15
4. Pengertian OPAC
Kanisius  berpendapat  dalam  bukunya  yang  berjudul  Teknologi Informasi  Perpustakaan  :  strategi  perancangan  perpustakaan  digital
bahwa  OPAC  yaitu “sebuah fitur atau fasilitas yang dapat digunakan
untuk  memfasilitasi  pengunjung  web  untuk  mencari  katalog  koleksi, perpustakaan  yang  dapat  diakses  secara  umum.  Dapat  dilakukan
mencari  koleksi  yang  kita  inginkan  dengan  kata  kunci  judul, pengarang, subjek, nomor klasifikasi dan sebagainya.
”
6
Lasa  HS  dalam  Kamus  Kepustakawanan  menyebutkan  bahwa OPAC adalah
“suatu database dari record-record catalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini berfungsi sebagai catalog terpasang
online  catalog  yang  dapat  diakses  secara  langsung  oleh  pencari informasi di perpustakaan.
”
7
Tahsinul  Manaf  dalam  tulisannya  yang  berjudul  OPAC  sebagai sarana  temu  kembali  informasi,  yang  terdapat  di  Media  pustakawan
No.3  Juni  tahun  2002  menjelaskan  bahwa  OPAC  adalah “cantuman
bibliografi  dalam  bentuk  mesin  terbaca  yang  dapat  dibaca  dan disimpan  dalam  system  computer,  sehingga  Pengguna  dapat
mengakses  informasi  secara  terus  menerus  dengan  mendekati pengarang,  judul,  subjek  atau  gabungan  dari  komponenkomponen
yang disebutkan.
”
8
5. Perkembangan OPAC
OPAC  Online  Public  Access  Catalogue  memungkinkan  anggota atau  Pemustaka  menelusur  pangkalan  data  katalog  untuk  melihat
apakah  perpustakaan  memiliki  karya  tertentu  dan  tempat  lokasinya. Apabila  sistem  katalog  ini  terhubung  sistem  sirkulasi,  akan  diketahui
apakah  koleksi  atau  karya  tersebut  berada  di  rak  ataukah  sedang dipinjam oleh Pemustaka lain.
6
Kanisius, Teknologi informasi perpustakaan: strategi perancangan perpustakaan digital. Yogyakarta: Kanisius, 2008
7
Lasa HS. Kamus kepustakawanan. Yogyakarta: Gajah mada university press, 1998 h.89
8
Tahsinul Manaf. OPAC sebagai sarana temu kembali informasi ,
Media pustakawan No.3 Juni 2002 Jakarta: Lembaga informasi nasional, 2002, h.17
16
OPAC  generasi  pertama  muncul  pada  awal  1980-an  dan  ia  lebih banyak  terhubung  dengan  sistem  pengawasan  sirkulasi  berbasis
komputer. Titik temu OPAC tersebut biasanya sama dengan titik temu yang  ada  dikartu,  katalog  tercetak,  misalnya  pengarang,  judul,  nomor
panggil atau apabila mungkin tajuk subjek. OPAC generasi kedua didasarkan pada teknik-teknik temu kembali
informasi  yang  dikembangkan  oleh  jasa  penelusuran  online.  Titik temunya  adalah  kata-kata  atau  setiap  kata  dari  judul,  tajuk  subyek,
pengarang  atau  nama  lain  dan  penyatan-pernyataan  penelusuran  yang bisa  disusun  dengan  menghubungkan  istilah  penelusuran  dengan
menggunakan  operator  Boolean  logic.  Banyak  OPAC  generasi  kedua memiliki dua level interaksi Pemustaka. Pertama, level sederhana bagi
penelusur  yang  baru  dan  belum  berpengalaman.  Kedua,  level  yang lebih maju bagi penelusur yang sudah berpengalaman.
OPAC  generasi  ketiga  pada  umumnya  memiliki  karakteristik berikut:
a. Teknik-teknik  temu  kembali  non-boolean  logic  hal  ini  mungkin
didasarkan pada pencocokan yang paling baik atau best match; b.
Penerimaan  search  expression  dalam  bahasa  biasa  ordinary languange  dengan  berbagai  fasilitas  untuk  penggunaan  direktori
dalam  rangka  menyediakan  singkatan,  sinonim  attau  jenis-jenis uraian spelling variant;
c. Penyediaan bantuan yang tergantung pada konteks;
17
d. Penggunaan  istilah  dari  cantuman  yang  relevan,  yang  ditemu
kembali untuk meningkatkan strategi penelusuran; e.
