Bahasa Komunikasi Di Kelas

187 Grafik berikut menunjukkan persentase guru dan bahasa yang digunakan dalam menyiapkan pelajaran. Grafik 4.4. Persentase guru dan bahasa yang digunakan dalam menyiapakan pelajaran. Sumber: Hasil olah data penelitian Dari semua informasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru SMP Sacrojes sudah mulai membuat RPP dengan bahasa Portugis walaupun belum fasih berbahasa Portugis secara lisan sehingga harus dijelaskan dalam bahasa Tétum. Sedangkan guru SMP Hera belum menggunakan bahasa Portugis secara lisan termasuk tulis pun belum karena mereka belum membuat RPP untuk membantu mengembangkan bahasa Portugis mereka.

C. Bahasa Komunikasi Di Kelas

Sebagai bahasa pengantar pendidikan berarti harus menggunakannya secara lisan dan tulisan. Secara lisan dipakai dalam kehidupan guru dan siswa di sekolah, khususnya dalam PBM di kelas. Secara tulis 188 berarti dipakai dalam membuat RPP dan dalam menyalin pelajaran kepada siswa di kelas. Tetapi secara umum guru SMP Hera dan SMP Sacrojes baru menggunakannya dalam bahasa tulis tetapi dalam bahasa lisan belum menggunakan bahasa Portugis. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan kepala sekolah SMP Hera. Dalam wawancara 30112016 bapak João Reis da Cruz kepala sekolah SMP Hera mengatakan bahwa semua guru sudah mampu menyelenggarakan PBM dengan menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar dalam menulis tetapi dalam menjelaskan pelajaran guru belum mampu. Di samping itu bapak Virgilio, wakil kepala sekolah SMP Hera 25102016 juga mendukung pernyataan kepala sekolah SMP Hera dengan berkata bahwa guru SMP Hera belum menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar dalam PBM di kelas. Pernyataan di atas juga didukun oleh hasil observasi. Berdasarkan pada hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa dalam PBM guru tidak menggunakan bahasa Portugis untuk menjelaskan materi kepada peserta didik tetapi menggunakan bahasa Tétum. Bahasa Portugis hanya digunakan untuk menulis pelajaran di papan tulis Observasi, 11112016 189 Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh guru SMP Hera juga menunjukkan bahwa guru SMP Hera belum menggunakan bahasa Portugis sebagai media komunikasi dalam PBM di kelas. Persentase guru yang mengakui penggunaan bahasa Portugis di kelas baru mencapai 33,3 tetapi penggunaan bahasa Tétum sebagai bahasa pengantar PBM secara lisan, lebih besar dengan persentase 66,7 . Hal ini dapat kita lihat pada grafik berikut. Grafik 4.5. Penggunaan bahasa Portugis dan bahasa Tétum Sumber: Hasil olah data penelitian Selain dari guru SMP Hera siswa juga mengisi angket. Hasil pengisian angket tentang penggunaan bahasa Portugis sebagai bahasa komunikasi di kelas oleh guru SMP Hera, menunjukkan bahwa 66 siswa mengatakan bahwa guru menggunakan bahasa Tétum sebagai media komunikasi di kelas, kemudian baru 190 disusul dengan bahasa Portugis 29 dan yang paling sedikit adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan persentase 5 , sperti terlihat pada grafik berikut. Grafik 4.6. Penggunaan bahasa Portugis, Tétum dan Inggris di kelas. Sumber: Hasil olah data penelitian Selain dari itu bapak Guilhermino da Silva, kepala sekolah SMP Sacrojes mengatakan bahwa belum semua guru menerapkan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar dalam menyelenggarakan PBM di kelas. Dalam wawancara 15112016 bapak da Silva berkata: “… belum semua pendidik mampu menyelenggarakan PBM dengan menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar. … masih banyak tenaga pendidik yang belum menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar PBM.” 191 Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Inácio Ximenes wakil kepala sekolah SMP Sacrojes. Beliau mengakui bahwa guru belum mampu menyelenggarakan PBM dengan bahasa Portugis. Dalam wawancara 14112016 bapak Ximenes berkata: “Ya, mampu dalam menulis namun dalam menjelaskan pelajaran belum.” Hal ini berarti dalam PBM guru menggunakan bahasa Portugis hanya untuk menulis pelajaran namun untuk berbicara dalam memberikan penjelasan kepada siswa, guru belum mampu. Selain dari wawancara dan observasi peneliti juga menggunakan angket untuk mengumpulkan informasi dari pendidik dan peserta didik. Hasil pengisian angket yang dilaksanakan oleh siswa SMP Sacrojes menunjukkan bahwa masih sangat sedikit siswa SMP Sacrojes yang menyatakan bahwa guru SMP Sacrojes menggunakan bahasa Portugis sebagai media komunikasi proses belajar mengajar. Berdasarkan pada pengisian angket oleh siswa ini hanya 7,9 siswa yang menyatakan bahwa guru mereka menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar PBM di kelas. Sedangkan sisanya mengatakan bahwa guru menggunakan bahasa Tétum sebagai bahasa komunikasi di dalam kelas. Tingkat persentase siswa SMP Sacrojes yang menyatakan bahwa guru mereka 192 tidak menggunakan bahasa Portugis sebanyak 92,1 . Tetapi para siswa SMP Sacrojes ini mengatakan bahwa guru mereka menggunakan bahasa Tétum sebagai bahasa pengantar komunikasi, bukan bahasa Portugis. Hal ini dapat kita lihat seperti yang terdapat pada grafik di bawah. Grafik 4.7. Penggunaan Bahasa Portugis di kelas. Sumber: Hasil olah data penelitian Guru SMP Sacrojes juga mengakui bahwa mereka tidak menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa komunikasi dalam PBM di kelas, mereka menggunakan bahasa Tétum seperti dalam grafik berikut. Grafik 4.8. Pengakuan guru SMP Sacrojes 193 Sumber: Hasil olah data penelitian Dalam grafik ini terlihat bahwa 88,5 guru SMP Sacrojes menggunakan bahasa Tetum dalam menjelaskan pelajaran kepada siswa; baru disusul 7,7 menggunakan bahasa Portugis dan 3,8 menggunakan bahasa Inggris dalam memberikan penjelasan kepada para siswa. Dari semua pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru dari SMP Hera dan SMP Sacrojes belum mampu berbahasa Portugis dalam memberikan penjelasan kepada peserta didik. Penggunaan bahasa Portugis hanya sebatas untuk membuat RPP dan menyalin pelajaran masih sangat susah dalam berkomunikasi.

