penyebabnya. Hal inilah yang mendasari bahwa keberadaan nyeri itu hanya berdasar pada laporan pasien yang mengalaminya Brunner Suddarth, 2002.
1.2 Klasifikasi Nyeri
Menurut Kozier dan Erb 2009 ada dua jenis nyeri yang umum diketahui yaitu :
1.2.1 Nyeri Akut
Potter dan Perry 2005 menyatakan bahwa nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang
cepat dan intensitas yang bervariatif ringan sampai berat dan berlangsung pada waktu yang singkat. Respon fisik dari nyeri akut yaitu; menangis, waspada,
mengerutkan dahi, mengeluh sakit Prasetyo, 2008. Nyeri ini bertujuan untuk tanda peringatan setelah terjadi cedera pada tubuh disertai dengan tanda objektif
dari aktivitas sistem saraf otonom dan mempunyai penyebab tunggal serta dapat dilihat. Contoh penyebab nyeri akut yaitu : trauma, pembedahan, infeksi, fraktur,
pankreatitis, obstruksi usus Oman et al.,2008. Pada umumnya nyeri akut bersifat temporer, berlangsung kurang
dari 6 bulan 3-6 bulan dapat berhenti tanpa terapi atau berkurang sejalan dengan penyembuhan jaringan. Menghilangkan penyebab nyeri, istirahat, pemberian
analgetik juga akan dapat membantu mengatasi nyeri akut. Kegagalan terapi nyeri akut dapat menimbulkan nyeri kronik Moeliono, 2008.
1.2.2 Nyeri Kronis
Brunner dan Suddarth 2002 menyatakan bahwa nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri
Universitas Sumatera Utara
kronis tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sulit untuk diobati karena tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Nyeri kronik biasanya terjadi lebih dari 6 bulan dan semakin memburuk dengan berjalannya waktu dan jarang disertai gejala dari sistem saraf
simpatis. Biasanya penyebab dari nyeri ini lebih dari satu penyebab dan gejala serta intensitasnya tidak masuk akal Oman et al.,2008.
Contoh penyakit yang dapat menyebabkan nyeri kronik adalah nyeri kanker, arthritis, euralgia terminal dan lain-lain. Respon psikologis dari nyeri ini
biasanya pasien mengalami depresi, keputusasaan, mudah tersinggung atau marah, serta menarik diri Prasetyo, 2010.
1.3 Fisiologi Nyeri