Penampilan  cantuman  paling  relevan  yang  ditemukan  pertama kali.
9
6. Kriteria OPAC
Crowford  1987  berpendapat  dalam  Patron  access:  issue  for  online catalogs bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
enggan  menggunakan  OPAC  diantaranya  disebabkan  sistem  tersebut didesain  terlampau  sukar  dan  berbelit-belit  sehingga  menyulitkan
Pengguna  LONTAR,  disamping  itu  kurang  menarik  dalam penampilanya.  Seharusnya,  sebuah  OPAC  yang  baik  harus  mudah
dalam  pengoperasional  dan  disenangi  oleh  Pemustaka.  Crowford menyarankan  beberapa  kriteria  yang  diperlukan  untuk  OPAC  yang
baik, antara lain: a.
Layar  monitor  yang  ditampilkan  pada  level  pertama  seharusnya memperkenalkan  perpustakaan  yang  bersangkutan.  Layar  harus
jelas  sehingga  dapat  menimbulkan  minat  dari  Pemustaka  pemula dan yang berpengalaman untuk menggunakannya;
b. Sebuah  OPAC  sebaiknya  selalu  memberikan  indikasi  kepada
Pemustaka langkah demi langkah; di level mana mereka sekarang, bagaimana  mereka  sampai  ke  situ,  dan  ke  mana  mereka
selanjutnya;
9
Syihabuddin, Qalyubi, dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga,
2007
18
c. OPAC  seharusnya  menghindari  penggunaan  „jargon  atau  istilah
dan kata-kata yang tidak baku; d.
Jumlah hasil penelusuran harus dapat ditampilkan di layar; e.
Fasilitas help atau bantuan harus selalu tersedia pada layar monitor di setiap level searching;
f. OPAC  harus  memberi  respon  yang  cepat  dan  tepat  dari  setiap
permintaan.
10
10
Walt Crowford. Patron access: issue for online catalogs. Boston: GK Hall, 1987
19
B.
Technology Acceptance Model TAM
Dalam  mengadopsi  suatu  teknologi  baru,  setiap  individu  memiliki respon
yang  berbeda.  Ada  individu yang  dengan  mudahnya
mengoperasikan  suatu  teknologi  baru  namun  ada  juga  yang  sulit  untuk menerima.  Tindakan  menerima  atau  menolak  hadirnya  suatu  teknologi
baru telah menjadi kajian penting dalam dunia sistem informasi. Kajian ini penting  dalam  mengukur  sukses  tidaknya  teknologi  tersebut  di  dalam
masyarakat. Oleh karenanya banyak ilmuwan yang merumuskan beragam teori  berikut  variable-variabel  nya  dalam  menganalisis  behaviorial  ini.
Salah satu teori yang paling mutakhir dan paling banyak digunakan adalah teori Technology Acceptance Model rumusan Fred Davis.
1.
Konsep Technology Acceptance Model
Menurut Davis, definisi Technology Acceptance Model yang disarikan dalam  bukunya  yang  berjudul
“Measurement  Scales  for  Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use
” adalah: The  Technology  Acceptance  Model  TAM  is  an  information
systems  theory  that  models  how  users  come  to  accept  and  use  a technology. The model suggests that when users are presented with
a  new  technology,  a  number  of  factors  influence  their  decision about how and when they will use it, notably:
-  Perceived  usefulness  PU  -  This  was  defined  by  Fred  Davis  as the  degree  to  which  a  person  believes  that  using  a  particular
system would enhance his or her job performance.
- Perceived ease-of-use PEOU - Davis defined this as the degree to which a person believes that using a particular system would be
free from effort
11
11
Davis, Fred D., 1989, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use
”, http:www.academia.edu2036076Perceived_useulness_perceived_ease_of_use_and_user_accept
ance_of_information_technology. diakses pada tanggal 26 Agustus 2015.
