88 BPKB Jayagiri, 2001, Standar Minimal
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM
Berbasis Masyarakat,
Bandung : BPKB Jayagiri Bandung Jawa Barat.
BP-PLSP, 2006, Membangun Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat
PKBM, Bandung
: BP-PLSP Jayagiri Bandung Jawa Barat.
________, 2006,
Partisipasi Masyarakat, Bandung : BP-PLSP
Jayagiri Bandung Jawa Barat. Bungin, B. 2003. Analisis Data
Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan
Nasional. 1998.
Pedoman Umum
Pelaksanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Jakarta: Depdikbud.
Gagne, M. R. 1985. The Conditions of Learning and Theory of Intruction.
Florida: Florida State University. Kamil, Mustofa. 2009, Pendidikan
Nonformal, Bandung: Alfabeta. ____________, 2009, Pendidikan dan
Pelatihan, Bandung: Alfabeta. Mappa, S. dan Basleman, A. 1994.
Teori Belajar
Orang Dewasa.
Jakarta: Depdiknas. Moleong Lexi J.
1988. Metode
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Sevila Consuelo G. et al. 1993. Pengantar
Metode Penelitian.
Jakarta: UI Press. Sudjana, Djudju, 2004, Pendidikan
Nonformal Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas,
Bandung, Fallah Production.
____________, 2004,
Strategi Pembelajaran Partisipatif dalam
Pendidikan Nonformal, Bandung, Fallah Production.
____________, 2004,
Manajemen Pendidikan Nonformal, Bandung,
Fallah Production. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.
2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kreasi Jaya Utama.
ISBN 978-602-14314-8-1 SEMINAR DAN TEMU AKADEMISI PLS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015
89
PERAN PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MEA
oleh :
Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd
Fakultas Ilmu Pendidkan Universitas Negeri Semarang
Abstrak. Menyongsong era baru di tahun 2015 dengan adanya ASEAN Economy Community AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA,
bangsa Indonesia dituntut untuk menciptakan banyak tenaga kerja yang mampu berkompetisi merebut lapangan kerja di antara negara ASEAN,
terutama di negara sendiri. Karena selain membuka arus perdagangan barang atau jasa, MEA juga membuka peluang pasar tenaga kerja profesional, seperti
dokter, pengacara, akuntan dan sebagainya. Dunia pendidikan khususnya Pendidikan Non Formal PNF mempunyai tantangan besar untuk menyiapkan
sumber daya manusia SDM yang kompeten dan berdaya saing tinggi, untuk mencegah banjirnya tenaga profesional dari luar negeri ke Indonesia. Oleh
sebab itu, PNF harus melakukan beberapa hal yang menjadi penguatan kelembagaan PNF dalam peningkatan sumber daya manusia SDM seperti
berperan dalam mewujudkan ekonomi kreatif, mengembangkan metode pembelajaran, mengembangkan media pembelajaran dan melaksanakan
Kurikulum berbasis KKNI. Kata-kata kunci: MEA, Pendidikan Non Formal, peningkatan SDM
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tahun 2015 kita memasuki sebuah
sistem perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara yang sering disebut
dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA, yang bertujuan untuk menjaga
stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing
kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk
Negara
Anggota ASEAN.
Seluruh Negara Anggota ASEAN sepakat untuk
segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata yaitu ASEAN Economy
Community AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA.
Masyarakat Ekonomi Asean MEA tidak hanya membuka arus perdagangan
barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja
profesional, seperti
dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Untuk
itu Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa
digunakan baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya
tenaga kerja terampil dari luar.
Salah satu tantangan besar dunia pendidikan
nasional kita
adalah menanamkan kesadaran kolektif sebagai
90 bangsa yang perlu berjuang keras untuk
mencapai kemajuan,
mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara
lain dalam banyak aspek. Salah satu aspek penting yang perlu disiapkan
dengan cepat oleh bangsa ini adalah SDM yang kompeten. PNFI sebagai
bagian dari sistem Pendidikan Nasional harus terus mengupayakan inovasi-
inovasi untuk membantu pemerintah mengupayakan kualitas human capital
Indonesia yang kompetitif. B. Rumusan Masalah
Dalam mengidentifikasi peran PNF dalam
menghadapi MEA
muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud MEA ? 2. Apa saja lingkup Pendidikan Non
Formal PNF ? 3. Bagaimana peran PNF dalam
ekonomi kreatif ? 4. Bagaimana penguatan kelembagaan
PNF dalam Peningkatan sumber daya manusia SDM ?
C. Tujuan 1. Mengenal tentang Masyarakat
Ekonomi ASEAN. 2. Mengetahui lingkup Pendidikan Non
Formal PNF. 3. Mengetahui peran PNF dalam
ekonomi kreatif. 4. Mengetahui Penguatan kelembagaan
PNF dalam peningkatan sumber daya manusia SDM.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN
MEA berawal
dari kesepakatan para pemimpin ASEAN
dalam Konferensi Tingkat Tinggi KTT pada Desember 1997 di Kuala Lumpur,
Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta
bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal
asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan
warga ASEAN.
Karateristik utama
Masyarakat Ekonomi
ASEAN MEA
adalah kawasan ekonomi yang kompetitif, pasar
dan basis produksi tunggal, , wilayah pembangunan ekonomi yang merata,
daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global. Komitmen MEA menuntut lebih
banyak
tenaga kerja
yang saling
berkompetisi merebut lapangan kerja di antara negara ASEAN, terutamal di
negaranya sendiri. 2.2 Pendidikan Non Formal
Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12
pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan
secara Coombs Trisnamansyah, 2003: 19
mendefinisikan nonformal
education sebagai setiap kegiatan pendidikan yang
diorganisasikan di
luar sistem
persekolahan yang mapan baik dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian
penting dari kegiatan yang lebih besar, dilakukan secara sengaja untuk melayani
peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya.