Kondisi Dakwah Masyarakat Perumahan Sosial “Pecinan” Hadipolo, Kudus

3. Kondisi Dakwah Masyarakat Perumahan Sosial “Pecinan” Hadipolo, Kudus

Sebagaimana telah sedikit disinggung di depan bahwa secara sosial-ekonomi kebanyakan Komunitas "Pecinan" yang berprofesi

114 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Dakwah Pada Masyarakat Marginal di Kampung Pecinan Argopuro Kudus

sebagai pengamin, pengemis, pengumpul barang bekahs dan tukang becak adalah profesi yang tak menentu. Artinya upaya mereka dalam mempertahankan hidupnya jelas sarat dengan keterbatasan. Karena itu sumber penghasilan yang pas-pasan dan tidak menentu lebih banyak diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan promernya yaitu sandang, pangan dan papan.

Kehidupan mereka di perumahan Komunitas "Pecinan" disamping dalam setiap hari harus membayar cicilan rumah meski tak besar, juga memiliki tanggung jawab untuk memberi makan keluarga demi mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Karena itu urusan pendidikan untuk anak-anak mereka kurang begitu diperhatikan. Kebanyakan anak-anak Komunitas "Pecinan" adalah putus sekolah di jenjang SD dan tingkat SLTP. Bahkan mereka yang semestinya masih usia SD, kebanyakan mereka sudah keluar rumah sebagai pengamen membantu pemasukan ekonomi untuk keluarganya. Meskipun demikian ada beberapa orang sekitar 15-20 orang yang sudah berhasil menamatkan SLTP (MTs dan SMP serta SMU/MA). Termasuk anak-anak yang sebagai peserta peletihan life skill dan pelatihan pengelolaan TPQ yang diselenggrarakan oleh P3M STAN Kudus ini adalah kelompok tersebut, disamping juga melibatkan mereka yang putus sekolah bahkan yang tidak sekolah.

Karena itu model dakwah yang diselenggarakan di tempat dimana mereka tinggal (di perumahajan Pecinan) seperti TPQ Al Muhajirin sangat berarti bagi mereka disamping itu, fokus utama kegiatan dakwah dilaksanakan di musalla almuhajirin yang berada di pertengahan tempat tinggal penduduk. Karena dengan demikian akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengikuti kegiatan keagmaan secara lebih eisien karena tidak harus pergi jauh. Dalam kerangka inilah menjadi penting menghidupkan kembali TPQ Al Muhajirin, lembaga pendidikan satu-satunya yang dimiliki oleh Komunitas "Pecinan" itu. Ditempat inilah kegiatan keagamaan baik berupa sekolah maupun ceramah-ceramah keagamaan dilakukan.

Adapun metode dakwha yang digunakan adalah dengan mau’idhah hasanah yaitu suatu dakwah dengan menggunakan nasehat yang baik. Hal ini dilakukan oleh da’i yang betempat tinggal di lokasi tersebut. Dai atau mualligh yang ada di Dukuh Argopuro adalah Bapak Sumarto, berusia sekitar 40 tahun. Alamat asalanya adalah dari Desa

EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam 115

Mubasyarah Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Bapak Sumarto

tinggal di Dukuh Argopuro bersamaan dengan dibukanya dukuh tersebut sekitar tahun 1993. Ia melaksanakan kegiatan dakwah karena merasa terpanggil melihat kondisi masyarakat Dukuh Argopuro yang belum begitu mengenal ajaran Agama Islam. 20

Sumarto sebagai tokoh agama berpenampilan sederhana dengan mamanjangkan jambang, sehingga kesan sebagai orang Islam dengan penganut aliran tertentu nampak padanya.

Sebagai da’i yang tinggal bersama masyarakat Argopuro, Sumarto sangat memahami kondisi sosiologis dan psikologis masyarakat yang jadi mad’unya, sehingga dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya menggunakan metode ceramah atau mauidhah hasanah dan denga menggunakan bahasa sederhana yang sangat mudah dipahami oleh mad’unya. Disamping itu dengan tinggal ditempat yang sama, sewaktu-waktu dia dapat menyampaikan pesan dakwahnya tanpa harus dilakukan dalam situasi formal.

Materi dakwah sebagaimana kita ketahui bahwa materi dakwah dapat dibag1 tiga yaitu: - Aqidah - Syari’ah - Akhlak

Secara inci dapat penulis sebutkan materi dakwah di Dukuh argopuro adalah sebagai berikut:

a. Pengajian malam Jum’at, materi pokoknya adalah:

1. Pendalaman aqidah islamiyah

2. Pendalaman kaiiyah ubudiyah

3. Pendalaman ahlussunnah waljama’ah

b. Fashalatan, materi pokoknya adalah:

1. Memberikan contoh-contoh gerakan shalat

2. Memberikan makna gerakan shalat

3. Mengontrol gerakan-gerakan shalat

4. Mengontrol ucapan-ucapan (hafalan) do’a dalam shalat

c. Belajar Baca Tulis al-Quran, materi pokoknya adalah:

1. Mengetahui huruf-huruf hjaiyah

2. Mengetahui cara-cara membacanya sesuai dengan makhraj dan tajwidnya

20. Wawancara dengan Bapak Sumarto, dai /mualligh Dukuh Argopuro, pada tanggal 5 Nopember 2008

116 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Dakwah Pada Masyarakat Marginal di Kampung Pecinan Argopuro Kudus

d. Hafalan surat-surat pendek dan do’a-do’a, materi pokoknya adalah:

1. Menghafal surat dhuha sampai surat an-Nas

2. Menghafal do’a-do’a dalam perbuatan sehari-hari

3. Memberitahukan makna yang terkandung dalam surat dan do’a tersebut 21