82 studi kasus. Melalui studi kasus ini
peneliti berusaha mengungkapkan dan menganalisis data secara detail tentang
bagaimana
pembelajaran partisipatif
dalam penyelenggaraan
pendidikan nonformal
di PKBM
Kabupaten Karawang.
Dalam penelitian tentang bagaimana pembelajaran
partisipatif dalam
penyelenggaraan pendidikan nonformal di PKBM Kabupaten Karawang ini
subyek penelitian terdiri tiga orang penyelenggara,
lima orang
penyelenggara program
pendidikan nonformal
di PKBM
Kabupaten Karawang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain observasi, wawancara mendalam indepth interview, analisis dokumentasi
sebagai sumber data triangulasi yang dapat
dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Dalam menganalisis data yang dimaksudkan,
peneliti berpedoman
kepada pendapat Nasution 1991 : 129 penelitian
kualitatif meliputi
tiga tahapan, yaitu : 1 tahap orientasi untuk
mendapatkan informasi tentang apa yang penting untuk ditemukan, 2 tahap
eksplorasi untuk menentukan sesuatu secara terfokus, dan 3 tahap member
check untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir.
Untuk menganilis
data hasil
penelitian dilakukan sesuai dengan model analisis Miles dan Huberman
1992 : 20, yaitu model analisis interaktif. Langkah-langkah analisis
tersebut meliputi : 1 koleksi data data collection, 2 penyederhanaan data data
reductionaI, 3 penyajian data data display dan 4 pengambilan kesimpulan,
serta verifikasi conclusion: drawing verying Nasution S., 1991 : 129.
F. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi hasi
penelitian memberikan gambaran sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran
partisipatif dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal di PKBM
Kabupaten Karawang
Pada tahap
perencanaan pembelajaran
program pendidikan
nonformal di
PKBM kabupaten
Karawang, penyelenggara : 1 Membantu warga belajar dalam
mendiagnosis kebutuhan belajar. Identifikisi
kebutuhan belajar
secara menyeluruh
yang dilakukan
oleh perencana
program pendidikan
telah dibicarakan
pada bagian
terdahulu. Mengidentifikasi
kebutahan belajar
berkaitan dengan
permasalahan sumber-sumber
yang tersedia pendukung dan penghambat. Keterlibatan dalam
kegiatan identifikisi kebutuhan, sumber
dan kemungkinan
hambatan dalam kegiatan belajar membelajarkan dilakukan agar
tepat sasaran program pendidikan nonformal
yang akan
dilaksanakan. Setelah mendiagnosis kebutuhan
belajar selanjutnya membantu warga belajar dalam menyusun
tujuan belajar. Penentuan tujuan
ISBN 978-602-14314-8-1 SEMINAR DAN TEMU AKADEMISI PLS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015
83 belajar
mengandung arti
merumuskan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan belajar.
Tujuan ini
penting untuk
dilakukan berdasarkan
tiga alasan.
Pertama, tujuan
itu merupakan arah dari segala
kegiatan belajar. Kedua, tujuan dijadikan dasar untak pendidikan
dan
pengadaan unsur-unsur
belajar yang tepat Ketiga, tujuan itu adalah sebagai tolok ukur
dalam evaluasi kegiatan belajar. Setelah
mengidentifikasi kebutuhan belajar dan tujuan
belajar kemudian
memilih prioritas kebutuhan belajar dan
tujuan belajar
berdasarkan masalah, dukungan dan hambatan
yang ada. Keterlibatan sumber dan wraga belajar dilaksanakan
untuk menentukan perumusan tujuan program, baik tujuan
umum goals maupun tujuan khusus
objectives kegiatan
belajar membelajarkan. Selain itu, keterlibatan juga dilakukan
dalam penentuan
komponen-komponen program,
pembelajaran seperti
warga belajar, sumber belajar, bahan
belajar, proses kegiatan belajar, alat evaluasi, fasifitas, alat-alat,
dan biaya. Dalam menentukan kebutuhan
belajar, faktor pengalaman warga belajar menjadi modal sosial,
budaya, SDM dan SDA yang sangat
penting untuk
diperhatikan. Dalam merancang, pengalaman belajar ini sumber
belajar dapat membantu warga belajar dalam dua hal. Pertama,
membantu warga belajar dalam penerapan
prinsip-prinsip pengorganisasian bahan belajar.
Kedua, ia membantu warga belajar dalam penentuan model
kegiatan
belajar yang
akan ditempuh.
2 Membantu Warga Belajar dalam Menyiapkan Kelompok Belajar.
Situasi yang
baik untuk
melibatkan warga belajar di dalam
perencanaan kegiatan
belajar adalah apabila kegiatan belajar
itu dilakukan
pada kelompok terbatas.
3 Membuat program
belajar menyusun
dan menetapkan
bahan belajar, metode, teknik, waktu, evaluasi alat-alat dan
fasilitas.
Pada tahap
perencanaan pembelajaran
partisipatif dalam
menyelenggarakan pendidikan
nonformal perlu dilakukan melalui pembinaan
keakraban, identifikasi
kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan
hambatan belajar,
perumusan tujuan pembelajaran dan penyusunan program pembelajaran.
Kegunaan perencanaan
pembelajaran partisipatif
dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal
adalah : 1 Kebutuhan
belajar dilakukan
secara bersama dalam kelompok yang terorganisasi dan dikelola
oleh warga belajar. 2 Program
pendampingan merupakan penigkatan proses