D. Kemampuan Siswa Berbahasa Portugis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jenis dan Pola Penyelesaian Pelanggaran Keimigrasian di Timor Leste T2 322011902 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Pembentukan Institusi Kepolisian Nasional Timor Leste T2 322011008 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Adaptasi Budaya Para Ekspatriat di Timor Leste T2 912010015 BAB IV

0 1 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Bahasa Portugis sebagai Bahasa Pengantar dalam PBM pada SMP di Timor Leste Tahun Ajaran 2016

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Bahasa Portugis sebagai Bahasa Pengantar dalam PBM pada SMP di Timor Leste Tahun Ajaran 2016

0 0 158

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Bahasa Portugis sebagai Bahasa Pengantar dalam PBM pada SMP di Timor Leste Tahun Ajaran 2016 T2 942015901 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Bahasa Portugis sebagai Bahasa Pengantar dalam PBM pada SMP di Timor Leste Tahun Ajaran 2016 T2 942015901 BAB II

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Bahasa Portugis sebagai Bahasa Pengantar dalam PBM pada SMP di Timor Leste Tahun Ajaran 2016 T2 942015901 BAB I

0 0 9

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tolok Ukur Membela Democratic Legality Tugas Polisi Timor Leste T2 BAB IV

0 0 6

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kerjasama Bilateral Indonesia dan Timor Leste dalam Pembangunan Ekonomi di Timor Leste T1 BAB IV

1 3 25