15
4. Pengertian OPAC
Kanisius berpendapat dalam bukunya yang berjudul Teknologi Informasi Perpustakaan : strategi perancangan perpustakaan digital
bahwa OPAC yaitu “sebuah fitur atau fasilitas yang dapat digunakan
untuk memfasilitasi pengunjung web untuk mencari katalog koleksi, perpustakaan yang dapat diakses secara umum. Dapat dilakukan
mencari koleksi yang kita inginkan dengan kata kunci judul, pengarang, subjek, nomor klasifikasi dan sebagainya.
”
6
Lasa HS dalam Kamus Kepustakawanan menyebutkan bahwa OPAC adalah
“suatu database dari record-record catalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini berfungsi sebagai catalog terpasang
online catalog yang dapat diakses secara langsung oleh pencari informasi di perpustakaan.
”
7
Tahsinul Manaf dalam tulisannya yang berjudul OPAC sebagai sarana temu kembali informasi, yang terdapat di Media pustakawan
No.3 Juni tahun 2002 menjelaskan bahwa OPAC adalah “cantuman
bibliografi dalam bentuk mesin terbaca yang dapat dibaca dan disimpan dalam system computer, sehingga Pengguna dapat
mengakses informasi secara terus menerus dengan mendekati pengarang, judul, subjek atau gabungan dari komponenkomponen
yang disebutkan.
”
8
5. Perkembangan OPAC
OPAC Online Public Access Catalogue memungkinkan anggota atau Pemustaka menelusur pangkalan data katalog untuk melihat
apakah perpustakaan memiliki karya tertentu dan tempat lokasinya. Apabila sistem katalog ini terhubung sistem sirkulasi, akan diketahui
apakah koleksi atau karya tersebut berada di rak ataukah sedang dipinjam oleh Pemustaka lain.
6
Kanisius, Teknologi informasi perpustakaan: strategi perancangan perpustakaan digital. Yogyakarta: Kanisius, 2008
7
Lasa HS. Kamus kepustakawanan. Yogyakarta: Gajah mada university press, 1998 h.89
8
Tahsinul Manaf. OPAC sebagai sarana temu kembali informasi ,
Media pustakawan No.3 Juni 2002 Jakarta: Lembaga informasi nasional, 2002, h.17
16
OPAC generasi pertama muncul pada awal 1980-an dan ia lebih banyak terhubung dengan sistem pengawasan sirkulasi berbasis
komputer. Titik temu OPAC tersebut biasanya sama dengan titik temu yang ada dikartu, katalog tercetak, misalnya pengarang, judul, nomor
panggil atau apabila mungkin tajuk subjek. OPAC generasi kedua didasarkan pada teknik-teknik temu kembali
informasi yang dikembangkan oleh jasa penelusuran online. Titik temunya adalah kata-kata atau setiap kata dari judul, tajuk subyek,
pengarang atau nama lain dan penyatan-pernyataan penelusuran yang bisa disusun dengan menghubungkan istilah penelusuran dengan
menggunakan operator Boolean logic. Banyak OPAC generasi kedua memiliki dua level interaksi Pemustaka. Pertama, level sederhana bagi
penelusur yang baru dan belum berpengalaman. Kedua, level yang lebih maju bagi penelusur yang sudah berpengalaman.
OPAC generasi ketiga pada umumnya memiliki karakteristik berikut:
a. Teknik-teknik temu kembali non-boolean logic hal ini mungkin
didasarkan pada pencocokan yang paling baik atau best match; b.
Penerimaan search expression dalam bahasa biasa ordinary languange dengan berbagai fasilitas untuk penggunaan direktori
dalam rangka menyediakan singkatan, sinonim attau jenis-jenis uraian spelling variant;
c. Penyediaan bantuan yang tergantung pada konteks;
17
d. Penggunaan istilah dari cantuman yang relevan, yang ditemu
kembali untuk meningkatkan strategi penelusuran; e.
Penampilan cantuman paling relevan yang ditemukan pertama kali.
9
6. Kriteria OPAC
Crowford 1987 berpendapat dalam Patron access: issue for online catalogs bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
enggan menggunakan OPAC diantaranya disebabkan sistem tersebut didesain terlampau sukar dan berbelit-belit sehingga menyulitkan
Pengguna LONTAR, disamping itu kurang menarik dalam penampilanya. Seharusnya, sebuah OPAC yang baik harus mudah
dalam pengoperasional dan disenangi oleh Pemustaka. Crowford menyarankan beberapa kriteria yang diperlukan untuk OPAC yang
baik, antara lain: a.
