Kajian Pustaka

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam setiap karya penelitian sesungguhnya diperlukan di samping untuk memperluas wawasan si peneliti,

190 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Pembagian Harta Kekayaan Oleh Komunitas Santri

yang justru lebih penting adalah untuk menunjukkan posisi masalah penelitian yang akan dikaji di antara penelitian-penelitian yang telah ada itu.

Ada beberapa karya yang membicarakan tentang pembagian harta waris yang ditulis atas dasar penelitian. Pertama, hasil karya M. Djupri Syahro 3 dengan judul “ Pengaruh Hukum Islam dalam Penyelesaian Masalah Kewarisan di Palembang” Karya ini ditulis pada tahun 1993 di IAIN Raden Patah Pelembang dan tidak diterbitkan. Skripsi ini menjelaskan bahwa masyarakat Palembang masih banyak yang terlambat atau sengaja menunda pembagian harta waris. Kedua, tulisan M. Syakroni dengan judul “Sistem Kewarisan Masyarakat Palembang”. Karya ini merupakan hasil penelitian di IAIN Raden Fatah Palembang juga. Jika yang pertama dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam rangka penyelesaian studinya di S.1, sementara yang kedua ini dilakukan oleh seorang dosen, sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 1990 dan dalam laporannya diungkapkan bahwa masyarakat Palembang dalam menyelesaikan pembagian harta terbagi dua, yaitu ada harta waris yang langsung dapat dibagi dan ada harta waris yang pembagiannya ditunda. Ketiga, hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Syah dengan judul “ Integrasi Antara Hukum Islam dan Hukum Adat dalam Kewarisan Suku Melayu di Kecamatan Tanjung Pura Langkat”. Laporan yang merupakan penelitian yang ditulis di IAIN Sarif Hidayatullah Jakarta ini di samping membuktikan adanya integrasi antara hukum Islam dan hukum adat, juga mengurai meskipun tidak panjang lebar, masalah penundaan pembagian harta waris untuk menjaga hubungan silaturrahim di antara keluarga. Keempat, tulisan Amir Syarifuddin dengan judul “Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau”. Dalam buku itu disebutkan pula keterlambatan pembagian harta waris pencarian di Minangkabau. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa masyarakat Minangkabau yang menunda pembagian harta waris mencapai 50,2 %. Kelima, hasil penelitian dalam rangka penyelesaian studi S.3

3. Pembaca dipersilakan membaca buku karya Syakroni, Konlik Harta Warisan: Akar Permasalahan dan Metode Penyelesaian dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2007, h. 5-6. Buku ini berasal dari tesis yang berjudul “Penundaan Pem- bagian Harta Warisan dalam Perspektif Hukum Islam” yang diajukan untuk melengkapi penyelesaian studi S.2 di IAIN Ar-Raniri Banda Aceh .

EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam 191

H. Yasin

(disetasi) yang dilakukan oleh Otje Salman, penelitian ini dilaksanakan di wilayah Cirebon pada tahun 1990. Dalam kesimpulan laporannya, dikemukakan bahwa hukum waris yang berlaku dalam masyarakat Cirebon adalah hukum waris adat, hukum waris Islam dan hukum waris (KUH Perdata Indonesia); dan kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum waris yang berlaku relatif rendah. Keenam, karya Zaenuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, 2008. Yang terakhir ini merupakan penelitian di kabupaten Donggala. Dalam laporannya, pembagian harta waris oleh komunitas santri kabupaten Donggala di luar pengadilan agama terdapat tiga (3) bentuk pelaksanaan, yaitu (1) pembagian harta warisan melalui musyawarah ahli waris, (2) pembagian harta warisan melalui musyawarah Dewan Adat, dan (3) pembagian harta warisan melalui Pengadilan Negeri. (Zainuddin Ali, 2008: 154) Penelitian lapangan dalam bidang kewarisan di Jawa Tengah masih sangat langka untuk tidak mengatakan tidak ada.

Sedang penelitian ini akan memfokuskan kajiannya pada tingkat kesadaran komunitas santri desa Tanggungharjo kecamatan Grobogan kabupaten Grobogan terhadap norma hukum waris. Kearah manakah kecenderungan kesadaran hukum komunitas tersebut dalam proses menyelesaikan masalah kewarisan. Hukum manakah sesungguhnya yang hidup di komunitas santri tersebut.