Keadaan Alam
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografi
Provinsi Banten adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia. Provinsi Banten terletak di ujung Barat pulau Jawa. Batas-batas administratif Provinsi Banten antara lain sebagai berikut : Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Timur : Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat Sebelah Selatan
: Samudera Hindia
Sebelah Barat
: Selat Sunda
Berdasarkan satuan fisiografis, Provinsi Banten terdiri dari : Wilayah Darat
: (4 kabupaten dan 2 kota) seluas 8.651,20 km² Wilayah Laut : Sejauh 12 mil, seluas ± 7.680 km² yang diukur
dari garis pantai tegak lurus ke arah laut lepas Perairan Kepulauan
: Panjang pantai Provinsi Banten 400 km
dan 1 mil laut = 1,6 km
Letak astronomis Provinsi Banten terletak antara 5 0 7 ’ 50”-7 0 1 ’ 1” LS dan 105 0 1 ’ 11”-106 0 7 ’ 12” BT. Luas wilayah Povinsi Banten mencapai 9.662,92 km 2 atau sekitar 0,51% dari luas daratan Indonesia. Provinsi Banten adalah provinsi dengan luas wilayah terkecil kelima di Indonesia setelah Kepulauan Riau (0,43%), Bali (0,30%), DI Yogyakarta (0,16%) dan DKI Jakarta (0,03%).
2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Provinsi Banten beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Iklim di Wilayah Provinsi Banten dipengaruhi oleh Angin Monson dan Gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin dari Samudera Hindia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur, sedangkan temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22 o
C dan 32 o
C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400– 1.350 m dpl mencapai antara 18 o
C - 29 o C.
commit to user
Cuaca didominasi oleh angin barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (Juni–Agustus), cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian pantai utara. Curah hujan berkisar antara 0 mm-339 mm dengan hari hujan per bulan antara 0 kali – 29 kali, sedangkan kelembaban udara tercatat antara 77%-86%, tekanan udara antara 1.004,6 mb – 1.014,8 mb, dengan arah angin antara 60 o -300 o dan kecepatan angin antara 0,0 knot – 16,0 knot.
3. Luas Penggunaan Lahan
Secara administratif Provinsi Banten terbagi menjadi 4 Kabupaten dan
2 Kota. 4 kabupaten tersebut antara lain Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, sedangkan 2 kota tersebut antara lain Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon. Luas wilayah Provinsi Banten pada tahun 2010 tercatat sebesar 632.644 Ha, terdiri dari luas lahan sawah 197.530 Ha dan luas lahan bukan sawah 435.114 Ha.
Tabel 4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi Banten Tahun
No
Macam Penggunaan
Luas (Ha)
Lahan Sawah
a. Sawah Irigasi Teknis b. Sawah Irigasi ½ Teknis c. Sawah Irigasi Sederhana d. Sawah Tadah Hujan e. Sawah Pengairan Desa (Non
PU).
Lahan Bukan Sawah
a. Pekarangan/Bangunan b. Tegal/Kebun c. Hutan Negara d. Perkebunan Negara e. Tambak f. Kolam/Empang g. Lain-lain
Jumlah Total
Sumber: BPS Provinsi Banten, 2011 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2011
commit to user
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pemanfaatan lahan di Provinsi Banten meliputi 197.530 Ha lahan sawah dengan persentase 31 persen dan 435.114 Ha lahan bukan sawah dengan persentase 69 persen. Penggunaan lahan sawah terbesar adalah sawah tadah hujan dengan luas 86.343 Ha dengan presentase 43,71 persen, sedangkan penggunaan lahan sawah terkecil adalah lahan sawah irigasi sederhana dengan luas 17.201 Ha dengan presentase 8,70 persen. Selain lahan sawah pemanfaatan lahan yang lain adalah lahan bukan sawah yang terdiri dari pekarangan/bangunan, tegal/kebun, hutan negara, perkebunan negara, tambak, kolam/empang, dan lain-lain. Lahan bukan sawah terbesar adalah pekarangan/bangunan dengan luas 193.496 Ha dengan presentase 44,47 persen, sedangkan lahan bukan sawah terkecil adalah tambak dengan luas 142 Ha dengan presentase 1,63 persen.
Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian sawah atau tegal menjadi pekarangan/bangunan sehingga akan menyebabkan penurunan output di sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya usaha dari pemerintah Provinsi Banten dalam merencanakan peningkatan output di sektor pertanian terutama sektor tanaman bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin lama semakin bertambah. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan intensifikasi pertanian dan pembatasan alih fungsi lahan pertanian yang diharapkan dapat menambah dan mempertahankan output pertanian untuk memenuhi ketersediaan pangan penduduk serta adanya pengembangan dari subsektor pertanian.