Layar monitor yang ditampilkan pada level pertama seharusnya memperkenalkan perpustakaan yang bersangkutan. Layar harus
jelas sehingga dapat menimbulkan minat dari Pemustaka pemula dan yang berpengalaman untuk menggunakannya;
b. Sebuah OPAC sebaiknya selalu memberikan indikasi kepada
Pemustaka langkah demi langkah; di level mana mereka sekarang, bagaimana mereka sampai ke situ, dan ke mana mereka
selanjutnya;
9
Syihabuddin, Qalyubi, dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga,
2007
18
c. OPAC seharusnya menghindari penggunaan „jargon atau istilah
dan kata-kata yang tidak baku; d.
Jumlah hasil penelusuran harus dapat ditampilkan di layar; e.
Fasilitas help atau bantuan harus selalu tersedia pada layar monitor di setiap level searching;
f. OPAC harus memberi respon yang cepat dan tepat dari setiap
permintaan.
10
10
Walt Crowford. Patron access: issue for online catalogs. Boston: GK Hall, 1987
19
B.
Technology Acceptance Model TAM
Dalam mengadopsi suatu teknologi baru, setiap individu memiliki respon
yang berbeda. Ada individu yang dengan mudahnya
mengoperasikan suatu teknologi baru namun ada juga yang sulit untuk menerima. Tindakan menerima atau menolak hadirnya suatu teknologi
baru telah menjadi kajian penting dalam dunia sistem informasi. Kajian ini penting dalam mengukur sukses tidaknya teknologi tersebut di dalam
masyarakat. Oleh karenanya banyak ilmuwan yang merumuskan beragam teori berikut variable-variabel nya dalam menganalisis behaviorial ini.
Salah satu teori yang paling mutakhir dan paling banyak digunakan adalah teori Technology Acceptance Model rumusan Fred Davis.
1.
Konsep Technology Acceptance Model
Menurut Davis, definisi Technology Acceptance Model yang disarikan dalam bukunya yang berjudul
“Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use
” adalah: The Technology Acceptance Model TAM is an information
systems theory that models how users come to accept and use a technology. The model suggests that when users are presented with
a new technology, a number of factors influence their decision about how and when they will use it, notably:
- Perceived usefulness PU - This was defined by Fred Davis as the degree to which a person believes that using a particular
system would enhance his or her job performance.
- Perceived ease-of-use PEOU - Davis defined this as the degree to which a person believes that using a particular system would be
free from effort
11
11
Davis, Fred D., 1989, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use
”, http:www.academia.edu2036076Perceived_useulness_perceived_ease_of_use_and_user_accept
ance_of_information_technology. diakses pada tanggal 26 Agustus 2015.
20
Gambar 2.1 Model TAM Fred Davis
Secara garis besar diartikan sebagai berikut, Technology Acceptance Model adalah teori dalam sistem informasi yang
menggambarkan perilaku Pengguna Teknologi dalam menerima dan menggunakan teknologi baru. Perilaku Pengguna Teknologi dalam
menerima dan menggunakan teknologi baru dipengaruhi oleh dua faktor yakni:
- Perceived Usefulness yang didefinisikan sebagai tingkat dimana Pengguna Teknologi percaya bahwa menggunakan teknologi baru
akan mengingkatkan performa kinerjanya. - Perceived Ease of Use yang didefinisikan sebagai tingkat dimana
Pengguna Teknologi percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan bebas dari resiko atau kesulitan.
Kedua faktorvariabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan Pengguna Teknologi. Kesimpulannya adalah model TAM dapat
menjelaskan bahwa persepsi Pengguna Teknologi akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan TI. Model ini secara lebih
jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan usefulness dan kemudahan penggunaan ease of
use.
21
Menurut Jogiyanto dalam sistem teknologi keperilakuan, model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku
pengguna teknologi informasi yaitu berlandaskan pada kepercayaan Believe, sikap Attitude, keinginan Intention, dan hubungan
perilaku pengguna User Behavior Relationship.
