Jenis pajak dan non-pajak yang dibayar oleh perusahaan kepada pemerintah

6.1. Jenis pajak dan non-pajak yang dibayar oleh perusahaan kepada pemerintah

Pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi terkait kewajiban perusahaan tambang dalam bentuk pembayaran pajak dan non pajak.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012, tarif royalti atas nikel matte dan feronikel yaitu sebesar 4 persen dari harga jual dan iuran tetap sebesar US$4 per hektar. Penerimaaan Pemerintah Pusat dari usaha pertambangan berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 21), Pajak Penghasilan Badan (PPh Pasal 25), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Royalti, Land-rent, iuran Kuasa Pertambangan (KP), Bea Masuk, dan pajak lainnya. Khusus penentuan besaran land-rent dan royalti, perhitungannya dilakukan oleh pemerintah pusat dan perusahaan tambang. Perusahaan pertambangan menyampaikan informasi kepada pemerintah daerah (Dinas Pertambangan) mengenai jumlah nilai pajak dan non-pajak yang mereka bayarkan kepada pemerintah pusat. Setiap awal tahun anggaran, pemerintah pusat melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah (DPKAD) mengenai besaran nilai dana bagi hasil yang bakal diterima oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah tidak memiliki andil dan peran dalam pengumpulan pajak land-rent dan royalti.

Penerimaan Pemerintah Daerah dari kegiatan Pertambangan diatur dalam beberapa regulasi, yakni Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun

2005. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, maupun Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, pemerintah kabupaten menerima dana bagi hasil sumber daya alam dari pemerintah pusat dengan sistem pembagian untuk land-rent: 20 persen untuk pemerintah pusat; 16 persen untuk provinsi; dan 64 persen untuk daerah penghasil. Seperti halnya pajak land-rent, pemerintah kabupaten menerima iuran produksi (royalti) dalam bentuk dana bagi hasil dari pemerintah pusat dengan sistem

Pembangunan Pertambangan KTI

pembagian: 20 persen untuk pemerintah pusat; 16 persen untuk provinsi; 32 persen untuk daerah penghasil; dan 32 persen untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Jenis penerimaan lainnya yang diterima secara langsung oleh pemerintah daerah (dalam bentuk PAD) terdiri atas pajak penggunaan mineral bukan logam dan batuan (dulu bernama pertambangan galian C), pajak penggunaan listrik, pajak air permukaan, retribusi izin mendirikan bangunan, izin gangguan, uji kendaraan bermotor, izin usaha pertambangan dan energi, dan retribusi kelayakan lingkungan dan UKL-UPL dan Amdal. Ketentuan yang mengatur mengenai besaran pajak dan retribusi daerah terkait dengan usaha pertambangan dituangkan di dalam Peraturan Daerah. Guna mengoptimalkan penerimaan pajak dan retribusi daerah setiap tahunnya, maka instansi teknis pengelola keuangan dan Dinas Pertambangan Daerah melakukan rapat koordinasi dengan pihak perusahaan dan melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah pusat atas perhitungan besaran pajak yang menjadi kewajiban perusahaan yang akan diterima oleh pemerintah daerah (Info dari Sekretaris Dispenda Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dispenda Kab. Kolaka serta staf Dinas Pertambangan Kab. Kolaka).

Tabel 5.11: Penerimaan royalti, land-rent dan sumbangan pihak ketiga di Sulawes Tenggara, 2008-2011

Royalti

Land-rent Sumbangan

Provinsi Tahun

(000 Rp)

(000 Rp) Pihak Ketiga

Sulawesi Tenggara 2009

Sumber: diolah dari berbagai sumber Tabel 5.12: Penerimaan pajak dan non pajak pemerintah Kabupaten

Kolaka, 2009-2012 Royalti Landrent PSDH Mineral Bukan Logam

Lainnya

Kabupaten Tahun (juta Rp)

(juta RP)

(juta

& Batuan

(juta Rp) (juta Rp)

Kab Kolaka 2011 18.845

172 354 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah, Kabupaten Kolaka

Besaran pajak yang diterima Pemerintah Daerah dihitung berdasarkan

pengalaman tahun sebelumnya atau kalkulasi berdasarkan tax-rate. Pemerintah daerah memiliki informasi awal mengenai besarnya pendapatan yang bakal diterima dari perusahaan pertambangan dengan mengacu pada pengalaman tahun sebelumnya maupun hasil kalkulasi pemerintah daerah bersangkutan berdasarkan tax-rate. Perusahaan pertambangan secara berkala biasanya per tiga (3) bulan akan mengirimkan surat tembusan kepada pemerintah daerah mengenai pembayaran atas kewajiban pajak/non-pajak mereka yang telah dipenuhi dan dibayarkan melalui rekening Kas Negara. Dana bagi hasil tambang memiliki formula yang jelas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga pemerintah daerah mengetahui dengan jelas berapa jumlah bagian dana bagi hasil tambang yang bakal diterimanya. Setiap awal tahun anggaran, pemerintah pusat juga melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjelaskan dana bagi hasil yang akan diterima oleh pemerintah daerah.