PENDAHULUAN Prosiding Semnas 2015 Bu Puji UNNES

90 bangsa yang perlu berjuang keras untuk mencapai kemajuan, mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara lain dalam banyak aspek. Salah satu aspek penting yang perlu disiapkan dengan cepat oleh bangsa ini adalah SDM yang kompeten. PNFI sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional harus terus mengupayakan inovasi- inovasi untuk membantu pemerintah mengupayakan kualitas human capital Indonesia yang kompetitif. B. Rumusan Masalah Dalam mengidentifikasi peran PNF dalam menghadapi MEA muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Apakah yang dimaksud MEA ? 2. Apa saja lingkup Pendidikan Non Formal PNF ? 3. Bagaimana peran PNF dalam ekonomi kreatif ? 4. Bagaimana penguatan kelembagaan PNF dalam Peningkatan sumber daya manusia SDM ? C. Tujuan 1. Mengenal tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN. 2. Mengetahui lingkup Pendidikan Non Formal PNF. 3. Mengetahui peran PNF dalam ekonomi kreatif. 4. Mengetahui Penguatan kelembagaan PNF dalam peningkatan sumber daya manusia SDM.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA

Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi KTT pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN. Karateristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA adalah kawasan ekonomi yang kompetitif, pasar dan basis produksi tunggal, , wilayah pembangunan ekonomi yang merata, daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global. Komitmen MEA menuntut lebih banyak tenaga kerja yang saling berkompetisi merebut lapangan kerja di antara negara ASEAN, terutamal di negaranya sendiri. 2.2 Pendidikan Non Formal Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12 pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara Coombs Trisnamansyah, 2003: 19 mendefinisikan nonformal education sebagai setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan di luar sistem persekolahan yang mapan baik dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih besar, dilakukan secara sengaja untuk melayani peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya. ISBN 978-602-14314-8-1 SEMINAR DAN TEMU AKADEMISI PLS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 91 Secara umum Pendidikan Non Formal mencakup : 1. Pendidikan anak usia dini PAUD Pendidikan anak usia dini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang ditujukan kepada usia pra sekolah dengan tujuan memaksimalkan usia emas dari seorang anak. Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi untuk membentuk anak berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Dalam taraf perkembangannya anak usia dini memiliki potensi yang sangat besar dalam hal memaksimalkan kemampuannya, yaitu dengan pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangannya.

2. Pendidikan kesetaraan

Pendidikan kesetaraan adalah satuan dari Pendidikan Non Formal yang meliputi kelompok belajar program paket A, paket B dan paket C yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM atau satuan lainnya.

3. Pendidikan keaksaraan

Pendidikan keaksaraan ditujukan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan masyarakat yang berkaitan dengan membaca, menulis dan berhitung. Pada saat ini pendidikan keaksaraan dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai cara, misalnya dengan pengenalan keaksaraan yang didalamnya terdapat unsur-unsur aktivitas warga sehari- hari.

4. Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja untuk mengembangkan kemampuan serta kemandirian masyarakat agar mampu mengembangkan potensi masyarakat. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan potensi daerah, memberdayakan daerah sesuai potensi yang telah ada, dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk memiliki semangat dalam pembangunan daerah

5. Pendidikan keterampilan hidup

Pendidikan keterampilan hidup bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada seorang individu atau kelompok yang nantinya akan digunakan seorang individu atau kelompok tersebut dikemudian hari. Dalam pendidikan keterampilan hidup lebih mengedepankan kemampuan praktik bukan teori. Pendidikan keterampilan hidup juga dapat dijadikan sebagai sarana memberikan keterampilan dalam bentuk pelatihan kerja sehingga keterampilan yang sudah didapatkan dapat digunakan untuk bekal mata pencaharian. 2.3 Peran PNFI dalam Ekonomi Kreatif Berdasarkan Instruksi Presdien Republik Indonesia No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, sasaran Pengembangan ekonomi kreatif sebagai berikut : 1 periklanan; 2 arsitektur; 3 pasar seni dan barang antik; 4 kerajinan; 5 desain; 6 fashion mode; 7 film, video, dan fotografi; 8 permainan interaktif; 9