Isu dan Konflik yang Melibatkan Perusahaan, Pemerintah, Masyarakat dan LSM

8.2. Isu dan Konflik yang Melibatkan Perusahaan, Pemerintah, Masyarakat dan LSM

a. Isu Lingkungan

Isu lingkungan yang paling penting adalah dampak yang ditimbulkan oleh pertambangan emas, baik perusahaan pertambangan formal, maupun pertambangan rakyat terlebih lagi pertambangan illegal. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara bahwa tingkat kekeruhan dan bahan terlarut meningkat pada badan-badan sungai, serta terindikasi terjadi pencemaran air sungai oleh bahan beracun. Masyarakat yang berada di lingkaran usaha pertambangan PT. MSM dan PT. TTN menyebutkan bahwa air sungai yang dulunya dimanfaatkan masyarakat, sekarang tidak bisa lagi digunakan karena berlumpur dan menimbulkan rasa gatal, bahkan air sumur warga juga menjadi keruh. Selain itu aktivitas pertambangan PT. MSM dan PT. TTN dalam membongkar material tambang dengan menggunakan bahan peledak menimbulkan kebisingan, bahkan beberapa dinding rumah warga mengalami keretakan.

Isu tercemarnya air sungai oleh limbah beracun dari aktivitas pertambangan emas juga diresahkan oleh masyarakat di Kabupaten Bombana. Menurut masyarakat bahwa di desanya pernah terjadi banjir sehingga limbah

Pembangunan Pertambangan KTI

perusahaan tambang masuk ke area persawahan dan menimbulkan kerusakan tanaman padi dan kegagalan panen.

Di Sulawesi Selatan aktivitas pertambangan gas alam oleh PT. EEES menimbulkan polusi udara berupa bau gas di wilayah pemukiman masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Bau menyengat tersebut semakin terasa pada saat musim penghujan. Selanjutnya isu lingkungan yang terkait dengan kegiatan pertambangan nikel PT. Vale di Kabupaten Luwu Timur adalah pembuangan limbah ke danau yang seringkali melebih ambang batas. Sedangkan isu lingkungan yang terkait dengan kegiatan pertambangan nikel di Morowali dan pertambangan silika (bahan baku semen) di Pangkep adalah polusi udara dari aktivitas kendaraan yang menyebabkan meningkatnya partikel debu di udara.

Tabel 5.16: Dampak lingkungan aktivitas pertambangan di Pulau Sulawesi

No

Lokasi Studi Jenis Dampak Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan x Air Sungai dan Sumur Keruh dan gatal jika dipakai 1 Sulawesi Utara x Air dibadang sungai terindikasi tercemar oleh bahan beracun (merkuri) x Pembokaran material tambang dengan menggunakan Bom oleh PT. MSM dan PT. TTN,

menimbulkan kebisingan dan beberapa dinding rumah retak

x PT. EEES menimbulkan polusi udara berupa Bau

gas. Pada musim hujan, bau gas ini

2 Sulawesi Selatan

x PT. Vale membuang limbah cair yang mengandung CR 6+ ke danau 3 Sulawesi Tengah x Aktivitas kenderaan perusahaan pertambangan meningkatkan partikel debu

semakin menyegat.

4 Sulawesi Tenggara x Bahan beracun dari pertambanga n emas mencemari air sungan dan lahan pertanian padi masyarakat Sumber: data primer

