oleh jaring-jaring plankton baku. Dua golongan yang lainnya: nanoplankton adalah organisme planktonik yang sangat kecil, yang berukuran 2 µm-0.2 mm;
organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 µm termasuk golongan ultraplankton. Nanoplankton dan ultraplankton tidak dapat ditangkap oleh jaring-
jaring plankton baku. Untuk dapat menjaringnya diperlukan mata jaring yang sangat kecil Barus, 2004.
2.3. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung dapat diartikan sebagai kondisi maksimum dari ekosistem untuk menampung komponen biotik yang terkandung di dalamnya. Diatas level
daya dukung ini tidak akan terjadi peningkatan populasi yang berarti. Defenisi lain menyebutkan bahwa daya dukung merupakan batasan untuk banyaknya
organisme hidup dalam jumlah atau massa yang dapat didukung oleh suatu habitat. Daya dukung lingkungan kawasan pada akhirnya menentukan
kelangkaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang dibutuhkan oleh manusia dan organisme hidup yang mendiami lingkungan kawasan tersebut.
Daya dukung lingkungan dapat berkurang akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan fungsi lingkungan dalam suatu
kawasan Dahuri et al. 2001. Konsepsi daya dukung perairan pada saat ini lebih berpegang pada
keseimbangan unsur hara antara N nitrogen dan P fosfor, yang menentukan tingkat kesuburan trofik perairan dan menunjang keberadaan dan
melimpahnya fitoplankton. Konsepsi tersebut didasarkan pada kebutuhan akan estetika perairan untuk kegiatan wisata yang tidak menghendaki perairannya
Universitas Sumatera Utara
kotor atau padat dengan fitoplankton. Pengelolaan perairan akan sangat memperhatikan kadar ketersediaan fosfor di perairan dan pasokan fosfor dari
luar Lukman, 2011. Pada konsep paling awal, daya dukung lingkungan carrying
capacity diartikan sebagai hubungan antara ukuran suatu populasi dengan perubahan dalam sumber-sumberdaya tempat bergantungnya populasi tersebut.
Diasumsikan terdapat suatu ukuran populasi optimal yang dapat ditopang oleh sumberdaya yang ada. Konsep ini dasarnya diaplikasikan untuk
menjelaskan laju stok maksimum dalam suatu area Odum, 1996.
2.4. Kegiatan Perikanan Keramba Jaring Apung
Keramba Jaring Apung KJA merupakan wadah budidaya perikanan yang berada di perairan dalam dan luas, seperti danau, waduk dan laut, serta
menerapkan padat penebaran yang tinggi. Metode KJA merupakan teknik aquaculture yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode
KJA adalah tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air selalu memadai, tidak diperlukan pengolahan tanah, mudah mengendalikan predator, mudah melakukan
pemanenan, serta meningkatkan daya saing produksi perikanan Ghufran, 2013. Keberhasilan pada kegiatan perikanan KJA dipengaruhi oleh kualitas air
danau, sebaliknya kualitas perairan danau tersebut sangat dipengaruhi oleh kegiatan KJA yang berlangsung di danau tersebut. Limbah organik yang
dihasilkan dari kegiatan budidaya KJA dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air danau. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya KJA juga
harus mempertimbangkan, mencegah atau mengurangi dampak yang dapat dari
Universitas Sumatera Utara
kegiatan budidaya terhadap kualitas perairan. Jika beban limbah organik yang masuk tidak terlalu besar, maka air dengan sendirinya dapat melakukan self
purification. Namun agar proses tersebut dapat berlangsung sebagaimana mestinya, harus didukung dengan sirkulasi air yang cukup baik
Erlania, et al. 2010. Pengembangan budidaya ikan sistem KJA akan bernilai positif selama
dalam batas kapasitas daya dukung perairan dan penetapan lokasi yang tidak berbenturan dengan kepentingan lain. Peningkatan KJA yang berlebihan akan
menimbulkan dampak yang buruk pada masa yang akan datang. Kesinambungan dan optimalisasi perikanan budidaya ikan sistem KJA
tergantung dari daya dukung perairan, yang ditinjau dari : 1 Daya dukung terhadap dampak penambahan hara dari proses budidaya yang tidak
menimbulkan proses eutrofikasi dan penurunan kualitas air yang dapat mengganggu aktivitas lainnya dengan kebutuhan kualitas air yang tinggi; dan
2 Daya dukung terhadap tetap tersedianya cadangan oksigen DO reservoir pada kolom hipolimnion kolom perairan bagian bawah dalam menerima dan
mendegradasi limbah organik dari sisa pakan dan feses Lukman, 2011. Kegiatan keramba jaring apung merupakan salah satu kegiatan perikanan
akuakultur yang dilakukan pada wadah jaring yang terapung. Pada umumnya kerambah jaring apung digunakan untuk budidaya ikan mas, ikan nila, ikan
patin, ikan mujair, ikan bandeng Azwar, et al. 2004. Pertumbuhan jumlah KJA yang dibudidayakan di danauwaduk secara
intensif yang terus meningkat yang berarti terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan menghasilkan limbah organik kotoran ikan dan sisa pakan yang
Universitas Sumatera Utara
tidak termakan yang akan merangsang produktivitas perairan dan mempengaruhi karakteristik biotik dan abiotik perairan Krismono, 1992. Budidaya ikan dalam
KJA secara intensif merupakan usaha perikanan yang dapat dikembangkan dengan pemberian pakan komersil pelet. Semakin banyak KJA yang beroperasi
akan semakin banyak limbah yang masuk ke perairan. Limbah tersebut berasal dari pemberian pakan yang berlebihan yang akan menimbulkan dampak lanjut ke
perairan berupa kotoran dan sisa pakan. Kegiatan budidaya ikan sistem KJA yang dikelola secara intensif
membawa konsekuensi penggunaan pakan yang besar yang bagaimanapun efisiensinya rasio pemberian pakan, tidak seluruh pakan yang diberikan akan
termanfaatkan oleh ikan-ikan peliharaan dan akan jatuh ke dasar perairan. Pakan ikan merupakan penyumbang bahan organik tertinggi di danau waduk
sekitar 80 dalam menghasilkan dampak lingkungan. Jumlah pakan yang tidak dikonsumsi atau terbuang di dasar perairan oleh ikan sekitar 30 .
Rachmansyah, 2004. Azwar et al. 2004, jumlah pakan pada sistem KJA yang efisien untuk
diberikan per hari adalah 3,3 dari berat badan ikan yang dibudidayakan dan diberikan tiga kali sehari. Hal ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah
organik akibat pemberian pakan di perairan.
2.5. Status Trofik Danau danatau Waduk