Sistem Nilai

1. Sistem Nilai

Manusia berperilaku bukan tanpa pertimbangan, tapi sangat terkait dengan pertimbangan awal yang dipersepsikan, yaitu suatu nilai. Nilai menurut Robbins (2008:84) adalah keyakinan-keyakinan dasar bahwa pola perilaku khusus atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih disukai dari pada pola perilaku atau bentuk akhir keberadaan yang berlawanan atau kebalikan. Nilai menurut Rokeach dalam Ekosusilo (2003) dipahami sebagai tipe suatu kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Ini berarti hubungannya dengan pemaknaan atau pemberian arti obyek.

Nilai erat kaitannya dengan perilaku organisasi karena suatu nilai meletakkan dasar-dasar untuk memahami sikap dan motivasi seseorang dan nilai juga mempengaruhi persepsi seseorang, sebagaimana Robbins menjelaskan :

“Values are important to the study of organizational behavior because they lay the foundation for the understanding of atitudes and motivation as well as inluencing our perceptions. Individuals enter an organization with

preconceived notions of what ‘ought’ and what ‘ought not’ to be. Of course, these notions are not value free.”

Pengertian dan penjelasan tentang nilai di atas bisa diuraikan dalam beberapa konteks, khususnya dalam kaitannya dengan nilai dalam organisasi atau lembaga pendidikan, yaitu bahwa : (1) nilai merupakan suatu kepercayaan seseorang atau sekelompok orang

EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam 123

Kisbiyanto yang meyakini baik atau tidak baik tentang sesuatu, (2) nilai bisa

memberikan pemaknaan terhadap suatu obyek berupa benda, sikap, tindakan untuk dimaknai baik-buruk, layak-tidak layak, pantas-tidak pantas dan sebagainya, dan (3) nilai bisa mempengaruhi persepsi seseorang terhadap apresiasi tertentu sehingga mempengaruhi obyektiitas tertentu karena seseorang dengan nilai itu akan mempunyai

kecenderungan dalam perspektif nilai yang dianutnya. Sistem nilai menurut Robbins (2008:84) adalah hirarki yang

didasarkan pada pemeringkatan nilai-nilai pribadi berdasarkan intensitas nilai tersebut. Menurut Rokeach, a value system is a learned organization of principles and rules to help one choose between alternatives, solve conlict and make decision, yang berarti bahwa sistem nilai adalah prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang dapat dipelajari dalam suatu organisasi untuk membantu seseorang memilih di antara berbagai alternatif menyelesaikan konlik dan membuat keputusan (Ekosusilo 2003).

Suatu lembaga pendidikan sangat erat kaitannya dengan sistem nilai. Lembaga pendidikan mempunyai subyek-subyek pelaku dan penyelenggara pendidikan yang terdiri dari person-person berbeda sikap dan perilakunya. Bahkan dalam suatu lembaga pendidikan, sering kali ditemukan perbedaan itu berujung pada konlik antar individu maupun konlik antar kelompok dalam organisasi. Karena itu, untuk diperlukan suatu sistem nilai tertentu yang menjadi landasan norma interaksional antara subyek pendidikan baik kepala sekolah, guru, murid, orang tua/wali, anggota komite sekolah dan masyarakat terkait lainnya.

Tujuan pendidikan nasional tentu berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lain karena perbedaan sistem nilai yang digunakan dalam menentukan tujuan pendidikan diberbagai negara. Negara Indonesia mempunyai latar belakang budaya, kondisi dan masalah berbeda dengan bangsa lain, sehingga tujuan pendidikan di Indonesia diarahkan kepada pembentukan karakter bangsa sebagaimana dirumuskan di atas. Sistem nilai bisa berbeda karena perbedaan stratiikasi pendidikan, misalnya pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sistem nilai jugaa bisa berbeda karena faktor seting sosial misalnya sekolah di pedesaan dan perkotaan, sekolah di komunitas pertanian, perdagangan dan

124 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Makna ungkapan Siswa (Studi Tulisan di Tembok Sekolah)

industri. Sistem nilai juga bisa berbeda karena tradisi tertentu yang biasa dilakukan di suatu sekolah, misalnya sekolah swasta dan sekolah negeri, sekolah umum dan kejuruan.

Robbins (2008:84) menjelaskan bahwa nilai dalam suatu organisasi sangat penting untuk mengkaji tentang perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi seseorang. Individu- individu memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepsikan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya. Gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas nilai. Sebaliknya, gagasan- gagasan itu mengandung penafsiran tentang benar dan salah. Bahkan, gagasan-gagasan itu menyiratkan bahwa perilaku-perilaku atau hasil tertentu lebih disukai dari pada yang lain. Efek sampingnya, nilai bisa memperkeruh obyektiitas dan rasionalitas. Jadi nilai umumnya mempengaruhi sikap dan perilaku.