Konsep Anak Tunarungu Hakikat Anak Tunarungu
dan pemilihan alat bantu dengar serta layanan khusus yang tepat, akan menghasilkan akselerasi secara optimal dalam mempersepsi bunyi bahasa dan
wicara. Klasifikasi ketunarunguan sangat bervariasi menurut Boothroyd dalam Melinda 2013: 20 seperti pada gambar Klasifikasi dan karakteristik
ketunarunguan di bawah ini didasarkan pada a.
Kelompok I : Kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal.
b. Kelompok II : Kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses atau
ketunarunguan atau ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara percakapan manusia hanya sebagaian.
c. Kelompok III : Kehilangan 61-90 dB: severe hearing losses atau
ketunarunguan berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada. d.
Kelompok IV : Kehilangan 91-120 dB: profound hearing losses atau ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara percakapan manusia
tidak ada sama sekali.
Menurut Melinda 2013: 22 anak tunarungu dibedakan menjadi 4, seperti yang terdapat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Klasifikasi anak tunarungu
Rata-rata kehilangan
pendengaran Tingkat
ketunarunguan Kemampuan
memahami percakapan
20 – 40 Db
Ringan mildly Tidak selalu bereaksi bila disapa
Mengalami kesulitan
dalam melangsungkan percakapan
40 – 65 dB
Sedang moderat Mengalami
kesulitan dalam
melangsungkan percakapan bila tidak menatap wajah
Kesulitan untuk menangkap suara pada jarak yang jauh
Mengalami kesukaran mendengar dalam lingkungan yang bising
Sebaiknya memakai alat bantu dengar
65 – 95 Db
Berat severe Akan
sedikit memahami
percakapan bila dengan suara keras
Sulit untuk menyimak percakapan sehari-hari secara wajar
95 – ke atas
Berat sekali
profoundly a
Tak mungkin melangsungkan percakapan wajar sehari-hari
b Pemakaian
APM masih
bermanfaat c
Ketergantungan pada visual sangat tinggi