Keadaan Penduduk

B. Keadaan Penduduk

1. Kepadatan Penduduk

Hasil sensus Penduduk 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Banten mencapai 10,63 juta orang. Penduduk laki-laki tercatat 5,44 juta orang, lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yang hanya berjumlah 5,19 juta orang. Dengan demikian, rasio jenis kelamin (sex ratio) Hasil sensus Penduduk 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Banten mencapai 10,63 juta orang. Penduduk laki-laki tercatat 5,44 juta orang, lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yang hanya berjumlah 5,19 juta orang. Dengan demikian, rasio jenis kelamin (sex ratio)

commit to user

penduduk di Provinsi Banten pada tahun 2010 sekitar 104,8 atau terdapat 1.048 penduduk laki-laki diantara 1.000 penduduk perempuan.

Dibandingkan tahun 2000, penduduk Banten tumbuh sangat pesat yaitu rata-rata mencapai 2,78 persen per tahun. Penduduk Indonesia pada periode yang sama hanya tumbuh rata-rata sebesar 1,49 persen pertahun. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu aset bagi keberhasilan pembangunan suatu wilayah karena penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran dari kegiatan pembangunan pada suatu daerah itu sendiri. Penduduk Provinsi Banten menurut data BPS pada tahun 2010 tercatat 10,63 juta jiwa. Hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa kabupaten Tangerang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Banten, yaitu mencapai 2,83 juta jiwa (26,66 persen), sedangkan yang paling sedikit adalah kota Cilegon, dengan jumlah penduduk hanya 0,37 juta jiwa (3,52 persen).

Dari pertumbuhan jumlah penduduk dan luas lahan pertanian maka dapat diketahui tingkat kepadatan fisiologis dan kepadatan agraris di Provinsi Banten yaitu sebagai berikut:

a. Kepadatan Fisiologis Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah. Tanah produktif adalah tanah yang diusahakan atau digarap (lahan pertanian). Kepadatan fisiologis juga dapat menunjukkan tingkat luas lahan per kapita di Provinsi Banten. Diadopsi dari Kurnia (2006), maka kepadatan fisiologis dapat dihitung dengan rumus:

Kepadatan Penduduk Fisiologis = Berdasarkan rumus tersebut didapatkan bahwa tingkat kepadatan

fisiologis di Provinsi Banten adalah 53,81 atau 54 jiwa per hektar lahan. Artinya bahwa dalam setiap 1 ha luas lahan pertanian terdapat 54 jiwa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Kepadatan Agraris Kepadatan agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan tanah yang dikerjakan untuk pertanian. Dengan membandingkan antara jumlah petani dengan luas lahan pertanian yang ada di Provinsi Banten maka akan diketahui kepadatan penduduk agraris di Provinsi Banten. Kepadatan penduduk agraris dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Kepadatan Penduduk Agraris = Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dapat diketahui bahwa

kepadatan penduduk agraris di Provinsi Banten. Tingkat kepadatan penduduk agraris di Provinsi Banten terus mengalami penurunan pada tahun 2006 sampai tahun 2008. Pada tahun 2006 kepadatan penduduk agraris sebesar 5,152 kemudian turun menjadi 4,832 dan sampai pada tahun 2008 menjadi 3,312. Namun pada tahun 2009 terjadi peningkatan kepadatan penduduk agraris di Provinsi Banten menjadi sebesar 4,615 dan pada tahun 2010 sebesar 4,820 atau dapat diartikan bahwa setiap petani di Provinsi Banten rata-rata memiliki luas lahan pertanian

sebesar 5.252 m 2 . Keadaan ini semakin membuktikan bahwa angka kepadatan agraris di kota-kota besar tergolong rendah. Hal itu sesuai dengan perkembangan pembangunan di kota-kota besar khususnya bidang perumahan maka tanah-tanah produktif di kota dan sekitarnya tidak lagi digunakan sebagai lahan pertanian tetapi untuk permukiman dan industri.

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin adalah jumlah penduduk laki-laki dibagi jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah. Dari data BPS Provinsi Banten didapatkan keterangan bahwa jumlah penduduk di Provinsi Banten menurut jenis kelamin dari tahun 2006-2010 terdapat pada Tabel 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5. Jumlah Penduduk Provinsi Banten Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2006-2010

No. Tahun

Laki-laki

Perempuan

Jumlah Sex Ratio

10.632.166 104,74 Sumber : BPS Provinsi Banten, 2011

Angka sex ratio menunjukkan jumlah penduduk laki-laki tiap 100 orang penduduk perempuan. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk perempuan, dapat dilihat dari jumlah penduduk perempuan yang dari tahun ke tahun selalu lebih sedikit dari penduduk laki-laki. Selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2006-2010 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu 5.439.148 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 5.193.018 jiwa, sedangkan jumlah penduduk laki-laki terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4.668.855 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4.554.995 jiwa.

b. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah akan mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah di suatu wilayah tersebut. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia non produktif yang banyak akan menghambat potensi penduduk usia produktif. Banyaknya penduduk non produktif yang harus mereka tanggung akan menghambat pendapatan Komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah akan mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah di suatu wilayah tersebut. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia non produktif yang banyak akan menghambat potensi penduduk usia produktif. Banyaknya penduduk non produktif yang harus mereka tanggung akan menghambat pendapatan

commit to user

yang seharusnya bisa digunakan untuk untuk kebutuhan yang lain digunakan untuk membiayai penduduk usia non produktif. Komposisi penduduk di Provinsi Banten berdasarkan kelompok umur dan angka beban tanggungan dapat dilihat pada Tabel 6, yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Komposisi Penduduk Provinsi Banten Menurut Kelompok Umur

dan ABT Tahun 2010 No.

Umur (tahun)

Jumlah (orang)

298.755 Jumlah Total Angka Beban Tanggungan (ABT)

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2011 Angka beban tanggungan (ABT) diperoleh dengan cara

pembagian antara jumlah penduduk usia non produktif dan jumlah penduduk produktif dikali 100%. Berdasarkan Tabel 6 jika dilihat dari jumlah penduduk menurut kelompok umur, besarnya jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk usia non produktif. Rasio beban tanggungan sebesar 48,68 berarti bahwa tiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 49 orang non produktif di Provinsi Banten.

c. Menurut Mata Pencaharian

Besarnya penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Hal tersebut dikarenakan dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Besarnya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 8, yaitu sebagai berikut: Besarnya penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Hal tersebut dikarenakan dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Besarnya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 8, yaitu sebagai berikut:

commit to user

Tabel 7. Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Banten yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2010

Mata pencaharian

Sumber: Banten Dalam Angka, 2011 Berdasarkan Tabel 7 penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja

menurut lapangan pekerjaan utama, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Banten pada tahun 2010 bermata pencaharian sebagai pedagang yaitu dengan persentase 25,96 persen, sedangkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian yang paling kecil adalah pada sektor jasa-jasa yaitu dengan persentase 8,86 persen. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap penyerapan tenaga kerja, yaitu berada pada urutan ketiga dengan persentase sebesar 15,76 persen. Hal ini dapat dilihat bahwa pada kenyataannya sektor pertanian merupan sektor yang masih menyerap tenaga kerja yang tinggi apabila dibandingkan dengan lapangan usaha jasa-jasa dan lainnya. Masih banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian disebabkan karena tersedianya lahan pertanian yang cukup luas untuk dapat diusahakan. Namun pada kenyataannya terdapat beberapa masalah yang dihadapi, antara lain pengangguran tidak kentara di sektor pertanian banyak terjadi pada saat musim kemarau ketika petani tidak mengusahakan sawahnya.