TEMUAN PENELITIAN Pertama, Rekrutmen/seleksi pengawas

G. TEMUAN PENELITIAN Pertama, Rekrutmen/seleksi pengawas

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) H. Supa’at, S.Ag pada tanggal 1 dan 12 oktober 2009 dan 5 januari 2010 diperoleh data bahwa sistem rekrutmen/ seleksi pengawas sekolah di kantor kementerian agama Kabupaten Kudus menggunakan dasar yuridis yang berasal dari Kementerian Agama yaitu lebih didasarkan kepada KMA nomor 381 tahun 1999. Aturan Permendiknas nomor 12 tahun 2007 menjadi bahan pengayaan, sehingga sistem seleksi pengawas sekolah di kantor kementerian agama Kudus masih kurang ideal/pas. Oleh sebab itu proses rekrutmen /seleksi perlu ada penyempurnaan atau penambahan agar terwujud kualitas pengawas sekolah yang ideal.

H. Supa’at, S.Ag Ketua Pokjawas kudus menuturkan sebagai berikut: “menurut pendapat saya, tetapi ini pendapat saya lho…. Bahwa proses pengangkatan pengawas di depag sudah sesuai dengan KMA nomor 381 tahun 1999, tetapi menurut saya jika hayna memperhatikan seperti dalam KMA saja kok rasanya masih kurang ideal. Maka menurut pendapat saya perlu ada penambahan atau pengembangan yaitu pengawas yang diangkat harus terlebih dahulu pernah menjadi kepala sekolah dan juga pernah menjadi guru teladan. Hal ini penting agar para pengawas memiliki kemampuan dan kesiapan mental yang baik”

Sebagai ketua pokjawas, H. Supa’at memiliki harapan bahwa proses rekrutmen/seleksi pengawas perlu melibatkan pengawas secara proporsional minimal dalam perencanaan. Berdasarkan wawancara tanggal 12 oktober 2009, H. Supaat, S.Ag menuturkan sebagai berikut:

228 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Model Pembinaan Pengawas Sekolah DiLingkungan Kantor Kementerian Agama Kudus “ begini mas, seleksi itukan suatu tahapan mulai dari input,

proses dan hasil. Tahapan itu perlu ada perbaikan atau penyempurnaan. Misalnya tadi, inputnya atau syaratnya jangan hanya mengacu KMA saja, tetapi perlu ada tambahan- tambahan seperti yang saya sebutkan tadi. Terus dalam seleksi harus ada juga penyempurnaan, misalnya ketua pokjawas atau para pengawas dilibatkan minimal diajak bicara dalam menentukan perencanaan, sehingga kami bisa rembugan atau bisa kami rapatkan dengan bapak-bapak pengawas lainnya agar terwujud pengawas yang berkualitas. Idealnya, kami dari pengawas dimintai data mentah tentang pengawas, selanjutnya data atersebut kami konsultasikan dengan pimpinan. Koordinasi seperti ini peru dilakukan sebelum seleksi pengawas. Tentang seleksi barangkali tidak cukup hanya tertulis dan wawancara, tetapi perlu ada tes lainnya yang diharapkan dapat melahirkan pengawas yang benar-benar ideal dalama artian mampu melakukan bimbingan dan pembinaan yang baik kepada para guru dan juga kepala sekolah”.

Hasil wawancara kepada pengawas sekolah tanggal 2 desember 2009, 2 pebruari, 21 april dan 12, 14, 19, 20 mei 2010 diperoleh data bahwa pengawas sependapat dengan yang diusulkan ketua pokjawas dan pengawas memiliki harapan tambahan persyaratan proses rekrutmen/seleksi pengawas sekolah yang akan datang diantaranya, memiliki pengalaman organisasi khusus misalnya organisasi dalam bidang pendidikan/ pembelajaran, memiliki karya ilmiah yang pernah dipublikasikan. Alasan pengawas sekolah memberikan tambahan persyaratan ini karena pengawas sekolah memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan.