20
Gambar 2.1  Model TAM Fred Davis
Secara  garis  besar  diartikan  sebagai  berikut,  Technology Acceptance  Model  adalah  teori  dalam  sistem  informasi  yang
menggambarkan  perilaku  Pengguna  Teknologi  dalam  menerima  dan menggunakan  teknologi  baru.  Perilaku  Pengguna  Teknologi  dalam
menerima  dan  menggunakan  teknologi  baru  dipengaruhi  oleh  dua faktor yakni:
-  Perceived  Usefulness  yang  didefinisikan  sebagai  tingkat  dimana Pengguna  Teknologi  percaya  bahwa  menggunakan  teknologi  baru
akan mengingkatkan performa kinerjanya. -  Perceived  Ease  of  Use  yang  didefinisikan  sebagai  tingkat  dimana
Pengguna  Teknologi  percaya  bahwa  menggunakan  teknologi  baru akan bebas dari resiko atau kesulitan.
Kedua  faktorvariabel  ini  dapat  menjelaskan  aspek  keperilakuan Pengguna  Teknologi.  Kesimpulannya  adalah  model  TAM  dapat
menjelaskan  bahwa  persepsi  Pengguna  Teknologi  akan  menentukan sikapnya  dalam  kemanfaatan  penggunaan  TI.  Model  ini  secara  lebih
jelas  menggambarkan  bahwa  penerimaan  penggunaan  TI  dipengaruhi oleh  kemanfaatan  usefulness  dan  kemudahan  penggunaan  ease  of
use.
21
Menurut  Jogiyanto  dalam  sistem  teknologi  keperilakuan,  model TAM  yang  dikembangkan  dari  teori  psikologis,  menjelaskan  perilaku
pengguna  teknologi  informasi  yaitu  berlandaskan  pada  kepercayaan Believe,  sikap  Attitude,  keinginan  Intention,  dan  hubungan
perilaku pengguna User Behavior Relationship.
12
Sedangkan  menurut  Ni  Luh  Nyoman  Sherina  Devi  dan  I  Wayan Suartana  dalam  Artikelnya  yang  berjudul  Analisis  Technology
Acceptance  Model  TAM  Terhadap  Pengguna  Sistem  Informasi  di Nusa  Dua  Beach  Hotel  dan  Sp.  TAM  menawarkan  sebuah  teori
sebagai  landasan  untuk  mempelajari  dan  memahami  perilaku Pengguna dalam menerima dan menggunakan sistem informasi.
13
Pendapat  senada  juga  dikemukakaan  oleh  Lambertus,  menurut lambertus  yang  dikutip  Ade  Abdul  Hak  dalam  e-Journal  Library
Philosophy  and  Practice  2015  TAM  adalah “This concept is one of
the  theories  about  the  use  of  information  technology  systems  that  are considered  very  influential  and  is  commonly  used  to  describe  the
individual acceptance of the use of information technology systems as the technology acceptance model.
”
14
Yang  secara  garis  besar  berarti  TAM  adalah  salah  satu  teori  tentang penggunaan  sistem  teknologi  informasi  yang  dianggap  sangat
berpengaruh  dan  umumnya  digunakan  untuk  menggambarkan penerimaan  individu  penggunaan  sistem  teknologi  informasi  sebagai
model penerimaan teknologi.
12
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperiakuan Yogyakarta:ANDI, 2007 h.112
13
Ni LuhNyomanSherina Devi dan I WayanSuartana. Analisis Technology Acceptance Model TAM Terhadap Pengguna Sistem Informasi di Nusa Dua Beach Hotel dan Sp. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 2014 h. 169.
14
Ade Abdul Hak, An Analysis of the Acceptances Staffs of Madrassa Library on Senayan-based Library Automation System Using Technology Acceptance Model TAM
2015. Library Philosophy and Practice e-journal. h 1260.
22
2.
Model Technology Acceptance Model
Jogiyanto dalam sistem teknologi keperilakuan menyatakan bahwa model  TAM  yang  dikembangkan  oleh  Fred  Devis  telah  dimodifikasi
dengan  lima  konstruk,  lima  konstruk  tersebut  ialah  persepsi  tentang kemudahan  penggunaan  Perceived  Ease  of  Use,  persepsi  terhadap
kemanfaatan  Perceived  Usefulness,  sikap  terhadap  penggunaan Attitude  Toward  Using,  perilaku  untuk  tetap  menggunakan
Behavioral  Intention  to  Use,  dan  kondisi  nyata  penggunaan  sistem Actual System Usage.