12
Sedangkan menurut Ni Luh Nyoman Sherina Devi dan I Wayan Suartana dalam Artikelnya yang berjudul Analisis Technology
Acceptance Model TAM Terhadap Pengguna Sistem Informasi di Nusa Dua Beach Hotel dan Sp. TAM menawarkan sebuah teori
sebagai landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku Pengguna dalam menerima dan menggunakan sistem informasi.
13
Pendapat senada juga dikemukakaan oleh Lambertus, menurut lambertus yang dikutip Ade Abdul Hak dalam e-Journal Library
Philosophy and Practice 2015 TAM adalah “This concept is one of
the theories about the use of information technology systems that are considered very influential and is commonly used to describe the
individual acceptance of the use of information technology systems as the technology acceptance model.
”
14
Yang secara garis besar berarti TAM adalah salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat
berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menggambarkan penerimaan individu penggunaan sistem teknologi informasi sebagai
model penerimaan teknologi.
12
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperiakuan Yogyakarta:ANDI, 2007 h.112
13
Ni LuhNyomanSherina Devi dan I WayanSuartana. Analisis Technology Acceptance Model TAM Terhadap Pengguna Sistem Informasi di Nusa Dua Beach Hotel dan Sp. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 2014 h. 169.
14
Ade Abdul Hak, An Analysis of the Acceptances Staffs of Madrassa Library on Senayan-based Library Automation System Using Technology Acceptance Model TAM
2015. Library Philosophy and Practice e-journal. h 1260.
22
2.
Model Technology Acceptance Model
Jogiyanto dalam sistem teknologi keperilakuan menyatakan bahwa model TAM yang dikembangkan oleh Fred Devis telah dimodifikasi
dengan lima konstruk, lima konstruk tersebut ialah persepsi tentang kemudahan penggunaan Perceived Ease of Use, persepsi terhadap
kemanfaatan Perceived Usefulness, sikap terhadap penggunaan Attitude Toward Using, perilaku untuk tetap menggunakan
Behavioral Intention to Use, dan kondisi nyata penggunaan sistem Actual System Usage.
15
Gambar 2.2 Model TAM Fred Davis hasil modifikasi
15
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperiakuan Yogyakarta:ANDI, 2007 h.112
23
a. External Variable
External Variable secara langsung akan mempengaruhi mempengaruhi persepsi terhadap kemanfaatan dan persepsi
tentang kemudahan penggunaan. Persepsi tentang kemudahan penggunaan dipengaruhi oleh variabel external yang berkenaan
dengan karakteristik sistem yang meningkat penggunaan dari teknologi, seperti mouse, icon dan menu.
16
Persepsi tentang kemudahan penggunaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu
sendiri misalnya pengalaman Pengguna Teknologi terhadap pengguna teknologi yang sejenis. Faktor yang kedua adalah
reputasi akan teknologi tersebut diperoleh dari Pengguna Teknologi. Reputasi yang baik didengar oleh Pengguna
Teknologi akan mendorong keyakinan Pengguna Teknologi akan kemudahan penggunaan teknologi tersebut. Faktor yang
ketiga yang mempengaruhi persepsi tentang kemudahan penggunaan teknologi adalah tersedianya mekanisme support
yang terpercaya akan membuat pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support yang handal jika kesulitan
menggunakan teknologi akan mendorong persepsi pengguna teknologi kearah lebih positif.
16
Relawati. Analisa Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan menggunakan TAM. Medan Jurnal Pelita Informatika Bud Darma STMIK Budi Darma
Medan, 2014 hl109
24
Beberapa faktor dibawah ini dapat digunakan untuk mengukur persepsi tentang kemudahan penggunaan:
1. Menggunakan teknologi tidaklah menyulitkan penggunanya. 2. Pengguna Teknologi merasa yakin bahwa mudah untuk
mengerjakan apa yang diperlukan dengan teknologi yang tersedia;
3. Pengguna Teknologi merasa yakin bahwa belajar
menggunakan teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.
