Penutup Analisis penerimaan lontar 3.0 dengan menggunakan Technology Acceptance Model (tam) : studi kasus pada perpustakaan Universitas Muhamadiyah Prof. DR. Hamka di Limau Lakarta

14 3. Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi Sistem Temu Kembali Informasi didisain untuk menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan oleh Pengguna sistem. Sistem Temu Kembali Informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan informasi Pemustaka dengan sumber informasi yang tersedia. Menurut Belkin dalam Anomalous State of Knowledge as a Basis for Information Retrieval pada Canadian Journal of Information Sciences 5 tujuan sistem temu kembali adalah sebagai berikut: “ a. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen menggunakan sekumpulan konsep; b. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan menemukannya dengan baik; c. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan query. ” 4 Lancaster 1979 dan Kent 1971 berpendapat dalam Artikel Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition bahwa fungsi utama Sistem Temu Kembali Informasi adalah sebagai berikut: “ a. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minat masyarakat Pemustaka yang ditargetkan; b. Menganalisis isi sumber informasi dokumen; c. Merepresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan query Pemustaka; d. Merepresentasikan pertanyaan query Pemustaka dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan sumber informasi yang terdapat dalam basis data; e. Mempertemukan pernyataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data; f. Menemu-kembalikan informasi yang relevan; g. Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh Pemustaka. ” 5 4 Belkin, N.J. Anomalous State of Knowledge as a Basis for Information Retrieval Canadian Journal of Information Sciences 5. 1980 h133-143. 5 Lancaster, F.W. Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition New York: John Wiley, 1979 15

4. Pengertian OPAC

Kanisius berpendapat dalam bukunya yang berjudul Teknologi Informasi Perpustakaan : strategi perancangan perpustakaan digital bahwa OPAC yaitu “sebuah fitur atau fasilitas yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pengunjung web untuk mencari katalog koleksi, perpustakaan yang dapat diakses secara umum. Dapat dilakukan mencari koleksi yang kita inginkan dengan kata kunci judul, pengarang, subjek, nomor klasifikasi dan sebagainya. ” 6 Lasa HS dalam Kamus Kepustakawanan menyebutkan bahwa OPAC adalah “suatu database dari record-record catalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini berfungsi sebagai catalog terpasang online catalog yang dapat diakses secara langsung oleh pencari informasi di perpustakaan. ” 7 Tahsinul Manaf dalam tulisannya yang berjudul OPAC sebagai sarana temu kembali informasi, yang terdapat di Media pustakawan No.3 Juni tahun 2002 menjelaskan bahwa OPAC adalah “cantuman bibliografi dalam bentuk mesin terbaca yang dapat dibaca dan disimpan dalam system computer, sehingga Pengguna dapat mengakses informasi secara terus menerus dengan mendekati pengarang, judul, subjek atau gabungan dari komponenkomponen yang disebutkan. ” 8

5. Perkembangan OPAC

OPAC Online Public Access Catalogue memungkinkan anggota atau Pemustaka menelusur pangkalan data katalog untuk melihat apakah perpustakaan memiliki karya tertentu dan tempat lokasinya. Apabila sistem katalog ini terhubung sistem sirkulasi, akan diketahui apakah koleksi atau karya tersebut berada di rak ataukah sedang dipinjam oleh Pemustaka lain. 6 Kanisius, Teknologi informasi perpustakaan: strategi perancangan perpustakaan digital. Yogyakarta: Kanisius, 2008 7 Lasa HS. Kamus kepustakawanan. Yogyakarta: Gajah mada university press, 1998 h.89 8 Tahsinul Manaf. OPAC sebagai sarana temu kembali informasi , Media pustakawan No.3 Juni 2002 Jakarta: Lembaga informasi nasional, 2002, h.17