Kinerja Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian lainnya di Provinsi Banten pada masa mendatang

C. Kinerja Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian lainnya di Provinsi Banten pada masa mendatang

Kinerja dari sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya yang ada di Provinsi Banten dapat diketahui dengan menggunakan metode Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil analisis DLQ terhadap sektor pertanian Provinsi Banten akan menjelaskan apakah sektor tersebut mengalami peningkatan kinerja, penurunan atau kinerjanya stabil di masa yang akan datang. Hasil dari analisis tersebut dapat dilihat dalam Tabel 16.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 16. Kinerja Sektor Pertanian dan Sektor Non Pertanian ke depan di

Provinsi Banten.

Sektor Perekonomian

Non Pertanian

Pertambangan dan Galian

197,213 Basis Industri Pengolahan

7,201 Basis Listrik, Gas dan Air Bersih

2,656 Basis Bangunan dan Kontruksi

1,515 Basis Perdagangan, Hotel Restoran

4,871 Basis Pengangkutan dan Komunikasi

0,150 Non Basis Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

14,740 Basis Jasa-Jasa

Sumber : Analisis Data Sekunder Data pada Tabel 16 menjelaskan bahwa sektor pertanian di Provinsi

Banten merupakan sektor yang basis dimulai dari tahun 2011 sampai tahun 2012. Sektor pertanian ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ yang lebih besar dari satu. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 1,026, kemudian meningkat pada tahun 2012 sebesar 1,026, pada tahun 2012 sebesar 1,053, pada tahun 2013 sebesar 1,081, pada tahun 2014 sebesar 1,110 dan pada tahun 2015 sebesar 1,139. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai rancangan-rancangan

pengembangan pembangunan ekonomi dalam sektor pertanian Provinsi Banten. Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan ekonomi di Provinsi Banten. Pelaksanaan yang dilakukan secara bertahap diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sektor pertanian berkembang ke arah yang semakin baik yang berarti semakin pentingnya posisi sektor pertanian. Keberhasilan sektor pertanian sangat tergantung pada posisi sumber daya alam yang sebagian besar terdapat di pedesaaan berupa lahan pertanian, sumber air, hutan, dan tenaga kerja.

Pertanian di Provinsi Banten diprediksi dapat menjadi sektor basis di masa yang akan datang disebabkan adanya program pemerintah Provinsi Pertanian di Provinsi Banten diprediksi dapat menjadi sektor basis di masa yang akan datang disebabkan adanya program pemerintah Provinsi

commit to user

Banten dengan beberapa strategi pokok yang tercantum dalam RPJMD Banten 2007 – 2012, yaitu sebagai berikut:

a. Perkuatan struktur ekonomi berbasis agribisnis, dimana struktur ekonomi yang kokoh didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam dan produk unggulan yang dapat diolah dan dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Pendekatan yang dilakukan mengacu pada konsep pengembangan ekonomi lokal. Pada prinsipnya mengandung makna bahwa pembangunan ekonomi diarahkan pada upaya mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya secara optimal.

b. Pemberdayaan masyarakat, dimana pembangunan ekonomi berbasis sumber daya lokal harus meningkatkan peranan masyarakat, hal tersebut bertujuan agar pembangunan ekonomi ini berkesinambungan, sehingga partisipasi masyarakat harus dijadikan modal utama dalam pengelolaan sumberdaya lokal.

c. Revitalisasi kawasan dan wilayah, hal ini diorientasikan pada pemberdayaan masyarakat dan pemerataan pembangunan yang bertumpu pada pengembangan dan pengintegrasian kawasan melalui pembentukan keterkaitan geografis dan fungsional antar kawasan yang berperan sebagai penggerak utama (pusat pertumbuhan). Pengembangan kawasan terpadu pada prinsipnya mengandung makna bahwa upaya pengembangan kawasan dilaksanakan secara terpadu sehingga diharapkan mampu meminimalkan berbagai permasalahan mendasar pada setiap kawasan, mengembangkan dan meningkatkan potensi pada setiap kawasan.