17
b. Perceived Ease of Use
Menurut Davis dalam tulisan Imam Yuadi di Jurnal Universitas Airlangga Surabaya yang berjudul Analisis Technology
Acceptance Model Terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling Persepsi kemudahan penggunaan
didefiniskan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha , yang
mencerminkan bahwa usaha merupakan sumber daya yang terbatas bagi seseorang yang akan mengalokasikan untuk
berbagai kegiatan. Yang paling penting bagi Pengguna Teknologi adalah jumlah usaha yang dia keluarkan untuk
dikeluarkan dalam menggunakan suatu sistem. Persepso tentang kemudahan penggunaan adalah konsep yang telah mendapatkan
perhatian dalam kepuasan Pengguna Teknologi dalam alirannya
17
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h115
25
penelitian sistem informasi dan e-commerce. Davis juga mengemukakan bahwa segala sesuatu yang sama, sistem yang
mudah digunakan akan meningkatkan niat untuk menggunakan sebagai kebalikan dari suatu sistem yang lebih mudah
digunakan. Mempertimbangkan argumen yang jelas usaha individu untuk menjadi sumber daya langka, sedemikian hingga
seorang individu seharusnya rela untuk mengalokasikan lebih banyak kesempatan daripada ia mampu melakukannya. Oleh
karena itu, sebuah system yang memerlukan usaha kecil dikatakan lebih baik daripada sistem yang memerlukan usaha
lebih besar.
18
c. Perceived Usefullness
Perceived Usefulness PU atau Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan oleh Davis yang dikutip oleh Natalia Tangke
dalam Jurnal Ekonomi Universitas Kristen Petra yang berjudul Analisa Penerimaan Teknik Audit Berbantuan Komputer
TABK dengan
menggunakan TAM
pada BPK
RI mengemukakan bahwa PU adalah
“sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan
sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. ”
19
18
Imam Yuadi. Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya, 2009 h.9
19
Natalia Tangke. Analisa Penerimaan Teknik Audit Berbantuan Komputer TABK dengan menggunakan TAM adaa BPK RI. Jurnal Ekonomi Universitas Kristen Petra, 2012h.13
26
d. Attitude Toward Using
Attitude Toward Using oleh Jogiyanto dalam Sistem Informasi Keperilakuan TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap
penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi
dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap Attitude sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi
perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif atau cara pandang Cognitive, afektif Affective, dan
komponen-komponen yang
berkaitan dengan
perilaku Behavioral Components.
20
e. Behavioral Intention to Use
Behavioral Intention to Use menurut Relawati pada Jurnal Pelita Informatika Budi Darma STMIK Medan yang berjudul Analisa
Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan
menggunakan TAM
menjelaskan BIU
adalah “kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.“
Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi
tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung,
20
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
27
motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.
21
f. Actual Usage Behavioral
Jogiyanto dalam Sistem Informasi Keperilakuan menjelaskan bahwa AUB adalah
“kondisi nyata penggunaan sistem.” Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan
durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan system jika mereka meyakini bahwa sistem
tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
22
21
Relawati. Analisa Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Perpustakaan dengan menggunakan TAM. Medan Jurnal Pelita Informatika Budi Darma STMIK Budi Darma
Medan, 2014 hl109
22
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
28
C.
TAM pada penerimaan LONTAR
Gambar 2.3 TAM pada penerimaan LONTAR
1. Design Interface OPAC DIO Kualitas Interface sistem memberikan suatu kontribusi penting
pada nilai guna perpustakaan digital. Sebagai media antara sistem dan Pemustaka, Interface bertindak sebagai platform untuk tindakan
Pemustaka. Suatu Interface dirancang dengan baik supaya dapat membantu para Pemustaka dalam menggunakan sistem secara mudah
dengan mengurangi usaha dalam mengidentifikasi obyek tertentu pada layar atau penyediaan navigasi yang jelas antara layer satu dengan yang
lainnya. Pentingnya sistem Interface dalam pencapaian Pemustaka atas sistem temu kembali informasi telah ditulis oleh para peneliti ilmu
perpustakaan dan informasi. Desain Interface adalah suatu cara dimana informasi dipresentasikan
pada suatu layar. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa Interface mampu mempengaruhi strategi pencarian informasi
Pemustaka sebagaimana kemampuannya.
23
23
Imam Yuadi. Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya, 2009 h.5
29
2. Perceived Ease of Use PEU Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi
didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi komputer bisa dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.
3. Perceived Usefulness PU Sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi bisa dapat
dipercaya akan
mendatangkan manfaat
bagi orang
yang menggunakannya.
4. Attitude Toward Using ATU Dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem
yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti
lain menyatakan bahwa faktor sikap Attitude sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas
unsur kognitif atau cara pandang Cognitive, afektif Affective, dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku Behavioral
Components. 5. Behavioral Intention to Use BIU
Kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat
diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap
menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi Pemustaka lain.
