Gambaran Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Data

Berdasarkan data homogenitas populasi, kedua kelas tersebut bersifat homogen sehingga tidak ada ketimpangan sosial. Artinya data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama serta siswa berprestasi dan kurang berprestasi menyebar diantara kedua kelas tersebut sehingga tidak terdapat kelas unggulan maupun kelas non-unggulan. Dalam pembelajaran kedua kelas terbiasa menggunakan metode ceramah yang dipadukan dengan tanya jawab, penugasan, diskusi dengan teman sebangku. Metode ceramah mempunyai banyak kekurangan diantaranya membuat siswa pasif berpartisipasi, membuat siswa jenuh dan mudah kehilangan konsentrasi saat guru sedang menjelaskan. Dengan ini peneliti menerapkan model Quantum Teaching pada materi Perkembangan Teknologi agar keaktifan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SD Gugus RA Kartini Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Dalam mencari pengaruh diperlukan kelompok kontrol yang berfungsi sebagai pembanding dengan menerapkan metode ceramah bervariasi. Pelaksana kegiatan penelitian adalah guru kelas. Alasan guru kelas sebagai pelaksana karena dalam penelitian ini diharapkan guru kelas dapat mengambil manfaat dan pengalaman penerapan model Quantum Teaching khususnya bagi kelas IV SDN Tayuwetan 03 yang kelasnya digunakan sebagai kelas eksperimen. Sedangkan untuk peneliti berkedudukan sebagai observerpengamat pada kelas IV SDN Tayuwetan 03 dan SDN Sambiroto 02 ketika guru kelas melaksanakan perlakuan. Peneliti bersama kedua guru kelas yang bertindak sebagai pelaksana penelitian mengatur penelitian agar dapat menciptakan kolaborasi yang baik. Untuk memaksimalkan persiapan dan penelitian peneliti beserta kolabolator menetapkan jadwal penelitian dengan waktu jeda sehari antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga pelaksanaan penelitian dilakukan bersalang-seling dengan hari yang berurutan. Berdasarkan data tersebut, pretest dan posttest diadakan diluar waktu penelitian agar siswa tidak terbebani karena sesudah pembelajaran dilakukan evaluasi. Pertemuan pertama, pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas eksperimen pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2 sedangkan pada kelas kontrol pada jam ke-4 dan ke-5 setelah istirahat. Keesokan harinya, kegiatan penelitian dilanjutkan ke kelas eksperimen pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 setelah istrirahat dengan waktu 35 menit setiap jam pelajarannya. Setelah penelitian kegiatan pembelajaran di kelas berlanjut seperti biasa. Kegiatan penelitian selanjutnya dilaksanakan pada hari berikutnya di kelas kontrol pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 tepatnya setelah istirahat pertama. Perlakuan pertama pada kelas eksperimen, setelah bel masuk berbunyi siswa langsung duduk rapi di tempatnya masing-masing. Kemudian guru menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan model Quantum Teaching, saat guru menjelaskan ada 4 siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya masing- masing. Pada saat pembentukan kelompok suasana sangat kondusif dikarenakan sudah terbiasa dalam pembentukan kelompok, begitu juga ketika siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Siswa membagi tugas kelompok masing-masing dengan baik. Saat menerima reward siswa terlihat senang. Pada kelas kontrol, pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Saat guru menjelaskan materi, beberapa siswa berbicara dengan teman sebangkunya, bermain kursi, dan meletakan kepalanya dimeja sehingga guru berulang kali mengingatkan siswa agar tidak gaduh. Tetapi saat materi memasuki contoh-contoh teknologi produksi dan komunikasi siswa mulai bersemangat untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada kegiatan penutup tidak ada siswa yang bertanya kepada guru sehingga guru memutuskan untuk memulai evaluasi pembelajaran. Pada perlakuan kedua di kelas ekperimen, siswa terlihat lebih memahami dan antusisas dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat bersemanagat ketika bersama- sama menyanyikan lagu “Naik Kereta Api”. Akan tetapi pada saat pembentukan kelompok ada 2 anak yang tidak memperhatikan perintah dari guru yang membuat kedua siswa kebingungan ketika mencari kelompoknya. Kedua siswa tersebut mendapat teguran dari guru dan dibantu untuk menemukan kelompoknya. Pada pertemuan kedua ini siswa sangat antusias sekali, terbukti dari pemaparan hasil diskusi kelompok banyak siswa dari berbagai kelompok memberikan pendapat lain dari yang di paparkan oleh kelompok yang maju. Pada kelas kontrol, di awal pembelajaran terjadi beberapa kegaduhan karena siswa tidak duduk di tempatnya masing-masing, selain itu ada siswi yang bertengkar dengan salah satu siswa karena meminjam buku. Akan tetapi pada kegiatan inti pembelajaran partisipasi aktif siswa meningkat dengan berpendapat sesuai dengan pertanyaan yang diajukan guru.

4.2 Data Hasil Penelitian