11. Hasil Hipotesis 11: Pengaruh Desain Interface OPAC DIO terhadap Actual Usage 12. Hasil Hipotesis 12: Pengaruh Perceived Easy of Use PEU terhadap Actual Usage 13. Hasil Hipotesis 13: Pengaruh Perceived Usefulness PU terhadap Actual Usage

115 T Tabel PEU→AUB =TINV Probability, deg_freedom =TINV 0.05,12 = 2,178 T Tabel PU→AUB =TINV Probability, deg_freedom =TINV 0.05,13 = 2,160 T Tabel ATU→AUB =TINV Probability, deg_freedom =TINV 0.05,14 = 2,144 T Tabel BIU→AUB =TINV Probability, deg_freedom =TINV 0.05,15 = 2,131 Keterangan : TINV = T Tabel Probability = tingkat signifikan Deg_freedom= variabel yang akan ditentukan nilainya 116

d. Uji Analisis Kolerasi Antar Variabel

Tabel 4.41 Hasil Uji Kolerasi Sumber : Data Primer yang diolah 2015 117 1. Kolerasi antara Desain Interface OPAC DIO dan Perceived Easy of Use PEU Berdasarkan perhitungan diperoleh angka antar variabel DIO dan PEU sebesar 0,776. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 3 – 0,25 → : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada 0,25 – 0,5 → : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : korelasi kuat 0,75 – 1 → : Korelasi sangat kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho; p = 0 : tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Ha; p ≠ 0 : ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas 0,005 maka Ho diterima Jika probabilitas 0,005 Ho ditolak Korelasi sebesar 0,776 mempunyai maksud hubungan antara variabel DIO dan PEU sangat kuat dan berlawanan. Artinya, apabila terjadi 3 Jonathan Sarwono Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu, h. 200. 118 kenaikan DIO, maka PEU akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabiltas sebesar 0,000 0,005, maka telah cukup bukti untuk menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan. 2. Kolerasi antara Desain Interface OPAC DIO dan Perceived Usefulness PU Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka antar variabel DIO dan PU sebesar 0,660. Korelasi sebesar 0,660 mempunyai maksud hubungan antara variabel DIO dan PU kuat dan berlawanan. Artinya, apabila terjadi kenaikan DIO, maka PU akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,005, maka telah cukup bukti untuk menolak Ho; p = 0 dan me nerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan. 3. Kolerasi antara Desain Interface OPAC DIO dan Attitude Toward Using ATU Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka antar variabeil DIO dan ATU sebesar 0,622. Korelasi sebesar 0,622 mempunyai maksud hubungan antara variabel DIO dan ATU kuat dan berlawanan. Artinya, apabila terjadi kenaikan DIO, maka ATU akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,005, maka telah cukup bukti untuk 119 menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan. 4. Kolerasi antara Desain Interface OPAC DIO dan Behavior Intention to Use BIU Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka antar variabel DIO dan BIU sebesar 0,662. Korelasi sebesar 0,662 mempunyai maksud hubungan antara variabel DIO dan BIU kuat dan berlawanan. Artinya, apabila terjadi kenaikan DIO, maka BIU akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,005, maka telah cukup bukti untuk menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan. 5. Kolerasi antara Desain Interface OPAC DIO dan Actual Usage Behavior AUB Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka antar variabel DIO dan AUB sebesar 0,678. Korelasi sebesar 0,678 mempunyai maksud hubungan antara variabel DIO dan AUB kuat dan berlawanan. Artinya, apabila terjadi kenaikan DOI, maka AUB akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,005, maka telah cukup bukti untuk menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan.