Self Efficacy Tinjauan Literatur

27 2 Pengetahuan Umum Seorang auditor harus memiliki kemampuan umum untuk memahami entitas yang akan diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan review analitis analytical review, pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan tentang sektor publik. Pengetahuan akuntansi mungkin akan membantu dalam mengolah data dan angka, namun karena audit kinerja tidak memfokuskan pada laporan keuangan maka pengetahuan akuntansi bukanlah syarat utama dalam melakukan audit kinerja. 3 Keahlian Khusus Keahlian khusus yang harus dimiliki antara lain keahlian untuk melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistik, keterampilan menggunakan komputer minimal mampu mengoperasikan word processing dan spread sheet, serta mampu menulis dan mempresentasikan laporan dengan baik.

7. Self Efficacy

Self efficacy efikasi diri menurut Bandura 1986 dalam Hidayat dan Handayani 2010:8 yaitu sebagai keyakinan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan suatu aktivitas dengan berhasil. Konsep self efficacy pada dasarnya bersumber dari Social Learning Theory yang dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Hidayat dan Handayani 2010:8 yang menekankan hubungan kusal timbal balik reciprocal 28 determinism antara faktor lingkungan, perilaku dan faktor personal yang saling terkait. Teori ini mengakui peran motivasi dari self efficacy sebagai kekuatan kognitif pusat yang menyediakan sub-keterampilan regulasi diri. Menurut Bandura dalam Luthans, 2005:388 efikasi diri merupakan penilaian atau keyakinan pribadi tent ang “seberapa baik seseorang dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk berhubungan d engan situasi prospektif”. Definisi yang lebih luas dan lebih tepat untuk perilaku organisasi positif diberikan oleh Stajkovic dan Luthans dalam Luthans, 2005:338, efikasi diri mengacu pada keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. Secara umum, self efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan khusus yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan melibatkan kepercayaan seseorang bahwa dia mampu untuk melakukan suatu tindakan tertentu pada situasi tertentu. Kepercayaan ini muncul akibat pengalaman individu itu sendiri atas perilakunya dan perilaku orang lain pada situasi yang samahampir sama pada masa lalu. Self efficacy memiliki beberapa indikator seperti yang dijabarkan oleh Steers dan Porter 1996:254-256 dalam Hidayat dan Handayani 2010:9, yaitu: a. Orientasi pada tujuan b. Orientasi kendali kontrol c. Berapa banyak usaha yang dikembangkan dalam situasi 29 d. Berapa lama seseorang bertahan dalam menghadapi hambatan. Keyakinan individu bahwa ia memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu memberikan kontribusi untuk melakukan judgment yang lebih baik. Individu dengan self efficacy tinggi cenderung melakukan berbagai tugas dengan baik. Sebaliknya, individu dengan self efficacy rendah cenderung menghindari tugas dan situasi yang mereka percaya melebihi kemampuan mereka. Self efficacy merupakan bentuk motivasi internal dimana individu meyakini bahwa dia mampu mengatur dan melaksanakan tugas untuk mencapai tingkat kinerja yang diharapkan. Self efficacy membangun motivasi yang mempengaruhi kegiatan pilihan individu, tingkat pencapaian, ketekunan, dan kinerja dalam berbagai konteks Zhao, Seibert, dan Hills, 2005. Teori kognitif sosial memberikan dasar untuk menjelaskan bagaimana self efficacy dirasakan sebagai fokus utama dalam mekanisme self regulator yang mengatur motivasi dan tindakan manusia Bandura, 1997. Menurut teori kognitif sosial, kinerja seseorang dipengaruhi tidak hanya oleh faktor lingkungan, tetapi juga oleh faktor personal yaitu self efficacy motivasi. Menurut Alwisol 2006:345, sumber-sumber efikasi diri antara lain : a. Pengalaman performansi, muncul ketika individu pernah mencapai prestasi dimasa lalu. b. Pengalaman vikarius, diperoleh melalui model sosial dengan 30 mengamati keberhasilan orang lain. c. Persuasi sosial, pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri. d. Keadaan emosi, keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Menurut Bandura 1997:42 self efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil outcomes yang positif. Dalam menilai tingkat self efficacy individu melalui tiga dimensi, yaitu: a. Level atau Magnitude tingkat kesulitan tugas yaitu derajat kesulitan tugas yang dirasakan oleh individu mampu untuk dihadapi. Dimana individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa di luar batas kemampuannya. Yang termasuk dalam level atau magnitude ini yaitu memahami tugas yang diberikan, mendahulukan tugas yang dirasa lebih mudah untuk dikerjakan dan sadar akan kemampuan yang dimiliki dengan menghindari tugas di luar batas kemampuan. b. Generality luas bidang tingkah laku yaitu individu mampu menilai keyakinan dirinya dalam mengerjakan banyak kegiatan atau hanya kegiatan tertentu saja. Generality atau luas bidang tingkah laku dapat dilihat dari kemampuan dalam mengerjakan tugas yang beragam atau berbeda-beda dan bersikap tenang ketika menghadapi hambatan dalam pekerjaan. 31 c. Strength tingkat kekuatan yaitu berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Tingkat kekuatan atau strength dapat berupa tetap bekerja dengan profesional dalam kondisi apapun sekalipun di bawah tekanan dan konsisten pada tugas yang dijalankan. Menurut Bandura 1997:117, proses yang mengaktifkan efikasi diri salah satunya proses motivasi. Berdasarkan kondisi lapangan, efikasi diri subjek banyak dipengaruhi oleh hasil interaksi antara karyawan dengan lingkungan kerjanya. Dukungan dari pimpinan dan rekan kerja memberikan peran besar dalam menumbuhkan efikasi diri karyawan dalam melakukan tugas-tugas perusahaan. Bentuk-bentuk dukungan informatif seperti nasehat, petunjuk dan saran dari pimpinan maupun rekan kerja mempengaruhi keyakinan diri karyawan agar dapat berhasil dalam pekerjaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kreitner dan Kinicki 2003:171 bahwa petunjuk yang membangun serta umpan balik yang positif mempengaruhi efikasi diri seseorang. Pekerjaan dapat benar-benar menjadi ancaman dan sumber stres bagi individu yang tidak memiliki keyakinan dan efikasi diri yang tinggi bahwa dirinya mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan padanya Jex, Bliese, Buzzel dan Primeau, 2001. Efikasi diri yang tinggi membantu individu untuk menyelesaikan tugas dan mengurangi beban kerja secara psikologis maupun fisik sehingga stres yang dirasakan pun kecil. 32

8. Job Stress

Dokumen yang terkait

Pengaruh gender kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor terhadap audit judgment : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

2 10 99

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Pengaruh penerapan EDP AUDIT, Kompentensi dan idependensi auditor terhadap tingakt materialitas dalam audit laporan keuangan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

1 12 123

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor. dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta

3 10 134

Pengaruh kompetensi, independensi dan due professional care terhadap kualitas audit : studi empiris pada kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Tangerang

0 24 0

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

0 2 11

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

0 0 23