menjadi karbon dioksida dan air, namun hanya menggambarkan bahan organik yang mampu dikomposisi secara biokimia oleh mikroba.
2.2.6. Chemical Oxygen Demand COD
Chemical oxygen demand COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air Boyd, 1990.
COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam O
2
Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mgl, sedangkan pada perairan yang tercemar nilai COD bisa mencapai lebih dari
200 mgl Effendi, 2003. Tingginya bahan organik yang berasal dari kegiatan pertanian pestisida, perikanan pakan, limbah domestik yang berasal dari
pemukiman akan menimbulkan nilai COD yang tinggi di suatu perairan Rustam, 2010.
l. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi
terhadap total senyawa organik, baik yang mudah diurai maupun yang sukar diuraikan secara biologis Barus, 2004.
2.2.7. Kandungan Unsur Fosfat dan Nitrat
Fosfat merupakan unsur esensial disuatu perairan yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga dapat
mempengaruhi produktivitas perairan, sedangkan nitrat merupakan nutrien utama di perairan dalam membentuk pertumbuhan tanaman dan alga
Hendrawati, et al. 2007.
Universitas Sumatera Utara
Sumber utama fosfat dan nitrat di perairan berasal dari limbah budidaya KJA yang cukup besar ke perairan, baik yang berasal dari sisa pakan yang tidak
termakan akibat cara pemberian pakan yang tidak tepat serta buangan metabolisme ikan yang dikeluarkan dalam bentuk amoniak, urin, dan bahan
buangan lainnya Erlania, et al. 2010. Unsur nitrogen total N dan fosfat total P yang dikandung pakan ikan
merupakan sumber pencemaran air yang dapat mendorong terjadinya eutrofikasi, disamping nilai BOD tinggi yang menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Selain itu hasil peruraiannya menyebabkan timbulnya nitrit, ammonia, dan sulfida yang akan menyebabkan pencemaran air apabila jumlahnya berlebihan sehingga
melampaui daya dukung perairan yang berakibat timbulnya alga Machbub, 2010.
Nutrien sangat dibutuhkan oleh fitoplankton dalam perkembangannya dalam jumlah besar maupun dalam jumlah yang relatif kecil. Setiap unsur hara
mempunyai fungsi
khusus pada pertumbuhan dan kepadatan tanpa mengesampingkan pengaruh kondisi lingkungan. Unsur N, P, K, dan S, sangat
penting untuk pembentukan protein dan K berfungsi dalam metabolisme karbohidrat. Fe dan Na berperan dalam pembentukan klorofil, dan Si dan Ca
merupakan bahan untuk dinding sel atau cangkang. Disamping itu silikat Si lebih banyak digunakan oleh diatom dalam pembentukan dinding sel. Nitrat dan
fosfat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton masing-masing 3,9 mgl – 15,5 mgL dan 0,27 mgl – 5,51 mgl Wetzel, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai organisme aquatik. Fosfat merupakan unsur hara yang sangat penting
dalam pertukaran energi dari organisme yang sangat dibutuhkan dalam jumlah sedikit mikronutrient, sehingga fosfat berfungsi sebagai faktor pembatas bagi
pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatan pertumbuhan alga dan tumbuhan air lainnya secara
cepat. Peningkatan fosfat akan menyebabkan timbulnya proses eutrofikasi di suatu ekosistem perairan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen
terlarut, diikuti dengan timbulnya kondisi aerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit dan belerang Barus, 2004.
2.2.8. Plankton