Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik

2 Faktor Pribadi Personal Factor Setiap orang pribadi merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam fisik, mental sosial, maupun kemampuan-kemampuannya. Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, anak yang mempelajari kemampuan motorik dengan baik maka membuktikan bahwa faktor pribadi merupakan sesuatu yang mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik. 3 Faktor situasional Situational Factors Faktor situasional termasuk faktor-faktor seperti tugas yang diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media kegiatan pembelajaran, dan kondisi sekitar saat pembelajaran berlangsung. Faktor-faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi proses pembelajaran dan kondisi pribadi anak, yang semuanya saling menunjang dan melemahkan.

2.3.6 Keterampilan motorik anak Tunarungu

Menurut Doyle dalam Pitcher 2003: 526 “fine motor ability in children with ADHD is linked to the fact that fine motor skills make greater demands for sustained attention and effortful activity”. Artinya, kemampuan motorik halus yang lemah pada anak dengan ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder dihubungkan dengan fakta bahwa keterampilan motorik halus adalah aktifitas yang membutuhkan usaha keras dan perhatian lebih. Menurut Missiuna 2003: 2 “Development Coordination Disorder DCD APA, 2000 occurs when a delay in the development of motor skills, or difficulty coordinating movements, result in a child being unable to perform everyday tasks ”. Artinya, Gangguan Perkembangan Koordinasi, Development Coordination Disorder DCD APA, 2000 terjadi ketika seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan keterampilan motorik, atau mengalami kesulitan dalam koordinasi gerakan, sehingga seorang anak tidak mampu melakukan tugas sehari-hari. Menurut Abdurrahman 2003: 147 keterampilan motorik bertujuan untuk menampilkan suatu perbuatan khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Kegunaan pola motorik lebih luas, tidak hanya untuk penampilan, tetapi juga menyediakan umpan balik dan informasi yang lebih banyak kepada individu. Anak dapat memperoleh suatu keterampilan terpecah yang memungkinkan ia dapat menulis namanya sendiri dengan menghafalkan urutan gerakan-gerakan jari halus fine finger movements yang tidak terkait dengan pergelangan tangan atau bagian tubuh yang lain. Contoh lain adalah tentang anak yang menari dengan irama.

2.4 Konsep Dasar Pembelajaran

Pembelajaran merupakan pengkondisian siswa berproses belajar untuk meningkatkan kemampuan dibidang kognitif, afektif, dan psikomotor Mumpuniarti, 2007: 37. Beberapa model kurikulum telah terbukti berhasil dalam memberikan pengalaman pendidikan jasmani yang bermutu untuk individu- individu berkebutuhan khusus. Ketika digunakan sebagai panduan, model-model ini dapat membantu meningkatkan proses dan memastikan bahwa para siswa dengan kebutuhan unik diajar secara efisien dan efektif. Anak Tunarungu