15
Gambar 2.2 Model TAM Fred Davis hasil modifikasi
15
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperiakuan Yogyakarta:ANDI, 2007 h.112
23
a. External Variable
External  Variable  secara  langsung  akan  mempengaruhi mempengaruhi  persepsi  terhadap  kemanfaatan  dan  persepsi
tentang  kemudahan  penggunaan.  Persepsi  tentang  kemudahan penggunaan dipengaruhi oleh variabel external yang berkenaan
dengan  karakteristik  sistem  yang  meningkat  penggunaan  dari teknologi, seperti mouse, icon dan menu.
16
Persepsi  tentang  kemudahan  penggunaan  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor.  Faktor  pertama  berfokus  pada  teknologi  itu
sendiri  misalnya  pengalaman  Pengguna  Teknologi  terhadap pengguna  teknologi  yang  sejenis.  Faktor  yang  kedua  adalah
reputasi  akan  teknologi  tersebut  diperoleh  dari  Pengguna Teknologi.  Reputasi  yang  baik  didengar  oleh  Pengguna
Teknologi  akan  mendorong  keyakinan  Pengguna  Teknologi akan  kemudahan  penggunaan  teknologi  tersebut.  Faktor  yang
ketiga  yang  mempengaruhi  persepsi  tentang  kemudahan penggunaan  teknologi  adalah  tersedianya  mekanisme  support
yang  terpercaya  akan  membuat  pengguna  merasa  yakin  bahwa terdapat  mekanisme  support  yang  handal  jika  kesulitan
menggunakan  teknologi  akan  mendorong  persepsi  pengguna teknologi kearah lebih positif.
16
Relawati. Analisa Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan menggunakan TAM. Medan  Jurnal Pelita Informatika Bud Darma STMIK Budi Darma
Medan, 2014 hl109
24
Beberapa  faktor  dibawah  ini  dapat  digunakan  untuk mengukur persepsi tentang kemudahan penggunaan:
1. Menggunakan teknologi tidaklah menyulitkan penggunanya. 2.  Pengguna  Teknologi  merasa  yakin  bahwa  mudah  untuk
mengerjakan  apa  yang  diperlukan  dengan  teknologi  yang tersedia;
3. Pengguna  Teknologi  merasa  yakin  bahwa  belajar
menggunakan  teknologi  tidaklah  memerlukan  usaha  yang keras.
17
b. Perceived Ease of Use
Menurut Davis dalam tulisan Imam Yuadi di Jurnal Universitas Airlangga  Surabaya  yang  berjudul  Analisis  Technology
Acceptance  Model  Terhadap  Perpustakaan  Digital  dengan Structural Equation Modeling Persepsi kemudahan penggunaan
didefiniskan  sebagai  tingkat  dimana  seseorang  percaya  bahwa menggunakan  sistem  tertentu  akan  bebas  dari  usaha  ,  yang
mencerminkan  bahwa  usaha  merupakan  sumber  daya  yang terbatas  bagi  seseorang  yang  akan  mengalokasikan  untuk
berbagai  kegiatan.  Yang  paling  penting  bagi  Pengguna Teknologi  adalah  jumlah  usaha  yang  dia  keluarkan  untuk
dikeluarkan dalam menggunakan suatu sistem. Persepso tentang kemudahan penggunaan adalah konsep yang telah mendapatkan
perhatian dalam kepuasan Pengguna Teknologi dalam alirannya
17
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h115
25
penelitian  sistem  informasi  dan  e-commerce.  Davis  juga mengemukakan  bahwa  segala  sesuatu  yang  sama,  sistem  yang
mudah  digunakan  akan  meningkatkan  niat  untuk  menggunakan sebagai  kebalikan  dari  suatu  sistem  yang  lebih  mudah
digunakan.  Mempertimbangkan  argumen  yang  jelas  usaha individu untuk menjadi sumber daya langka, sedemikian hingga
seorang  individu  seharusnya  rela  untuk  mengalokasikan  lebih banyak  kesempatan  daripada  ia  mampu  melakukannya.  Oleh
karena  itu,  sebuah  system  yang  memerlukan  usaha  kecil dikatakan  lebih  baik  daripada  sistem  yang  memerlukan  usaha
lebih besar.