Secara umum, Data pada arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2002-2017, pembagian wilayah Provinsi Banten dibagi dalam 3 (tiga) Wilayah Kerja Pembangunan, meliputi:

a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I yang meliputi: Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, dengan kegiatan utama industri, perdagangan, jasa dan pemukiman. Arahan strategis bagi WKP I ini yaitu pembangunan jaringan transportasi terpadu Kota a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I yang meliputi: Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, dengan kegiatan utama industri, perdagangan, jasa dan pemukiman. Arahan strategis bagi WKP I ini yaitu pembangunan jaringan transportasi terpadu Kota

commit to user

Tangerang, pengembangan Terminal Agrobisnis, fasilitasi pembangunan jalan Serpong-Balaraja, serta penyediaan perumahan bagi kawasan kumuh.

b. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II yang meliputi: Kota Cilegon, Kota Serang dan Kabupaten Serang, dengan kegiatan utama pariwisata, pertanian, pertambangan, industri, kehutanan dan pendidikan. Arahan strategis bagi WKP II ini yaitu pengembangan Terminal Terpadu Merak, jalan Lingkar Selatan Cilegon, pembangunan Pelabuhan Kubang Sari,

pembangunan jalan Cikande, fasilitasi akses ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang, pengembangan Agropolitan, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Bojonegara.

c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III yang meliputi: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, dengan kegiatan utama pariwisata, pertanian, pertambangan, kehutanan dan pendidikan. Arahan strategis bagi

WKP ini yaitu penanganan desa tertinggal, listrik perdesaan, rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung Akarsari, pengembangan Agropolitan. Data pada rancangan - rancangan yang telah ditetapkan tersebut maka diharapkan dapat menjadi suatu dorongan untuk perbaikan-perbaikan pembangunan di Provinsi Banten khususnya dalam sektor pertanian. Pembangunan Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten sedikit mungkin dapat memberikan kontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan petaninya.

Data pada analisis metode DLQ sektor pertambangan dan galian di Provinsi Banten dalam Tabel 16 ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 2,877. Kemudian meningkat pada tahun 2012 sebesar 8,279, pada tahun 2013 sebesar 23,87, pada tahun 2014 sebesar 68,541, dan pada tahun 2015 sebesar 197,213.

Kinerja sektor pertambangan dan galian yang akan diprediksi mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Provinsi Banten disebabkan Data pada banyaknya ilmuan yang telah meneliti beberapa daerah Provinsi Banten yang memiliki potensi tambang dan belum di manfaatkan secara optimal, hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan potensi tambang baru di Kinerja sektor pertambangan dan galian yang akan diprediksi mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Provinsi Banten disebabkan Data pada banyaknya ilmuan yang telah meneliti beberapa daerah Provinsi Banten yang memiliki potensi tambang dan belum di manfaatkan secara optimal, hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan potensi tambang baru di

commit to user

wilayah-wilayah Provinsi Banten seperti di daerah Pandegelang, diantaranya emas, perak, pasir besi dan minyak bumi. Dari potensi tersebut, yang baru dimanfaatkan baru emas dan perak sehingga hasil dari sektor pertambangan dan galian di Provinsi Banten diprediksi akan melimpah pada tahun yang telah diproyeksikan.

Data pada analisis metode DLQ sektor Bangunan dan Kontruksi di Provinsi Banten dalam Tabel 16 diprediksi menjadi sektor basis. Sektor Bangunan dan Kontruksi ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ > 1. Nilai DLQ yang telah diproyeksikan selama rentang waktu 5 tahun nilainya adalah sebesar 1,515. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 1,087, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 1,181, pada tahun 2013 sebesar 1,283, pada tahun 2014 sebesar 1,395, dan pada tahun 2015 sebesar 1,515.