30
Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk mengetahui Actual
Usage. 6. Actual Usage Behavioral AUB
Kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas
mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
24
24
Jogiyanto. Sistem Informasi Keperilakuan Jogjakarta: ANDI, 2007 h.116
31
D.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu atau penelitian yang relevan dengan penelitian ini masisng masing berasal dari Imam Yuadi, Arif Surachman, dan Ade
Abdul Hak. Adapun hasil penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Analisis technology acceptance model terhadap Perpustakaan Digital
dengan Structural Equation Modeling yang diteliti oleh Imam Yuadi. Penelitian tersebut menjelaskan penerimaan model teknologi TAM di
Perpustakaan Universitas Airlangga dengan menggunakan metode persamaan model structural SEM, dalam menganalisis Model
Penerimaan teknologi menggunakan software AMOS versi 5.0 sebagai sarana pengolahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan
menggunakan peneriksaan CFA Confirmatory Factor Analysis menemukan bahwa hanya satu variabel yang tidak signifikan,
sedangkan ketujuh variabel lain harus dimodifikasi sampai signifikan. Hasil dari 318 responden menemukan bahwa dua dari sepuluh
hipotesis menolak dimana organisasi e-resources tidak memiliki efek atau signifikan pada persepsi penggunaan. Demikian pula, Persepsi
Kemudahan Penggunaan tidak memiliki efek ke Sikap Pengguna perihal pemanfaatan Perpustakaan Digital.
2. Analisis penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan SIPUS terpadu
versi 3 di Lingkungan Universitas Gajah Mada UGM yang diteliti oleh Arif Surachman. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
faktor- faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap “SIPUS
Terpadu” berdasarkan teori Technology Acceptance Model TAM,
32
yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga variabel sebagaimana yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, Davis dan Oktavianti. Variabel tersebut adalah Perceived Usefulness PU and Perceived Ease of Use
PEOU sebagai variabel mandiri sedangkan Acceptance of “SIPUS
Terpadu” ACIT sebagai variabel terikat. Sebagai gambaran singkat, penelitian ini menunjukkan bahwa kedua vartiabel mandiri tersebut
mempengaruhi variable terikat dengan nilai 63,8 sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain.
3. An Analysis of the Acceptances Staffs of Madrassa Library on
Senayan-based Library Automation System Using Technology Acceptance Model TAM yang diteliti oleh Ade Abdul Hak.
Penelitian tersebut menjelaskan penerimaan Software SLiMS di Perpustakaan Madrasah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Technology Acceptance Model TAM yang didasarkan pada kontruksi pengetahuan dan keterampilan KS,
Persepsi kemudahan penggunaan PEU, Persepsi kegunaan PU, sikap terhadap perilaku ATU, Niat perilaku BI, dan Penggunaan
actual AU. Kuesioner sebanyak 89 sampel yang dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian
menunjukan bahwa nilai rata-rata untuk semua konstruk adalah 3 tinggi dari skor maksimum adalah 4 sangat tinggi, kecuali konstruk
Penggunaan aktual AU dengan nilai rata-rata masih rendah yaitu 2,3. Analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
untuk setiap konstruk, kecuali Persepsi kegunaan PU, dengan sikap
33
terhadap perilaku ATU dengan nilai efek 11.9. sementara itu nilai pengaruh Persepsi kemudahan penggunaan PEU ke sikap terhadap
perilaku ATU mempunyai nilai pengaruh 64.3. Dengan demikian kemudahan menjadi lebih penting daripada kemanfaatan dalam
memberikan pelatihan bagi staff perpustakaan madrasah.
E.
Model Penelitian
Gambar 3.1 Model Peneitian
Seperti Seperti diuraikan diatas bahwa peneliti ini menggunakan
model TAM Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada variabel eksternal. Variabel modelnya adalah variabel eksternal yang
berpengaruh atas persepsi tentang kemudahan penggunaan perceived ease of use dan persepsi terhadap kemanfaatan perceived usefulness
atas Desain Interface OPAC. Model tersebut telah dikembangkan dari hasil adopsi dari model asli TAM .
34
F.