18
c. Perceived Usefullness
Perceived  Usefulness  PU  atau  Persepsi  terhadap  kemanfaatan didefinisikan  oleh  Davis  yang  dikutip  oleh  Natalia  Tangke
dalam  Jurnal  Ekonomi  Universitas  Kristen  Petra  yang  berjudul Analisa  Penerimaan  Teknik  Audit  Berbantuan  Komputer
TABK dengan
menggunakan TAM
pada BPK
RI mengemukakan  bahwa  PU  adalah
“sebagai  suatu  tingkat  atau keadaan  dimana  seseorang  yakin  bahwa  dengan  menggunakan
sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. ”
19
18
Imam Yuadi. Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya, 2009 h.9
19
Natalia Tangke. Analisa Penerimaan Teknik Audit Berbantuan Komputer TABK dengan menggunakan TAM adaa BPK RI. Jurnal Ekonomi Universitas Kristen Petra, 2012h.13
26
d. Attitude Toward Using
Attitude  Toward  Using  oleh  Jogiyanto  dalam  Sistem  Informasi Keperilakuan  TAM  dikonsepkan  sebagai  sikap  terhadap
penggunaan  sistem  yang  berbentuk  penerimaan  atau  penolakan sebagai  dampak  bila  seseorang  menggunakan  suatu  teknologi
dalam  pekerjaannya.  Peneliti  lain  menyatakan  bahwa  faktor sikap  Attitude  sebagai  salah  satu  aspek  yang  mempengaruhi
perilaku  individual.  Sikap  seseorang  terdiri  atas  unsur  kognitif atau  cara  pandang  Cognitive,  afektif  Affective,  dan
komponen-komponen yang
berkaitan dengan
perilaku Behavioral Components.
20
e. Behavioral Intention to Use
Behavioral Intention to Use menurut Relawati pada Jurnal Pelita Informatika Budi  Darma STMIK Medan  yang berjudul  Analisa
Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan
menggunakan TAM
menjelaskan BIU
adalah “kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.“
Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat  diprediksi  dari  sikap  perhatiannya  terhadap  teknologi
tersebut, misalnya keinginan menambah  peripheral pendukung,
20
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
27
motivasi  untuk  tetap  menggunakan,  serta  keinginan  untuk memotivasi pengguna lain.
21
f. Actual Usage Behavioral
Jogiyanto  dalam  Sistem  Informasi  Keperilakuan  menjelaskan bahwa  AUB  adalah
“kondisi  nyata  penggunaan  sistem.” Dikonsepkan  dalam  bentuk  pengukuran  terhadap  frekuensi  dan
durasi  waktu  penggunaan  teknologi.  Seseorang  akan  puas menggunakan  system  jika  mereka  meyakini  bahwa  sistem
tersebut  mudah  digunakan  dan  akan  meningkatkan  produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
22
21
Relawati. Analisa Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan menggunakan TAM. Medan  Jurnal Pelita Informatika Budi Darma STMIK Budi Darma
Medan, 2014 hl109
22
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
28
C.
TAM pada penerimaan LONTAR
Gambar 2.3 TAM pada penerimaan LONTAR
1. Design Interface OPAC DIO Kualitas  Interface  sistem  memberikan  suatu  kontribusi  penting
pada  nilai guna perpustakaan digital. Sebagai media antara sistem dan Pemustaka,  Interface  bertindak  sebagai  platform  untuk  tindakan
Pemustaka.  Suatu  Interface  dirancang  dengan  baik  supaya  dapat membantu  para  Pemustaka  dalam  menggunakan  sistem  secara  mudah
dengan  mengurangi  usaha  dalam  mengidentifikasi  obyek  tertentu  pada layar atau penyediaan navigasi yang jelas antara layer satu dengan yang
lainnya. Pentingnya sistem Interface dalam pencapaian Pemustaka atas sistem  temu  kembali  informasi  telah  ditulis  oleh  para  peneliti  ilmu
perpustakaan dan informasi. Desain  Interface  adalah  suatu  cara  dimana  informasi  dipresentasikan
pada  suatu  layar.  Penelitian  terdahulu  telah  menunjukkan  bahwa Interface  mampu  mempengaruhi  strategi  pencarian  informasi
Pemustaka sebagaimana kemampuannya.
23
23
Imam Yuadi. Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya, 2009 h.5
29
2. Perceived Ease of Use PEU Persepsi  tentang  kemudahan  dalam  penggunaan  sebuah  teknologi
didefinisikan  sebagai  suatu  ukuran  dimana  seseorang  percaya  bahwa teknologi komputer bisa dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.