Kinerja sektor bangunan dan kontruksi yang akan diprediksi mampu melakukan ekspor ke luar wilayah Provinsi Banten. Kinerja sektor bangunan dan kontruksi juga dipengaruhi oleh peningkatan penduduk di Provinsi Banten yang menuntut akan meningkatnya kebutuhan pemukiman dan fasilitas- fasilitas umum lainnya yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan juga dengan adanya perkembangan pembangunan-pembangunan fasilitas umum yang mulai menjadi target pengembangan wilayah Provinsi Banten seperti bangunan jalan layang di jalan raya Merak dan perbaikan jalan tol Jakarta-Merak, sehingga memudahkan akses keluar masuk Jawa-Sumatera.

Berbeda dengan sektor bangunan dan kontruksi, Data pada analisis metode DLQ pada Tabel 16, sektor pengangkutan dan komunikasi di Provinsi Banten dalam Tabel 16 merupakan sektor non basis. Sektor pengangkutan dan komunikasi ini diprediksi menjadi sektor non basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ >1. Prediksi non basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 0,684, kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi sebesar 0,468, pada tahun 2013 sebesar 0,320, pada tahun 2014 sebesar 0,219, dan pada tahun 2015 sebesar 0,150.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi yang akan diprediksi akan non basis dan tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan di luar wilayah Provinsi Banten, hal ini dikarenakan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi di wilayah Provinsi Banten banyak dikuasi oleh perorangan asing yang berada di luar wilayah Provinsi Banten, sehingga pemasukan dari hasil sektor pengangkutan dan komunikasi hanya sebagian saja yang masuk ke pendapatan daerah wilayah Provinsi Banten, maka hal tersebut dapat menjadi penghambat dalam perhitungan laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Data pada analisis metode DLQ pada Tabel 16, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Provinsi Banten dalam Tabel 16 merupakan sektor basis. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ >

1. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 1,717, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 2,934, pada tahun 2013 sebesar 5,025, pada tahun 2014 sebesar 8,606, dan pada tahun 2015 sebesar 14,740. Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga dipengaruhi oleh meningkatkan fasilitas-fasilitas keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan jasa perusahaan bagi penduduk wilayah Provinsi Banten. Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang akan diprediksi sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Provinsi Banten serta mampu melakukan ekspor ke luar wilayah Provinsi Banten.

Data pada analisis metode DLQ sektor jasa-jasa di Provinsi Banten dalam Tabel 16 merupakan sektor basis. Sektor jasa-jasa ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ > 1. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 1,367, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 1,868, pada tahun 2013 sebesar 2,554, pada tahun 2014 sebesar 3,491, dan pada tahun 2015 sebesar 4,772. Kinerja sektor jasa-jasa juga dipengaruhi oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat Provinsi Banten akan sektor jasa sehingga banyak orang memilih profesi sebagai penyedia jasa. Selain itu adanya perbaikan pengelolaan dan pelayanan masyarakat di Provinsi Banten baik pada Data pada analisis metode DLQ sektor jasa-jasa di Provinsi Banten dalam Tabel 16 merupakan sektor basis. Sektor jasa-jasa ini diprediksi menjadi sektor basis di masa yang akan datang apabila dilihat dari nilai DLQ > 1. Prediksi basis ini sudah terjadi untuk tahun 2011 dengan nilai DLQ > 1 yaitu sebesar 1,367, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 1,868, pada tahun 2013 sebesar 2,554, pada tahun 2014 sebesar 3,491, dan pada tahun 2015 sebesar 4,772. Kinerja sektor jasa-jasa juga dipengaruhi oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat Provinsi Banten akan sektor jasa sehingga banyak orang memilih profesi sebagai penyedia jasa. Selain itu adanya perbaikan pengelolaan dan pelayanan masyarakat di Provinsi Banten baik pada

commit to user

pelayanan jasa pemerintahan, jasa sosial masyarakat yang mendukung perkembangan sektor jasa-jasa. Kinerja sektor jasa-jasa yang akan diprediksi sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Provinsi Banten serta mampu melakukan ekspor ke luar wilayah Provinsi Banten.