Hipotesis
Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada model penelitian berikut:
Gambar 3.2 Hipotesis Penelitian
Keterangan : 1. Ha
1
: Pengaruh DIO terhadap PU 2. Ha
2
: Pengaruh DIO terhadap PEU 3. Ha
3
: Pengaruh PEU terhadap PU 4. Ha
4
: Pengaruh DIO terhadap ATU 5. Ha
5
: Pengaruh PU terhadap ATU 6. Ha
6
: Pengaruh PEU terhadap ATU 7. Ha
7
: Pengaruh DIO terhadap BIU 8. Ha
8
: Pengaruh PEU terhadap BIU 9. Ha
9
: Pengaruh PU terhadap BIU 10. Ha
10
: Pengaruh ATU terhadap BIU
35
11. Ha
11
: Pengaruh DIO terhadap AUB 12. Ha
12
: Pengaruh PEU terhadap AUB 13. Ha
13
: Pengaruh PU terhadap AUB 14. Ha
14
: Pengaruh ATU terhadap AUB 15. Ha
15
: Pengaruh BIU terhadap AUB
36
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Analisis Kolerasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang diteliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai variasi nilai dengan minimal ada dua variasi
1
. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling yaitu pemilihan sampel tanpa
memperhitungkan ciri-ciri populasi. Siapa yang datang dan terjangkau oleh peneliti maka diambil sebagai sampel.
2
2.
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Kuantitatif, yakni menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh
sampel. selanjutnya adalah mengolah data tersebut hingga tercipta kesimpulan dan hasil yang diinginkan. Dalam metode penelitian ini
menggunakan model diagram jalur dengan menggunakan software
1
Bambang Suharjo. Statistika Terapan disertai contoh aplikasi dengan SPSS Yogyakarta: Graha ilmu,2013. h.2
2
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur penelitian Jakarta : STIA-LAN Press, 1999.h182
37
SPSS versi 22. Model diagram jalur terdiri dari tiga variabel bebas, yaitu : Desain Interface OPAC DIO, Perceived of Usefullness
PU, dan Perceived Ease of Use PEOU. Dengan tiga variabel terikat, yaitu : Attitude Toward Using ATU, Behavioral Intention
of Use BIU, dan Actual Usage Behavior AUB.
B.
Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diterima atau dikumpulkan Peneliti dari sumbernya langsung. Dalam penelitian ini Data
Primer diperoleh dengan cara membagikan angket ke lapangan yakni ke Pengguna yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. 2.
Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh Peneliti
dari tangan kedua atau sumber kedua.
3
Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, laporan dan penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
3
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur penelitian Jakarta : STIA-LAN Press, 1999.h.296-298.
38
C.
Populasi dan Sampel
` Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek
yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.
4
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemustaka aktif yang terdiri dari Mahasiswa dan
Dosen UHAMKA Limau. Adapun sampelnya didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan jika populasi lebih
dari seratus orang, maka sampel dapat diambil 10-15 sesuai dengan kemampuan peneliti.
5
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Peneliti mengambil 10 dari jumlah total populasi yaitu berjumlah 980 Pemustaka aktif yang
terdapat di Kamus UHAMKA Limau antara lain terdiri dari mahasiswa FIKES, FAI, F Psikologi, FISIP dan Dosen UHAMKA.
Tabel 3.1 Jenis Anggota Perpustakaan UHAMKA Limau yang aktif
menggunakan Perpustakaan
Jenis Anggota Jumlah
Mahasiswa FIKES 280
Mahasiswa FAI 240
Mahasiswa F.Psikologi 190
Mahasiswa FISIP 245
4
Edy Supriadi, SPSS + Amos perangkat lunak statistik mengolah data penelitian Jakarta : In Media, 2014, h.17
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: Rieneka, 1992, h. 102.
39
Dosen UHAMKA 25
Total 980
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa 10 dari 980 yakni 98 responden.
Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang diadaptasi dari beberapa penelitian yang menggunakan
Technologiy Acceptance Model, yang lebih dikhususkan pada enam variabel utama yang terdiri dari variabel bebas yaitu Desain Interface
OPAC DIO, Perceived of Usefulness PU, Perceived Ease of Use PEOU dengan tiga variabel terikat yaitu Attitude Toward Using
ATU, Behavioral Intention of Use BIU, dan Actual Usage Behavior AUB.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Observasi : yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan laboratorium maupun dalam situasi
alamiah atau sebenarnya lapangan. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah
Pemustaka aktif di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Limau.