b. Masalah-Masalah Sosial

Persoalan-persoalan sosial yang terkait dengan industri pertambangan, jumlah dan ragamnya paling banyak di lokasi-lokasi pertambangan emas. Konflik sosial yang terjadi lokasi pertambangan emas ini, tidak hanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan, tetapi juga konflik antar warga. Di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara, konflik masyarakat dengan perusahaan pertambangan emas terkait dengan konflik penggunaan lahan oleh petambang-petambang illegal di wilayah konsesi pertambangan formal. Di Minahasa Utara, konflik antar petambang illegal juga sering terjadi. Pemicunya adalah seringkali petambang illegal melakukan aktivitas pertambangan yang melewati batas wilayah tambang yang dikuasainya. Selain itu, di Kabupaten Minahasa Utara misalnya, konflik antara karyawan Persoalan-persoalan sosial yang terkait dengan industri pertambangan, jumlah dan ragamnya paling banyak di lokasi-lokasi pertambangan emas. Konflik sosial yang terjadi lokasi pertambangan emas ini, tidak hanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan, tetapi juga konflik antar warga. Di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara, konflik masyarakat dengan perusahaan pertambangan emas terkait dengan konflik penggunaan lahan oleh petambang-petambang illegal di wilayah konsesi pertambangan formal. Di Minahasa Utara, konflik antar petambang illegal juga sering terjadi. Pemicunya adalah seringkali petambang illegal melakukan aktivitas pertambangan yang melewati batas wilayah tambang yang dikuasainya. Selain itu, di Kabupaten Minahasa Utara misalnya, konflik antara karyawan

Tabel 5.17: Persoalan-persoalan sosial yang terkait dengan aktivitas

pertambangan di Pulau Sulawesi

No

Lokasi Studi Isu Sosial yang Terkait Aktivitas Pertambangan 1. Sulawesi Utara x Isu keselamatan kerja petambang pada aktivitas pertambangan rakyat dan pertambangan

x Konflik penggunaan lahan antara petambang illegal dan perusahaan pertambangan formal x Konflik sosial antara petambang illegal x Keamanan desa pada lokasi pertambangan illegal, karena banyaknya pekerja tambang

illegal

x pendatang

Konflik karyawan dengan perusahaan pertambangan, terkait tuntutan kesejahteraan 2. Sulawesi Selatan

x PT. EEES dianggap tidak transparan mengena sistem bagi hasil dengan pemerintah daerah Kab. Wajo

x Selain itu , warga juga menuntut agar perusahaan pertambangan juga memberi kontribusi terhadap pembangunan daerah, terutama misalnya penyediaan irigasi yang saat ini semakin merosot di Wajo.

x Demonstrasi terkait dengan rekruitmen karyawan PT. Vale. Pihak pelamar yang tidak lulus

meminta kepada pihak perusahaan agar diberi akses untuk melihat nilai hasil ujian pelamar x yang dinyatakan lulus. Demonstrasi warga yang menuntut ganti rugi atas lahan mereka yang terendam air akibat

pembangunan PLTA oleh PT. VALE. 3. Sulawesi Tengah x Tuntutan masyarakat atas rehabilitasi lahan

4. Sulawesi Tenggara x Konflik penggunaan lahan antara petambang emas illegal dan perusahaan pertambangan formal di Bombana

x x Keamanan desa terkait dengan banyaknya penambang illegal yang berasal dari luar desa Masyarakat lokal demo karena merasa tidak memberi kesempatan yang lebih besar untuk x menjadi karyawan perusahaan, Tuntutan sebagian masyarakat terkait dengan ganti rugi atas saham yang mereka akui

berdasarkan surat-surat yang mereka miliki. Sumber: data primer

Di Sulawesi Selatan, pemerintah daeran bersama masyarakat lokal pernah mendemo PT. EEES karena perusahaan tersebut dianggap tidak transparan dalam hal pembayaran bagi hasil kepada pemerintah daerah. Selain itu masyarakat juga pernah mendemo PT. EEES agar lebih berkontribusi terhadap pembangunan daerah, terutama dalam hal pembangunan irigasi. Selanjutnya di Luwu Timur, PT. Vale pernah di demo terkait dengan rekruitmen karyawan. Pihak pelamar yang tidak lulus meminta kepada pihak perusahaan agar diberi akses untuk melihat nilai hasil ujian pelamar yang dinyatakan lulus. PT. Vale juga pernah di demo oleh warga yang menuntut ganti rugi atas lahan mereka yang terendam air, yang menurut persepsi warga disebabkan oleh pembangunan PLTA oleh PT. Vale.

Pembangunan Pertambangan KTI