90 bangsa yang perlu berjuang keras untuk
mencapai kemajuan,
mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara
lain dalam banyak aspek. Salah satu aspek penting yang perlu disiapkan
dengan cepat oleh bangsa ini adalah SDM yang kompeten. PNFI sebagai
bagian dari sistem Pendidikan Nasional harus terus mengupayakan inovasi-
inovasi untuk membantu pemerintah mengupayakan kualitas human capital
Indonesia yang kompetitif. B. Rumusan Masalah
Dalam mengidentifikasi peran PNF dalam
menghadapi MEA
muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud MEA ? 2. Apa saja lingkup Pendidikan Non
Formal PNF ? 3. Bagaimana peran PNF dalam
ekonomi kreatif ? 4. Bagaimana penguatan kelembagaan
PNF dalam Peningkatan sumber daya manusia SDM ?
C. Tujuan 1. Mengenal tentang Masyarakat
Ekonomi ASEAN. 2. Mengetahui lingkup Pendidikan Non
Formal PNF. 3. Mengetahui peran PNF dalam
ekonomi kreatif. 4. Mengetahui Penguatan kelembagaan
PNF dalam peningkatan sumber daya manusia SDM.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN
MEA berawal
dari kesepakatan para pemimpin ASEAN
dalam Konferensi Tingkat Tinggi KTT pada Desember 1997 di Kuala Lumpur,
Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta
bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal
asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan
warga ASEAN.
Karateristik utama
Masyarakat Ekonomi
ASEAN MEA
adalah kawasan ekonomi yang kompetitif, pasar
dan basis produksi tunggal, , wilayah pembangunan ekonomi yang merata,
daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global. Komitmen MEA menuntut lebih
banyak
tenaga kerja
yang saling
berkompetisi merebut lapangan kerja di antara negara ASEAN, terutamal di
negaranya sendiri. 2.2 Pendidikan Non Formal
Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12
pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan
secara Coombs Trisnamansyah, 2003: 19
mendefinisikan nonformal
education sebagai setiap kegiatan pendidikan yang
diorganisasikan di
luar sistem
persekolahan yang mapan baik dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian
penting dari kegiatan yang lebih besar, dilakukan secara sengaja untuk melayani
peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya.
ISBN 978-602-14314-8-1 SEMINAR DAN TEMU AKADEMISI PLS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015
91 Secara umum Pendidikan Non Formal
mencakup : 1. Pendidikan anak usia dini PAUD
Pendidikan anak usia dini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
pendidikan yang ditujukan kepada usia pra sekolah dengan tujuan
memaksimalkan
usia emas
dari seorang anak. Pendidikan anak usia
dini memiliki
fungsi untuk
membentuk anak berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Dalam
taraf perkembangannya anak usia dini memiliki potensi yang sangat besar
dalam
hal memaksimalkan
kemampuannya, yaitu
dengan pembelajaran yang sesuai dengan
taraf perkembangannya.
2. Pendidikan kesetaraan
Pendidikan kesetaraan adalah satuan dari Pendidikan Non Formal yang
meliputi kelompok belajar program paket A, paket B dan paket C yang
dapat
diselenggarakan melalui
Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
PKBM atau satuan lainnya.
3. Pendidikan keaksaraan
Pendidikan keaksaraan
ditujukan kepada masyarakat untuk mengatasi
permasalahan masyarakat
yang berkaitan dengan membaca, menulis
dan berhitung.
Pada saat
ini pendidikan
keaksaraan dilakukan
dengan mengkombinasikan berbagai cara, misalnya dengan pengenalan
keaksaraan yang didalamnya terdapat unsur-unsur aktivitas warga sehari-
hari.
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja
untuk mengembangkan kemampuan serta kemandirian masyarakat agar
mampu
mengembangkan potensi
masyarakat. Tujuan
dari pemberdayaan
masyarakat adalah
meningkatkan potensi
daerah, memberdayakan daerah sesuai potensi
yang telah ada, dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk
memiliki semangat
dalam pembangunan daerah
5. Pendidikan keterampilan hidup
Pendidikan keterampilan
hidup bertujuan
untuk memberikan
keterampilan kepada seorang individu atau kelompok yang nantinya akan
digunakan seorang individu atau kelompok tersebut dikemudian hari.
Dalam pendidikan keterampilan hidup lebih mengedepankan kemampuan
praktik
bukan teori.
Pendidikan keterampilan hidup juga dapat
dijadikan sebagai sarana memberikan keterampilan dalam bentuk pelatihan
kerja sehingga keterampilan yang sudah didapatkan dapat digunakan
untuk bekal mata pencaharian.
2.3 Peran PNFI dalam Ekonomi Kreatif
Berdasarkan Instruksi
Presdien Republik Indonesia No. 6 Tahun 2009
tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, sasaran Pengembangan ekonomi kreatif
sebagai berikut : 1 periklanan; 2 arsitektur; 3 pasar seni dan barang
antik; 4 kerajinan; 5 desain; 6 fashion mode; 7 film, video, dan
fotografi; 8 permainan interaktif; 9