Senada dengan pengawas, Drs. H. Akhmad Mundakir, M.Si selaku kasubag Tata Usaha (TU) dan Plh Kasi Mapenda dalam wawancara tanggal 10 mei 2010 mengatakan:

“ memang kalau rasio rekrutmen/seleksi secara formal memamg belum diatur, tetapi secara kenyataan rasio menurut saya sudah cukup baik tetapi memang masih perlu ditingkatkan. Selama ini rasio antara jumlah yang diseleksi dan yang diterima selalu lebih banyak dibanding dengan yang diterima. Kalau bicara idealnya ya rasio itu berkisar 1:5 atau minimal 1:3”

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala kantor kementerian agama Kudus tanggal 18 maret dan 1 april 2010, dan wawancara dengan kepala sub bagian tata usaha (kasubag

EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam 229

M. Saekhan Muchith

TU) tanggal 5 & 10 april 2010 diperoleh data bahwa dalam proses rekrutmen/seleksi pengawas belum melibatkan elemen yang terkait. Kepala kantor dan kasubag dilibatkan sesuai dengan kewenanangannya yaitu keterlibatan bersifat administratif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kasi mapenda tanggal 29 agustus, 5 oktober 2009 dan 10 mei 2010, diperoleh data bahwa agar proses rkerutmen/seleksi pengawas sekolah di kantor kementerian agama Kudus menghasilkan penegawas yang berkualitas maka elemen lain seperti ketua pokjawas harus dilibatkan dalam hal jatah kebutuhan dan nama-nama calon yang layak diusulkan mengikuti proses rekrutmen/ seleksi. Eelemen lain seperti LPMP atau lembaga yang memiliki kompetensi dalam hal rekrutmen/seleksi pengawas selain LPMP jika ada perlu dilibatkan dalam proses seleksi.

Dra. Fahriyah selaku Kasi Mapenda dalam wawancara tanggal 29 agustus 2009 menyatakan “ Saya sebagai kasi mapenda tidak pernah terlibat dalam proses rekrutmen/seleksi pengawas sekolah, saya hanya terlibat secara administrative ya seperti menerima surat dan kemudian melakukan kordinasi dengan pihak lain. Keterlibatan dalam TIM wawancara, terlibat dalam penyusunan soal atau dimintai masukan sebelum penentuan akhir juga tidak pernah”.

Proses rekrtumen/seleksi diharaapkan menghasilkan proil pengawas yang ideal. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala kentor kementerian agama Kudus pada tanggal, 18 dan

1 april 2010, diperoleh data bahwa proil pengawas yang yang diharapkan adalah pengawas yang memiliki ketrampilan dalam memimpin, memiliki ketrampilan melakukan komunikasi, memiliki ketrampilan berikir logis dan memahami teknologi khusunya teknologi pembelajaran.

Berdasarkan temuan dari lapangan, dan setelah di roses melalui FGD maka dapat dikatakan bahwa perlu ada aturan atau regulasi yang mengatur keterlibatan elemen dalam proses rekrutmen/seleksi pengawas dengan ketentuan seperti dalam diagram dibawah ini.

230 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2010

Model Pembinaan Pengawas Sekolah DiLingkungan Kantor Kementerian Agama Kudus

INPUT

1. Guru 1. data dari berkualifikasi S2

pengawas 2. Berpengalaman

2. dibahas sebagai guru 6

dalam rapat tahun

pokjawas 3. Berpengalaman

3. dibahas QUOTA sebagai Kepala

dalam sekolah 4 tahun

Otonom

radintap 4. memiliki prestasi

4. dikonsultasi dalam bidang

kan pendidikan

hirarkhis 5. memiliki karya

ilmiah/buku ajar

6. Pengalaman 1. terbuka mengikuti

Proses

2. seleksi pelatihan metode

administratif pembelajaran

1:5 7. Aktif organisasi

3. Tes tertulis dalam pendidikan

Transparan

4. wawancara Calon 5. Tes tindakan

Pengawas 6. Kerjasama

dengan pihak ketiga

7. Tim asistensi

Legalisasi/SK Pengangkatan