Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi, sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Siswa dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku siswa mengalami suatu peningkatan yang baik. Hasil belajar siswa digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran tercapai maka dapat dikatakan pembelajaran sudah berhasil diterapkan.

2.1.4 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

2.1.4.1 Hakikat IPS IPS disebut sebagai bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena mempelajari keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya Rudy G, 2013:38. Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya serta manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya Hidayati, dkk. 2008:1.19. Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli, Sumantri 2001 dalam Hidayati, dkk 2008:1.3 IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu sendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam momenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial social scienes, maupun ilmu pendidikan. Social Science Education SSEC dan National Council for Social Studies NCSS dalam Rudy G 2013:17 menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Menurut Mulyono Tj. 1980 dalam Hidayati, dkk 2008:1.7 IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi social, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini dipertegas oleh Saidiharjo 1996 dalam Hidayati, dkk 2008:1.7 bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Sependapat dengan Saidiharjo, Rudy G 2013:17 menyatakan bahwa IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hokum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Menurut Hidayati 2008:1.31 menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari ilmu-ilmu social dimana kajian IPS adalah manusia dan lingkungan fisik, sosial dan budaya serta materinya digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Somantri 2001 dalam Sapriya, 2015:11 berpendapat bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan. Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa IPS adalah suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu sendiri dan merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dengan kajiannya yaitu manusia dan lingkungan srta materi yang digali merupakan segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. 2.1.4.2 Tujuan IPS Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah, pendidikan dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya Hidayati, dkk., 2008:1.23. Tujuan IPS Menurut kurikulum 2004 dalam Rudy G, 2013:18 yaitu: 1 Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis; 2 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social; 3 Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. Sapriya 2015:194-195 berpendapat bahwa tujuan mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut: 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social; 3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan global. Sejalan dengan tujuan di atas, tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja 2006 dalam Hidayati, dkk., 2008:1.24 adalah “membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan Oemar Hamalik 1992 dalam Rudy G, 2013:18 merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa yaitu; 1 pengetahuan dan pemahaman; 2 sikap hidup belajar; 3 nilai-nilai social dan sikap; 4 keterampilan. Numan Sumantri 2001 dalam Rudy G, 2013:19 menyatakan bahwa Pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu; Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan; sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu-ilmu social; sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif. Berdasarkan pendapat para ahli disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan IPS meliputi: 1 Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis; 2 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social; 3 Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social; 4 Membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara; 5 Memberikan penguatan kepada siswa dalam hubungannya dengan pengetahuan dan pemahaman, sikap hidup belajar, nilai- nilai sosial dan sikap, dan keterampilan.

2.1.5 Pembelajaran IPS di SD