jumlah
10 13
22 28
Persentase 35,7 46,4
78,5 100
Kategori D
C A
A Diadaptasi dari Dierich dalam Hamalik, 2012: 172
Dalam tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa, pada kelas kontrol di pertemuan pertama berjumlah 10 diskriptor dengan kategori D kurang, dan di
pertemuan kedua berjumlah 13 diskriptor dengan kategori C cukup. Sedangkan pada kelas ekperimen, di pertemuan pertama berjumlah 22 diskriptor dengan
kategori A sangat baik, dan di pertemuan kedua berjumlah 28 dengan kategori A sangat baik.
Pada indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, di kelas kontrol dan di kelas ekperimen melakukan kegiatan seperti biasanya diantaranya
datang 5 menit sebelum pelajaran dimulai, siswa duduk di tempat masing-masing serta menyiapkan buku dan alat tulis.
Pertemuan pertama di kelas kontrol, pada saat guru melakukan apersepsi bertanya tentang pernahkah siswa melihat petani menggunakan teknologi
produksi sederhana sebagian besar siswa merasa kebingungan sehingga guru mengganti menjadi teknologi komunikasi sederhana dan modern yang digunakan
sehari. Dalam kegiatan apersepsi tersebut siswa belum berani mengutarakan pendapat karena takut salah. Pada pertemuan kedua, siswa sudah mampu
mengeluarkan pendapat sesuai dengan pertanyaan guru kemudian mengaitkanya dengan contoh nyata di kehidupan sehari-hari sehingga indikator menanggapi
apersepsi meningkat. Indikator pengamatan pada poin 5 tidak dilakukan di kelas kontrol sehingga indikator ini nihil 0.
Pertemuan pertama di kelas eksperimen, pada saat guru melakukan apersepsi siswa lebih cepat memahami dan memberi tanggapan karena guru memberikan
apersepsi yang mudah dipahami oleh siswa akan tetapi masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang memperhatikan. Tetapi pada indikator 3 yaitu perhatian siswa
ketika guru menyajikan materi pada pertemuan ini belum maksimal karena ada siswa yang masih belum memperhatikan dan berbicara dengan teman
sebangkunya. Pada pertemuan kedua seluruh indikator meningkat pesat karena siswa sudah paham alur pembelajaran dan kelompok belajar mereka meskipun ada
sedikit insiden yang melibatkan guru dan 2 siswa yang sering membuat gaduh tetapi pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, perbedaan yang paling menonjol antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah pada indikator ke-5, dikarenakan pada
indikator ke-5 merupakan indikator aktivitas siswa untuk model pembelajaran Quantum Teaching. Berikut ini adalah diagram hasil observasi aktivitas belajar
siswa di kelas kontrol dan eksperimen.
Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan diagram diatas diketahui terdapat 28 diskriptor pengamatan. Selisih jumlah diskriptor yang diperoleh antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada pertemuan pertama terdapat 10 deskriptor, pada pertemuan kedua terdapat 13 deskriptor. Persentase ketercapaian pada kelas kontrol di
pertemuan pertama 35,75 dan di pertemuan kedua meningkat 10,65 menjadi 46,4. Sedangkan untuk kelas eksperimen pada pertemuan pertama
persentasenya mencapai 78,5 dan di pertemuan kedua meningkat 21,5 menjadi 100.
Berdasarkan data tersebut aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada aktivitas siswa di kelas kontrol.
4.2.3 Data Hasil Belajar