80 asosiasi.
Prinsip ini
berhubungan dengan
hasil kegiatan  belajar  dan  manfaat
yang  dirasakan  langsung  oleh warga  belajar  dalam  dunia
kehidupannya.
2.  Teori  behaviorism  Lingkungan.
Menurut  pandangan  aliran  psikologi behavioristik,  belajar  dilaksanakan
dengan  kontrol  intrumental  dari lingkungan.
Sumber belajar
mengkondisikan  sedemikian  rupa sehingga  pembelajar  mau  belajar.
Proses pembelajaran,
dengan demikian
dilaksanakan dengan
kondisioning, pembiasaan,
dan peniruan.  Hadiah  dan  hukuman
sering ditawarkan
dalam pembelajaran
yang demikian.
Kedaulatan  sumber  belajar  dalam proses  pembelajaran  relatif  tinggi,
sementara  kedaulatan  peserta  didik sebaliknya, relatif rendah.
3.  Teori  Gestalt.  Menurut  pandangan
psikologi  gestalt,  belajar  adalah usaha  yang  bersifat  total  dari
individu,  oleh  karena  totalitas  lebih bermakna
dibandingkan dengan
sebagian-sebagian.
4.  Teori  Medan  Field  theory.  Teori
Medan  dikembangkan  oleh  Kurt Lewin.
Teori lapangan
yang mengutamakan
pentingnya pengalaman  warga  belajar,  dan
berorientasi pada
pemecahan masalah  serta  motivasi  memegang
peranan  penting.  Prinsip  topological psycology  yang  digunakan  Lewin
menekankan
pada pentingnya
wilayah  kehidupan  warga  belajar life  space.  Berdasarkan  teori  ini,
warga  belajar  dipandang  sebagai subjek  yang  memiliki  kemampuan
berpikir  aktif  dan  kreatif,  dapat mengidentifikasi
masalah, menganalisis  dan  mencari  akernatif
pemecahan  masalah,  serta,  mampu untuk
melakukan kegiatan
pemecahan masalah. Djudju
Sudjana 2004
mengemukakan bahwa
filsafat pembelajaran
partisipatif dalam
penyelenggaraan  pendidikan  nonformal adalah sebagai berikut :
1.  Berdasarkan  Kebutuhan  Belajar
Learning  Needs  Based.  Kegiatan belajar  partisipatif  didasarkan  atas
kebutuhan  belajar.  Kata  Kebutuhan belajar  adalah  setiap  keinginan  atau
kehendak
yang dirasakan
dan dinyatakan  oleh  seseorang  unhik
memperoleh pengetahuan,
keterampilan,  nilai  danatau  sikap tertentu  melalui  kegiatan  belajar.
Sumber  informasi  tentang  kebutuhan belajar  adalah  warga  belajar  atau
calon  warga  belajar.  Pentingnya kebutuhan  belajar  ini  didasarkan  atas
asumsi  bahwa  warga  belajar  akan belajar  secara  efektif  apabila  semua
komponen  program  belajar  dapat membantu
warga belajar
untuk memenuhi
kebutuhannya. Upaya
untuk  memenuhi  kebutuhan  belajar inilah
yang menjadi
titiktolak penyusunan
dan pengembangan
program kegiatan belajar partisipatif. 2.  Berorientasi  pada  Tujuan  Belajar
Learning  Needs  Based.  Proses kegiatan
belajar direncanakan,
dilaksanakan  dan  diarahkan  untuk mencapai  tujuan  belajar  yang  telah
ISBN 978-602-14314-8-1 SEMINAR DAN TEMU AKADEMISI PLS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015
81 ditapkan  sebelumnya.  Pada  tahap
perencanam  tujuan  belajar  disusun dan
dirumuskan berdasarkan
kebutuhan  belajar.  Tujuan  belajar itupun
disusun dengan
mempertimbangkan  latar  belakang pengalaman  warga  belajar,  potensi
yang  dimilikinya  dan  sumber  belajar yang
tersedia pada
lingkungan kehidupan
mereka. Untuk
itu, kebutuhan
belajar, potensi
dan sumber-sumber  perlu  diidentifikasi
terlebih  dahulu  agar  tujuan  belajar tujuan umum dan tujuan khusus bisa
dirumuskan  secara  akurat  dan  proses kegiatan  belajar  dapat  dirancang  dan
dilaksanakan dengan efektif.
3.  Berpusat  pada  Warga  Belajar Participant  Needs.  Proses  kegiatan
belajar partisifatif yang. berpusat pada peserta  didik  disebut  pula  learner
centered.  Kegiatan  belajar  yang dilakukan
itu didasarkan
dan disesuaikan  dengan  latar  belakang
kehidupan warga
belajar. Latar
belakang  kehidupan  ini  menjadi perhatian utama untuk dijadikan dasar
penyusunan  rencana  proses  kegiatan belajar
baik untuk
merumuskan langkah kegiatan, materi, fasilitas dan
evaluasi belajar.
Latar belakang
kehidupan  itu  dapat  meliputi  latar belakang
pendidikan tugas
atau pekerjaan,  pergaulan  dan  agama.
Dalam  penyusunan  proses  kegiatan belajar  ini  warga  belajar  memegang
peranan utama sehingga mereka dapat merasakan  bahwa  kegiatan  belajar  itu
menjadi milik mereka  dan merekapun berkewajiban  dan  bertanggung  jawab
untuk melakukan
proses yang
ditetapkan oleh mereka sendiri. 4.  Belajar  Berdasarkan  Pengalaman
Experiental  Learning.  Kegiatan belajar
partisipatif disusun
dan dilaksanakan atas hasil pengungkapan
pengalaman peserta. Hal ini  berkaitan dengan
pengalaman dalam
melaksanakan atau
mengerjakan usaha  dan  pengalaman  tentang  cara-
cara belajar yang telah dimiliki warga belajar. Dalam hal ini, proses kegiatan
belajar  merupakan  kegiatan  warga belajar yang dilakukan secara bersama
di  dalam  situasi  pengalaman  nyata baik  pengalaman  dalam  tugas  yang
dilakukan  sehari-hari  maupun  dengan menggunakan
pengalaman yang
diangkat dari
pekerjaan atau
pengelolaan usaha mereka sehari-hari. Untuk itu, pendekatan yang digunakan
dalam proses
belajar harus
diutamakan  tipe  kegiatan  belajar pemecahan
masalah. Pemecahan
masalah  merupakan  suatu  metode yang  lebih  banyak  menumbuhkan
partisipasi  para  warga  belajar.  Secara singkat  dapat  disimpulkan  bahwa
proses  kegiatan  belajar  partisipatif dilakukan  atas  dasar  pengalaman
belajar
dengan lebih
banyak menggunakan
metode pemecahan
masalah. E.  Pendekatan dan Metode Penelitian
Untuk  mencapai  tujuan  penelitian tentang
bagaimana pembelajaran
partisipatif dalam
penyelenggaraan pendidikan
nonformal di
PKBM Kabupaten  Karawang  ini  digunakan
pendekatan  kualtitatif  dengan  metode