kronis tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sulit untuk diobati karena tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Nyeri kronik biasanya terjadi lebih dari 6 bulan dan semakin memburuk dengan berjalannya waktu dan jarang disertai gejala dari sistem saraf
simpatis. Biasanya penyebab dari nyeri ini lebih dari satu penyebab dan gejala serta intensitasnya tidak masuk akal Oman et al.,2008.
Contoh penyakit yang dapat menyebabkan nyeri kronik adalah nyeri kanker, arthritis, euralgia terminal dan lain-lain. Respon psikologis dari nyeri ini
biasanya pasien mengalami depresi, keputusasaan, mudah tersinggung atau marah, serta menarik diri Prasetyo, 2010.
1.3 Fisiologi Nyeri
Menurut Torrance dan Serginson 1997, ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel saraf aferen atau neuron sensori, serabut
konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri
dihantarkan ke sumsum tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh.
Reseptor-reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor. Noresiptor adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya pada
stimulus yang kuat, yang secara potensial dapat merusak. Stimuli tersebut bisa mekanik, termal, kimia Brunner Suddarth, 2002. Stimulus pada jaringan akan
merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat kimia, yang terdiri dari prostaglandin,
Universitas Sumatera Utara
histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan impuls ke otak Torrance
Serginson, 1997. Harahap 2007 membagi timbulya nyeri menjadi 4 proses, yaitu:
1.3.1 Transduksi Transduction
Transduksi adalah proses dari stimuli nyeri yang diubah ke bentuk yang dapat diakses oleh otak Turk Flor, 1999 dalam Harahap, 2007. Proses
transduksi dimulai ketika nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri teraktivasi. Aktivasi reseptor ini nociceptor
merupakan sebagai bentuk respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan Ardinata, 2007.
1.3.2 Transmisi transmission
Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi
melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke sedang serta yang berdiameter besar Davis, 2003 dalam Ardinata 2007. Kedua
saraf ini akan memasuki dorsal horn dari sumsum tulang belakang lalu memasuki thalamus dan terakhir di korteks serebral Casasola, 2007.
1.3.3 Modulasi Modulation
Modulasi adalah aspek penting dalam proses yang terjadinya nyeri. Proses ini menggambarkan perubahan pada sistem saraf, dimana nyeri yang
diterima secara selektif akan dihambat sehingga nyeri yang akan diterima dimodulasi. Terdapat sistem endogen yang berasal dari tubuh yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menghambat transmisi nyeri Casasola, 2007. Proses modulasi melibatkan sistem neural yang kompleks. Ketika impuls nyeri sampai di pusat saraf, transmisi
impuls nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian lain dari sistem saraf seperti bagian cortex. Selanjutnya
impuls nyeri ini akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descend ke tulang belakang untuk memodulasi efektor Turk Flor, 1999 dalam Ardinata, 2007
1.3.4 Persepsi
Persepsi merupakan proses akhir dimana ada interpretasi subjek terhadap nyeri. Terdapat dua komponen yaitu komponen sensori yang
mengklasifikasikan stimulus sebagai nyeri, intensitas nyeri, dan lokasi dari nyeri itu. Komponen yang kedua adalah komponen afektif yang berhubungan dengan
mengingat nyeri atau pengalaman nyeri Casasola, 2007. Faktor psikologis, emosional, dan berhavioral perilaku akan muncul sebagai respon dalam
mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Proses persepsi ini jugalah yang menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan multidimensional
Ardinata, 2007.
1.4 Teori Nyeri