Metode Analisis Data

D. Metode Analisis Data

1. Kinerja Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian Lainnya serta Subsektor Pertanian

Menurut Arsyad (2009), analisis Kinerja sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya serta subsektor pertanian didekati dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ), yaitu dengan membandingkan antara pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan total nasional. Rumus LQ sebagai berikut :

Keterangan : LQ : Indeks Location Quotient v i : PDRB sektor pertanian atau subsektor pertanian Provinsi Banten Keterangan : LQ : Indeks Location Quotient v i : PDRB sektor pertanian atau subsektor pertanian Provinsi Banten

commit to user

v t : PDRB total atau sektor pertanian Provinsi Banten

V i : PDB sektor pertanian atau subsektor pertanian Indonesia

V t : PDB total atau sektor pertanian Indonesia Apabila dalam perekonomian wilayah di Provinsi Banten nilai LQ suatu sektor perekonomian >1, maka sektor pertanian dan subsektor pertanian tersebut merupakan sektor basis, sedangkan bila nilai LQ <1, berarti sektor pertanian dan subsektor pertanian tersebut merupakan sektor non basis.

2. Analisis Kinerja Sektor Pertanian dan Subsektor Pertanian pada Masa Mendatang

Menurut Suyatno (2000), penentuan sektor basis yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada sektor pertanian dan subsektor pertanian digunakan metode Dynamic Location Quotient (DLQ), yaitu dengan mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral maupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-sendiri selama kurun waktu tahun awal dan tahun berjarak. Yuwono (2000) dalam Widodo (2006), merumuskan DLQ sebagai berikut:

DLQ=

Gi G

gij gj

Keterangan : DLQ : Dynamic Location Quotient gij

: rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) sektor pertanian atau subsektor

pertanian Provinsi Banten

gj : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) total atau PDRB sektor

pertanian atau subsektor pertanian Provinsi Banten

Gi : rata-rata laju pertumbuhan (PDB) sektor pertanian atau subsektor

pertanian Indonesia

G : rata-rata laju pertumbuhan (PDB) total atau PDB sektor pertanian

atau subsektor pertanian Indonesia

: database rentang tahun proyeksi (lima tahun) : database rentang tahun proyeksi (lima tahun)

commit to user

Apabila diperoleh nilai DLQ >1 berarti suatu sektor masih dapat diharapkan untuk menjadi sektor basis pada masa yang akan datang, sedangkan apabila nilai DLQ <1 berarti sektor tersebut tidak dapat diharapkan untuk menjadi sektor basis di masa yang akan datang.

3. Analisis Faktor Penentu Kinerja Sektor Pertanian dan Subsektor

Pertanian. Menurut Suyatno (2000), penentuan faktor penyebab kinerja sektor perekonomian dan subsektor pertanian digunakan analisis Shift Share yaitu dengan persamaan Total Shift Share (TSS) dapat diuraikan menjadi beberapa komponen Structural Shift Share (SSS) dan Locational Shift Share (LSS) yang dapat digunakan untuk mengetahui faktor penyebab kinerja sektor perekonomian dan subsektor pertanian dengan rumus sebagai berikut:

TSS = ∑(g n -g in )X ino + ∑(G i -G)X ino + ∑(g in -G i )X ino SSS = ∑(g n -g in )X ino + ∑(G i -G)X ino LSS = ∑(g in -G i )X ino

Keterangan : TSS : Total Shift Share SSS : Structural Shift Share LSS : Locational Shift Share gn : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) total atau PDRB sektor

pertanian Provinsi Banten

g in : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) sektor perekonomian atau

subsektor pertanian Provinsi Banten

G i : rata-rata laju pertumbuhan (PDB) sektor pertanian atau

subsektor pertanian Indonesia

G : rata-rata laju pertumbuhan (PDB) total atau PDB sektor

pertanian Indonesia

X ino : PDRB sektor pertanian atau subsektor pertanian Provinsi X ino : PDRB sektor pertanian atau subsektor pertanian Provinsi

commit to user

35

Banten pada tahun awal.

Kriteria :

a. Jika nilai SSS > LSS berarti faktor dominan yang menentukan kinerja sektor pertanian atau subsektor pertanian di Provinsi Banten adalah faktor struktur ekonominya.

b. Jika nilai SSS < LSS berarti faktor dominan yang menentukan kinerja sektor pertanian atau subsektor pertanian di Provinsi Banten adalah faktor lokasinya.

c. Jika nilai SSS = LSS berarti faktor struktur ekonomi dan faktor lokasi sama-sama dominan dalam menentukan kinerja sektor pertanian atau subsektor pertanian di Provinsi Banten.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user