Subjek Uji Lapangan Subjek Penelitian .1 Subjek Analisis Kebutuhan

tahap uji lapangan skala kecil. Hal yang membedakan terletak pada jumlah subjek uji lapangan skala besar yang lebih banyak daripada uji lapangan skala kecil. Dalam hal ini, subjek uji lapangan yang sudah mengikuti uji lapangan skala kecil turut serta dalam uji lapangan skala besar. Proses revisi produk dilakukan setelah mendapat masukan dari para ahli materi untuk menghasilkan produk final. 3.6.2. Jenis Data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data dari para pakar desain pengembangan model, pakar olahraga adapted, guru Penjas dan siswa. Data dalam penelitian skala kecil didapatkan data dari pakar pembelajaran Pendidikan Jasmani dan pakar olahraga adapted dengan menggunakan angket untuk menilai kualitas model sebelum uji coba di lapangan. Sedangkan untuk uji coba di lapangan dengan skala besar data dihasilkan dari hasil observasi yang diberikan kepada para pakar desain pengembangan model dan pakar olahraga adapted saat mengobservasi pelaksanaan ujicoba yang telah didokumentasikan dalam wujud CD dan data dari siswa, didapatkan dari hasil penilaian aktivitas bermain anak dalam format penilaian. 3.6.3 Pengembangan Menurut buku dari Ditjen Olahraga Masyarakat 2002 : 41 dengan judul Model pengembangan motorik anak prasekolah. Dipaparkan draf awal model pembelajaran motorik yang terdiri dali lima model yaitu : 1 Menyusul puzzle berupa gambar, 2 Melempar bola kekeranjang, 3 Menendang bola ke gawang, 4 Menyusun balok kayu, 5 Model pembelajaran motorik senam gerak dan lagu. Dari kelima model diatas maka dapat dikembangkan menjadi draf awal model pembelajaran motorik berbasis permainan, yang terdiri dari lima model permbelajaran motorik berbasis permainan, yaitu: 1 Model pembelajaran motorik berbasis permainan memasangkan puzzle sesuai bentuk, 2 Model pembelajaran motorik berbasis permainan melempar bola ke Simpai yang dihias, 3 Model pembelajaran motorik berbasis permainan menendang bola ke gawang yang dihias, 4 Model pembelajaran motorik berbasis permainan memasukkan urutan lingkaran dari yang terbesar sampai terkecil, dan 5 Model pembelajaran motorik senam gerak yang dikombinasikan ketukan.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket yang disusun oleh peneliti yang kemudian dijadikan alat penilaian bagi para pakar. Dalam uji coba dilapangan instrumen yang digunakan untuk mengungkap pendapat para pakar serta guru SLB adalah pedoman observasi. Pakar yang dipilih merupakan seorang yang ahli dalam bidang olahraga desain dan media yaitu Drs. Sudirman Husin, M.Pd dari Penjas Unila, seorang ahli dalam ahli konten yaitu Galih Dwi Pradipta, M.Or dari Ikip veteran semarang. Peneliti menggunakan instrumen penilaian anak, yaitu format penilaian yang digunakan untuk menilai kinerja anak saat melaksanakan permainan-permainan yang dikembangkan. Dengan format penilaian ini akan memudahkan dalam mengevaluasi penampilan anak dan ketercapainya indikator yang diharapkan dari tiap permainan. Terdapat sepuluh format penilaian untuk masing-masing permainan berbeda karena indikator tujuan permainan yang berbeda-beda di dalam setiap permainan. Sistem penilaian dalam format penilaian terdiri dari tiga kriteria penilaian yaitu dapat melakukan mendapat skor 2, belum dapat melakukan mendapat skor 1, dan tidak dapat melakukan mendapat skor 0. Berikut ini disampaikan contoh angket pada saat uji coba skala kecil untuk para ahli yang terdiri atas 2 orang ahli serta contoh lembar observasi yang diberikan dalam uji coba skala luas. Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Pakar Olahraga Adapted konten Terhadap Draf Model Pembelajaran Motorik Berbasis Permainan No . Unsur-unsur Angket Para Pakar Terhadap Draf Model Item Nomor 1 Sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SLB 1 2 Sesuai dengan karakteristik anak SLB 2 3 Petunjuk permainan jelas 3 4 Pemilihan model pembelajaran motorik ini tepat 4 5 Kesesuaian alat 5 6 Permainan mudah bagi anak yang melakukan 6 7 Permainan mendorong kemampuan motorik anak 7,8 8 Permainan mendorong anak aktif bergerak 9 9 Permainan aman dilaksanakan dalam pembelajaran 10 Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pakar Olahraga Adapted Desain dan Media Terhadap Draf Model Pembelajaran Motorik Berbasis Permainan No Aspek yang dinilai Item Nomor 1 Model permainan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 1 2 Model sesuai dengan karakteristik anak 2 3 Petunjuk permainan jelas 3 4 Alat dan fasilitas yang digunakan sesuai untuk anak tunarungu 4 5 Media permainan mudah untuk dimainkan anak tunarungu 5 6 Permainan mendorong kemampuan motorik kasar anak tunarungu 6 7 Permainan mendorong kemampuan motorik halus anak tunarungu 7 8 Relevansi gambar dengancontoh gerakan dengan tujuan pembelajaran 8 9 Pengorganisasian bahan ajar 9 10 Keterbacaan model bahan ajar 10 11 Ilustrasi gerakan permainan sesuai dengan petunjuk permainan 11 12 Perwajahan atau layout 12 13 Ukuran hurufketikan 13 14 Kejalasan bentuk media 14 15 Memenarikan warna yang digunakan untuk media 15 16 Model permainan menyusun puzzle sesuai bentuk 16 17 Model permainan Melempar bola pada simpai 17 18 Model permainan menendang bola kegawang 18 19 Model permainan menyusun urutan lingkaran 19 20 Model permainan senam gerak 20 Tabel 3.3 Kisi-kisi Format Penilaian Model Permainan Menyusun Puzzle Sesuai dengan Bentuk No. Unsur-unsur Format Penilaian Model Permainan Memasangkan Balok Sesuai Warna dan Bentuk Item Nomor 1 Mempraktikkan berdiri di garis start 1 2 Mempraktikkan memulai permainan pada aba-aba hitungan ke 3 2 3 Mempraktikan berlari lurus diatas enam karpet 3 4 Mempraktikan memasangkan balok sesuai warna dan Bentuk 4 5 Pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan 5 6 Melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai 6 Tabel 3.4 Kisi-kisi Format Penilaian Model Permainan Melempar Bola pada sasaran Simpai yang dihias No. Unsur-unsur Format Penilaian Model Permainan Melempar Bola ke Simpai Item Nomor 1 Mempraktikkan berdiri di garis start 1 2 Mempraktikkan memulai permainan pada aba-aba hitungan ke 3 2 3 Mempraktikkan berjalan menyamping melewati semua karpet 3,4,5 4 Mempraktikkan mengambil bola 6 5 Mempraktikkan melempar bola ke simpai 7 6 Pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan 8 7 Melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai 9 Tabel 3.5 Kisi-kisi Format Penilaian Model Permainan Menendang Bola ke Gawang yang dihias No. Unsur-unsur Format Penilaian Model Permainan Menendang Bola ke Gawang Item Nomor 1 Mempraktikkan berdiri di garis batas menendang 1 2 Mempraktikkan memulai permainan pada aba-aba hitungan ke 3 2 3 Mempraktikkan menendang bola ke gawang 3 4 Melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai 4 Tabel 3.6 Kisi-kisi Format Penilaian Model Permainan Memasukkan Urutan Lingkaran dari yang terbesar sampai terkecil No. Unsur-unsur Format Penilaian Model Permainan Memasukkan Urutan Lingkaran Item Nomor 1 Mempraktikkan berdiri di garis start 1 2 Mempraktikkan memulai permainan pada aba-aba hitungan ke 3 2 3 Mempraktekkan berjalan zig-zag diatas karpet 3,5 4 Mempraktikkan menyusun lingkaran sesuai urutan terkecil sampai yang terbesar 4 5 Melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai 6 Tabel 3.7 Kisi-kisi Format Penilaian Model Permainan Senam Gerak menggunakan ketukan No. Unsur-unsur Format Penilaian Model Permainan Senam gerak dan lagu Item Nomor 1 Mempraktikkan gerakan kedua tangan mengarah keatas 1 2 Mempraktikkan gerakan kedua tangan mengarah keatas dan meliukkan ke kanan dan ke kiri 2 3 Mempraktikkan kedua tangan direntangkan ke samping kanan dan kiri, kemudian melambai naik turun dan kaki melangkah ke samping kanan dan kiri 3 4 Mempraktikkan gerakan ke dua tangan saling dikaitkan ke atas dan kaki jinjit 4 5 Melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai 5

3.7.1 Validitas Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur pembelajaran motorik berbasi permainan terlebih dahulu diuji coba validitasnya kepada responden diluar subjek uji coba. Widoyoko 2012 : 141, menjelaskan bahwa instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Menurut Ley 2007 dalam Azwar 2012 : 111 menyatakan bahwa validitas isi adalah sejauhmana kelayakan suatu tes sebagai sampel dari domain aitem yang hendak diukur. Dalam konsep validitas isi