3.3.4 Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko osteoartritis yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut
oleh karena itu peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan Maharani, 2007.
3.3.5 Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Cedera sendi pinggul akan menimbulkan perubahan retikular pada sendi sehingga berdampak pada kejadian penyakit osteoartritis Cibulka et
al.,2009. Selain itu pekerjaan berat atau pemakaian salah satu sendi secara terus- menerus akan menjadi penentu faktor lokasi dan penentu beratnya osteoartritis
yang dialami Girsang, 2008. 3.3.6
Kelainan pertumbuhan Hal ini berhubungan dengan osteoatritis primer, sehingga kelainan
kongenital dan pertumbuhan akan dapat menyebabkan osteoartritis pada usia muda Girsang, 2008.
3.4 Gambaran Klinis
Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama bila sendi digerakkan atau bila menanggung beban. Nyeri sendi bervariasi mulai dari
ringan sampai berat, bertambah saat aktivitas dan berkurang saat beristirahat. Pasien sering mengeluhkan nyeri yang berpusat pada tulang belakang dan
bertambah berat ketika digerakkan; rasa nyeri ini hampir selalu disertai dengan
Universitas Sumatera Utara
keluhan rasa kaku dan keterbatasan gerakan Girsang, 2008; Price Wilson, 2006; Isselbacher et al.,1999.
Secara umum ada tiga gejala klinis pada osteoartritis, yaitu : 3.4.1
Nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul dan
bahu. Nyeri dapat berkaitan dengan rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam hari Corwin, 2008.
3.4.2 Pembengkakan sendi yang terkena, disertai penurunan rentang gerak
dan deformitas pada sendi Corwin, 2008. 3.4.3
Pembengkakan tulang hipertrofi dapat berkembang dan ikut mempengaruhi pada gerakan yang normal. Hipertrofi tulang terlihat dengan
sangat jelas pada persendian interphalangeal distal nodus Herbeden yang banyak ditemukan pada wanita, persendian interphalangeal proximal nodus Bouchard,
dan persendian karpometakarpal yang pertama jari jempol kaki Corwin, 2008.
3.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan osteoartritis haruslah bersifat multifokal dan individual. Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan
yang lebih lanjut pada sendi tersebut dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas Price Wilson, 2002. Ada dua
penatalaksanaan pada osteoartitis, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
3.5.1 Terapi Nonfarmakologis
Terapi non obat terdiri dari edukasi, penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja. Pada edukasi, yang penting adalah meyakinkan pasien untuk
dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. Walaupun osteoartritis tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.
Penurunan berat badan merupakan tindakan yang penting, terutama pada pasien- pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada sendi yang terserang osteoartritis
dan meningkatkan kelincahan pasien waktu bergerak Maharani, 2007. Suatu penelitian oleh Messier 2000 yang diikuti 21 penderita osteoatritis yang
mengalami obesitas, kemudian mereka melakukan penurunan berat badan dengan cara diet dan olah raga. Setelah diikuti selama 6 bulan, dilaporkan bahwa pasien-
pasien tersebut mengalami perbaikan fungsi sendi serta pengurangan derajat dan frekuensi rasa nyeri.
Terapi fisik dan terapi kerja bertujuan agar penderita dapat melakukan aktivitas optimal dan tidak tergantung pada orang lain. Terapi ini
terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihan penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan terapi kerja dianjurkan latihan yang bersifat penguatan otot,
memperluas lingkup gerak sendi dan latihan aerobik. Maharani, 2007 Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, upaya
untuk mengistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang berlebihan. Penggunaan alat-alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami
inflamasi juga dapat dilakukan untuk menangani osteoartritis Brunner Suddarth, 2002.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Terapi farmakologis
Sama seperti terapi non farmakologis, terapi ini juga bertujuan untuk menurunkan nyeri, meningkatkan fungsi sendi dan meningkatkan kualitas hidup
penderita osteoartritis McCool, 2001. Ada beberapa cara yang dilakukan pada terapi ini yaitu :
a. Analgesik oral
American College of Rheumatology 2000 merekomendasikan penggunaan parasetamol pada nyeri osteoartritis ringan hingga
sedang, karena aman penggunaanya dan baik digunakan pada pasien berumur tua. Selain itu penggunaan acetaminophen, ibuprofen, juga
telah terbukti efektif pada penanganan nyeri osteoartritis ACR, 2000. Pada nyeri sedang dan berat diberikan NSAID dan COX-2
Cyclo-oxygenase 2 McCool, 2001. b.
Glukosiamin dan Kondroitin sulfat, walaupun masih diperdebatkan tetapi pada penelitian mampu mengurangi nyeri dan
pada pemakaian jangka panjang mampu melindungi kerusakan rawan sendi secara efektif Girsang, 2008.
c. Injeksi Intraartikuler, yang bertujuan mengganti komponen caira
sinovial, yang mampu mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi McCool, 2001. Beberapa injeksi yang dipakai pada
penanganan osteoartritis adalah injeksi Intraartikuler kortikosteroid dan Hyaluronic acid Kennedy et al.,2010.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengobatan topikal, sering digunakan untuk mengurangi nyeri
ringan samapi sedang pada osteoartritis. Pengobatan topikal yang sering digunakan antara lain obat topikal NSAID dan Capsaici
McCool, 2001. 3.5.3
Pembedahan Penatalaksanaan osteoartritis juga bisa melalui pembedahan , yaitu
dengan penggantian total sendi lutut dan pembedahan ini dilakukan jika pasien mengalami nyeri yang tidak tertahankan serta kehilangan fungsi Brunner
Suddarth, 2002.
4. Hubungan Intensitas Nyeri dengan Stres