11
Bab III Metode Penelitian
Bab ini memuat jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, Operasional Variabel Penelitian, Model Penelitian, Hipotesis dan jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memuat profil Perpustakaan Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. HAMKA sebagai objek penelitian Gambaran umum,
lokasi geografis, dasar-dasar hukum, tujuan perpustakaan, visi dan misi, tugas dan fungsinya, koleksi, SDM, Pemustaka, layanan,
sarana dan prasarana, dan sejenisnya., hasil penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, meliputi: penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran.
12
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A.
Sistem Temu Kembali Informasi
Temu kembali atau temu balik informasi information retrieval sering digunakan dalam arti kegiatan pencarian atau penelusuran informasi.
Sistem temu kembali informasi dibutuhkan guna mengumpulkan dokumen atau informasi, dan juga sebagai upaya pengorganisasian dokumen atau
informasi yang disajikan dan diakses oleh Pemustaka secara mudah dan
cepat.
1.
Definisi Sistem Temu Kembali Informasi
Menurut Lancaster 1979 yang dikutip Agus Rifai dalam Jurnal Al-Maktabah Vol.4 No.1 temu balik informasi adalah
“proses penelusuran koleksi dokumen dalam arti seluas-luasnya untuk
mengidentifikasi dokumen mengenai subyek tertentu. ”
Sedangkan Ingwersen 1992 berpendapat yang dikutip Agus Rifai dalam Jurnal Al-Maktabah Vol.4 No.1 mengatakan bahwa
“sistem temu kembali informasi merupakan sistem yang dibangun melalui
proses antara obyek sistem, sistem setting, dan situasi yang memungkinkan terjadinya penelusuran dan ditemukanya informasi
potensial yang diinginkan oleh penelusur informasi. ”
1
Menurut Putu Pendit dkk dalam Artikel yang ditulis M Solihin Arianto dan Ahmad Subhan yang berjudul Isu-isu Pengembangan
Perpustakaan Digital di Indonesia Information retrieval merujuk ke keseluruhan kegiatan yang meliputi pembuatan wakil informasi
1
Agus Rifai. Peran pustakawan intermediary dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai Jakarta : al-Maktabah Vol 4, No.1, April 2002 h.1-12
13
representation, penyimpanan storage, pengaturan organization sampai ke pengambilan accses. Semua ini harus memudahkan
Pengguna sistem informasi untuk memperoleh apa yang diinginkanya. Sementara itu, data retrieval memiliki lingkup yang lebih sempit yaitu
bagaimana mencocokan antara kata-kata yang terkandung disebuah dokumen dengan kata-kata yang digunakan seseorang dalam mencari
informasi dengan asumsi bahwa yang dicari adalah kata-kata dan dokumennya berisi kata-kata.
2
2.
Kegiatan Temu Kembali Informasi
Menurut Chowdhruy 1999 dalam Artikelnya yang berjudul Introduction to Modern Information Retrieval menyebutkan beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh suatu sistem untuk keperluan temu kembali informasi, yaitu sebagai berikut :
” a.
Mengidentifikasi sumber-sumber informasi dokumen yang relevan dengan minat Pengguna;
b. Melakukan analisis isi dokumen;
c. Mewakili isi dari sumber informasi sesuai dengan pertanyaan
Pengguna; d.
Melakukan analisis terhadap pertanyaan Pengguna dan mewakilinya dalam bentuk yang cocok agar sesuai dengan
database; e.
Mencocokan istilah penelusuran dengan database; f.
Menemukan kembali informasi yang relevan; g.
Melakukan hal-hal yang perlu disesuaikan dalam sistem berdasarkan umpan balik feedback dari Pemustaka.
”
3
2
M Solihin Arianto dan Ahmad Subhan. Isu-isu Pengembangan Perpustakaan Digital di Indonesia Yogyakarta:Jurnal IAIN Sunan Klijaga, 2012h 13
3
Chowdhury, G.G. Introduction to Modern Information Retrieval London: Library
Association Publishing, 1999