3. Perceived Usefulness PU Sebagai  suatu  ukuran  dimana  penggunaan  suatu  teknologi  bisa  dapat
dipercaya akan
mendatangkan manfaat
bagi orang
yang menggunakannya.
4. Attitude Toward Using ATU Dalam  TAM  dikonsepkan  sebagai  sikap  terhadap  penggunaan  sistem
yang  berbentuk  penerimaan  atau  penolakan  sebagai  dampak  bila seseorang  menggunakan  suatu  teknologi  dalam  pekerjaannya.  Peneliti
lain menyatakan bahwa faktor sikap Attitude sebagai salah satu aspek yang  mempengaruhi  perilaku  individual.  Sikap  seseorang  terdiri  atas
unsur  kognitif  atau  cara  pandang  Cognitive,  afektif  Affective,  dan komponen-komponen  yang  berkaitan  dengan  perilaku  Behavioral
Components. 5. Behavioral Intention to Use BIU
Kecenderungan  perilaku  untuk  tetap  menggunakan  suatu  teknologi. Tingkat  penggunaan  sebuah  teknologi  komputer  pada  seseorang  dapat
diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan  menambah  peripheral  pendukung,  motivasi  untuk  tetap
menggunakan,  serta  keinginan  untuk  memotivasi  Pemustaka  lain.
30
Peneliti  selanjutnya  menyatakan  bahwa  sikap  perhatian  untuk menggunakan  adalah  prediksi  yang  baik  untuk  mengetahui  Actual
Usage. 6. Actual Usage Behavioral AUB
Kondisi  nyata  penggunaan  sistem.  Dikonsepkan  dalam  bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas
mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
24
24
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
31
D.
Penelitian Terdahulu
Penelitian  terdahulu  atau  penelitian  yang  relevan  dengan  penelitian  ini masisng  masing  berasal  dari  Imam  Yuadi,  Arif  Surachman,  dan  Ade
Abdul  Hak.  Adapun  hasil  penelitian  tersebut  akan  dijelaskan  sebagai berikut :
1. Analisis  technology  acceptance  model  terhadap  Perpustakaan  Digital
dengan  Structural  Equation  Modeling  yang  diteliti  oleh  Imam  Yuadi. Penelitian  tersebut  menjelaskan  penerimaan  model  teknologi  TAM  di
Perpustakaan  Universitas  Airlangga  dengan  menggunakan  metode persamaan  model  structural  SEM,  dalam  menganalisis  Model
Penerimaan teknologi menggunakan software AMOS versi 5.0 sebagai sarana  pengolahan.  Hasil  penelitian  menunjukan  bahwa  dengan
menggunakan  peneriksaan  CFA  Confirmatory  Factor  Analysis menemukan  bahwa  hanya  satu  variabel  yang  tidak  signifikan,
sedangkan ketujuh variabel lain harus dimodifikasi sampai signifikan. Hasil  dari  318  responden  menemukan  bahwa  dua  dari  sepuluh
hipotesis  menolak  dimana  organisasi  e-resources  tidak  memiliki  efek atau  signifikan  pada  persepsi  penggunaan.  Demikian  pula,  Persepsi
Kemudahan  Penggunaan  tidak  memiliki  efek  ke  Sikap  Pengguna perihal pemanfaatan Perpustakaan Digital.
2. Analisis penerimaan Sistem  Informasi  Perpustakaan SIPUS terpadu
versi  3  di  Lingkungan  Universitas  Gajah  Mada  UGM  yang  diteliti oleh  Arif  Surachman.  Penelitian  tersebut  bertujuan  untuk  mengetahui
faktor- faktor  yang  mempengaruhi  penerimaan  terhadap  “SIPUS
Terpadu”  berdasarkan  teori  Technology  Acceptance  Model  TAM,
32
yang  dilakukan  di  Perpustakaan  Universitas  Gadjah  Mada.  Dalam penelitian  ini,  penulis  menggunakan  tiga  variabel  sebagaimana  yang
dilakukan  oleh  peneliti  sebelumnya,  Davis  dan  Oktavianti.  Variabel tersebut adalah Perceived Usefulness PU and Perceived Ease of Use
PEOU  sebagai  variabel  mandiri  sedangkan  Acceptance  of “SIPUS
Terpadu” ACIT sebagai variabel terikat. Sebagai gambaran singkat, penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  kedua  vartiabel  mandiri  tersebut
mempengaruhi variable terikat  dengan nilai  63,8 sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain.
3. An  Analysis  of  the  Acceptances  Staffs  of  Madrassa  Library  on
Senayan-based  Library  Automation  System  Using  Technology Acceptance  Model  TAM  yang  diteliti  oleh  Ade  Abdul  Hak.
Penelitian  tersebut  menjelaskan  penerimaan  Software  SLiMS  di Perpustakaan Madrasah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian  ini  adalah  model  Technology  Acceptance  Model  TAM yang  didasarkan  pada  kontruksi  pengetahuan  dan  keterampilan  KS,
Persepsi  kemudahan  penggunaan  PEU,  Persepsi  kegunaan  PU, sikap  terhadap  perilaku  ATU,  Niat  perilaku  BI,  dan  Penggunaan
actual  AU.  Kuesioner  sebanyak  89  sampel  yang  dikumpulkan  dan dianalisis  dengan  menggunakan  SPSS  versi  22.  Hasil  penelitian
menunjukan  bahwa  nilai  rata-rata  untuk  semua  konstruk  adalah  3 tinggi dari skor maksimum adalah 4 sangat tinggi, kecuali konstruk
Penggunaan aktual AU dengan nilai rata-rata masih rendah yaitu 2,3. Analisis  menunjukan  bahwa  terdapat  pengaruh  positif  dan  signifikan
untuk  setiap  konstruk,  kecuali  Persepsi  kegunaan  PU,  dengan  sikap
33
terhadap perilaku ATU dengan nilai  efek 11.9.  sementara itu  nilai pengaruh  Persepsi  kemudahan  penggunaan  PEU  ke  sikap  terhadap
perilaku  ATU  mempunyai  nilai  pengaruh  64.3.  Dengan  demikian kemudahan  menjadi  lebih  penting  daripada  kemanfaatan  dalam
memberikan pelatihan bagi staff perpustakaan madrasah.
E.
Model Penelitian
Gambar 3.1 Model Peneitian
Seperti Seperti  diuraikan  diatas  bahwa  peneliti  ini  menggunakan
model TAM Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada variabel  eksternal.  Variabel  modelnya  adalah  variabel  eksternal  yang
berpengaruh  atas  persepsi  tentang  kemudahan  penggunaan  perceived ease of use dan persepsi terhadap kemanfaatan perceived usefulness
atas Desain Interface OPAC. Model tersebut telah dikembangkan dari hasil adopsi dari model asli TAM .
34
F.
Hipotesis
Hipotesis  yang  dikembangkan  dalam  penelitian  ini  merujuk  pada model penelitian berikut:
Gambar 3.2 Hipotesis Penelitian
Keterangan : 1. Ha
1
: Pengaruh DIO terhadap PU 2. Ha
2
: Pengaruh DIO terhadap PEU 3. Ha
3
: Pengaruh PEU terhadap PU 4. Ha
4
: Pengaruh DIO terhadap ATU 5. Ha
5
: Pengaruh PU terhadap ATU 6. Ha
6
: Pengaruh PEU terhadap ATU 7. Ha
7
: Pengaruh DIO terhadap BIU 8. Ha
8
: Pengaruh PEU terhadap BIU 9. Ha
9
: Pengaruh PU terhadap BIU 10. Ha
10
: Pengaruh ATU terhadap BIU
35
11. Ha
11
: Pengaruh DIO terhadap AUB 12. Ha
12
: Pengaruh PEU terhadap AUB 13. Ha
13
: Pengaruh PU terhadap AUB 14. Ha
14
: Pengaruh ATU terhadap AUB 15. Ha
15
: Pengaruh BIU terhadap AUB
36
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Analisis Kolerasi,  yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui  hubungan  sebab-akibat  dari  variabel-variabel  yang diteliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Variabel merupakan
konsep  yang  mempunyai  variasi  nilai  dengan  minimal  ada  dua variasi
1
.  Jenis  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  Accidental  Sampling  yaitu  pemilihan  sampel  tanpa
memperhitungkan  ciri-ciri  populasi.  Siapa  yang  datang  dan terjangkau oleh peneliti maka diambil sebagai sampel.
