everyday tasks ”. Artinya, Gangguan Perkembangan Koordinasi, Development
Coordination Disorder DCD APA, 2000 terjadi ketika seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan keterampilan motorik, atau
mengalami kesulitan dalam koordinasi gerakan, sehingga seorang anak tidak mampu melakukan tugas sehari-hari.
Menurut Abdurrahman 2003: 147 keterampilan motorik bertujuan untuk
menampilkan suatu perbuatan khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Kegunaan pola motorik lebih luas, tidak hanya untuk penampilan, tetapi juga
menyediakan umpan balik dan informasi yang lebih banyak kepada individu. Anak dapat memperoleh suatu keterampilan terpecah yang memungkinkan ia
dapat menulis namanya sendiri dengan menghafalkan urutan gerakan-gerakan jari halus fine finger movements yang tidak terkait dengan pergelangan
tangan atau bagian tubuh yang lain. Contoh lain adalah tentang anak yang menari dengan irama.
2.4 Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran merupakan pengkondisian siswa berproses belajar untuk meningkatkan
kemampuan dibidang
kognitif, afektif,
dan psikomotor
Mumpuniarti, 2007: 37. Beberapa model kurikulum telah terbukti berhasil dalam memberikan pengalaman pendidikan jasmani yang bermutu untuk individu-
individu berkebutuhan khusus. Ketika digunakan sebagai panduan, model-model ini dapat membantu meningkatkan proses dan memastikan bahwa para siswa
dengan kebutuhan unik diajar secara efisien dan efektif. Anak Tunarungu
memerlukan suatu model pembelajaran yang bersifat khusus. Suatu pola gerak yang bervariasi diyakini dapat meningkatkan potensi peserta didik dengan
kebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajaran atau berkaitan dengan pembentukan fisik, emosi, sosialisasi dan daya nalar Bandi Delphie, 2007: 3.
Program perencanaan pembelajaran bagi anak Tunarungu adalah sebuah rancangan persiapan yang dibuat oleh pengajar dalam pembelajaran untuk anak Tunarungu.
Menurut Mumpuniarti 2007: 73, prinsip yang digunakan dalam perencanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1 Pembelajaran yang disiapkan secara cermat dan sistematis akan dapat
membantu perkembangan peserta didik secara optimal. 2
Perencanaan yang cermat dan sistematis dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti teori belajar dan karakteristik
peserta didik. Karakteristik Tunarungu memerlukan cara-cara belajar yang khusus.
3 Perencanaan pembelajaran mengarah untuk membantu proses belajar
peserta didik secara individual. 4
Perencanaan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan sistem. 5
Perencanaan pembelajaran harus mempertimbangkan pemanfaatan berbagai sumber dan alat bantu belajar.
Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran Mumpuniarti 2007: 74,
komponen perencanaan pembelajaran yaitu komponen yang saling berinteraksi dan