2
2.
Pendekatan Penelitian
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  pendekatan Kuantitatif,  yakni  menyebarkan  kuesioner  yang  akan  diisi  oleh
sampel. selanjutnya adalah mengolah data tersebut hingga tercipta kesimpulan dan hasil yang diinginkan. Dalam metode penelitian ini
menggunakan model diagram jalur dengan menggunakan software
1
Bambang Suharjo. Statistika Terapan disertai contoh aplikasi dengan  SPSS Yogyakarta: Graha ilmu,2013. h.2
2
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur penelitian Jakarta : STIA-LAN Press, 1999.h182
37
SPSS versi 22. Model diagram jalur terdiri dari tiga variabel bebas, yaitu  :  Desain  Interface  OPAC  DIO,  Perceived  of  Usefullness
PU,  dan  Perceived  Ease  of  Use  PEOU.  Dengan  tiga  variabel terikat, yaitu : Attitude Toward Using ATU,  Behavioral Intention
of Use BIU, dan Actual Usage Behavior AUB.
B.
Sumber Data
1. Data Primer
Data  Primer  adalah  data  yang  diterima  atau  dikumpulkan Peneliti  dari  sumbernya  langsung.  Dalam  penelitian  ini  Data
Primer  diperoleh  dengan  cara  membagikan  angket  ke  lapangan yakni  ke  Pengguna  yang  terdiri  dari  Dosen  dan  Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. 2.
Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh Peneliti
dari  tangan  kedua  atau  sumber  kedua.
3
Data  sekunder  dalam penelitian  ini  berupa  buku,  laporan  dan  penelitian  sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
3
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur penelitian Jakarta : STIA-LAN Press, 1999.h.296-298.
38
C.
Populasi dan Sampel
` Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  berupa  subjek  atau  objek
yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.
4
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemustaka aktif yang terdiri dari Mahasiswa dan
Dosen  UHAMKA  Limau.  Adapun  sampelnya  didasarkan  pada pendapat  Suharsimi  Arikunto  yang  mengatakan  jika  populasi  lebih
dari  seratus  orang,  maka  sampel  dapat  diambil  10-15  sesuai dengan kemampuan peneliti.
5
Berdasarkan  ketentuan  tersebut  di  atas,  Peneliti  mengambil  10 dari  jumlah  total  populasi  yaitu  berjumlah  980  Pemustaka  aktif  yang
terdapat di Kamus UHAMKA Limau antara lain terdiri dari mahasiswa FIKES, FAI, F Psikologi, FISIP dan Dosen UHAMKA.
Tabel 3.1 Jenis Anggota Perpustakaan UHAMKA Limau yang aktif
menggunakan Perpustakaan
Jenis Anggota Jumlah
Mahasiswa FIKES 280
Mahasiswa FAI 240
Mahasiswa F.Psikologi 190
Mahasiswa FISIP 245
4
Edy Supriadi, SPSS + Amos perangkat lunak statistik mengolah data penelitian Jakarta : In Media, 2014, h.17
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: Rieneka, 1992, h. 102.
39
Dosen UHAMKA 25
Total 980
Dengan  itu  dapat  disimpulkan  bahwa  10  dari  980  yakni  98 responden.
Instrument  pengumpulan  data  yang  digunakan  berupa kuesioner yang diadaptasi dari beberapa penelitian yang menggunakan
Technologiy  Acceptance  Model,  yang  lebih  dikhususkan  pada  enam variabel utama yang terdiri dari variabel bebas yaitu Desain Interface
OPAC  DIO,  Perceived  of  Usefulness  PU,  Perceived  Ease  of  Use PEOU  dengan  tiga  variabel  terikat  yaitu  Attitude  Toward  Using
ATU, Behavioral Intention of Use BIU, dan Actual Usage Behavior AUB.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Observasi  :  yaitu  teknik  pengumpulan  data  dimana  peneliti mengadakan  pengamatan  dan  pencatatan  secara  sistematis
terhadap  objek  yang  diteliti,  baik  dalam  situasi  buatan  yang secara  khusus  diadakan  laboratorium  maupun  dalam  situasi
alamiah atau sebenarnya lapangan. Dalam  penelitian  ini,  yang  menjadi  subjek  penelitian  adalah
Pemustaka  aktif  di  Perpustakaan  Universitas  Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Limau.