Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 23 rumah sakit khusus, dan 134 rumah sakit umum. Berdasarkan laporan indikator kinerja RS, diketahui rata-rata tingkat
pemanfaatan tempat tidur BOR terendah di Indonesia, yaitu 36 dengan rata-rata lama perawatan LOS 4 hari . Tingkat pencarian pelayanan masyarakat ke fasilitas
rumah sakit hanya 0,7 untuk rumah sakit pemerintah dan 0,9 untuk rumah sakit swasta Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008.
Menurut wawancara peneliti dengan beberapa perawat bahwa RSU Kabanjahe kurang memanfaatkan komunikasi therapeutik yang mana komunikasi therapeutik
difokuskan untuk kesembuhan pasien dan merupakan komunikasi profesional yang mengarahkan pada tujuan untuk menyembuhkan pasien yang dilakukan oleh perawat
dan kurangnya motivasi perawat di RSU Kabanjahe dapat berdampak langsung oleh kinerja seorang perawat yang mana dapat dilihat dari angka Bed Occupancy Rate
BOR dan angka LOS dibawah target nasional.
Salah satu RSU di Provinsi Sumatera Utara yang juga tergolong rendah cakupan indikator pelayanan rumah sakitnya adalah RSU Kabanjahe. RSU
Kabanjahe adalah satu-satunya RSU milik pemerintah. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir 2005-2007, angka Bed Occupancy Rate BOR dibawah target
nasional yaitu 80 dan LOS selama 6-9 hari, dimana pada tahun 2005 BOR 34, pada tahun 2006 angka 50,3 dan dan pada tahun 2007 angka BOR 56. Masih
terdapat pasien yang pulang atas permintaan sendiri walaupun pasien ternyata belum memenuhi syarat untuk pulang karena kondisi pasien belum membaik
Berdasarkan hal diatas, penulis merasa perlu mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dan kemampuan komunikasi therapeutik terhadap kinerja perawat dalam
asuhan keperawatan sesuai dengan Standard Operasional Prosedur SOP di Rumah Sakit Umum Kabanjahe sehingga diperoleh suatu strategi peningkatan BOR dan
LOS yang tepat berdasarkan keadaan yang sesungguhnya dilapangan dan di harapkan dapat menjadi masukan untuk membuat prioritas program yang tepat dan
efektif sesuai kemampuan RSU Kabanjahe
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah motivasi berprestasi yang terdiri dari kebutuhan akan
berprestasi, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kemampuan komunikasi therapeutik berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi yang terdiri dari kebutuhan akan berprestasi, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kemampuan
komunikasi therapeutik terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
1.4. Hipotesis
Motivasi berprestasi yang terdiri dari kebutuhan akan berprestasi, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kemampuan komunikasi therapeutik
berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Menjadi masukan bagi Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam membuat suatu strategi peningkatan BOR dan LOS yang tepat berdasarkan keadaan yang
sesungguhnya dilapangan dan diharapkan dapat menjadi masukan untuk membuat prioritas program yang tepat dan efektif sesuai kemampuan RSU
Kabanjahe 2. Menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan
kepada pasien yang datang berobat ke RSU Kabanjahe. 3. Menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
therapeutik kepada pasien yang datang berobat ke RSU Kabanjahe 4. Sebagai bahan masukan atau refrensi bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama Rivai dan Basri, 2005.
Menurut Nawawi 1997, kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik material maupun non fisik non material dalam suatu tenggang
waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi kerja diartikan sebagai hasil pelaksanaan pekerjaan dalam periode tertentu
merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan terhadap target atau sasaran yang telah ditentukan dengan berbagai persyaratannya, yang dibebankan kepada karyawan
tersebut, dan untuk mengetahui prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh karyawan tersebut, tentunya harus dilaksanakan penilaian kinerja, yaitu dengan membandingkan
kinerja aktual dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai baik berupa produk atau jasa berdasarkan kualitas, kuantitas, dan waktu penyelesaian pekerjaannya. Menurut Ilyas
2001 yang mengutip pendapat Gibson 1996 ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu faktor individu, faktor psikologis dan organisasi.
1. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.
2. Faktor Psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya dan variabel demografis. Variabel seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks yang sulit untuk diukur.
3. Faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain
pekerjaan. Kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
tentu tidak terlepas dari motivasi dan komunikasi. Pelayanan yang diberikan seorang perawat dapat menjadi tolak ukur pencapaian tujuan organisasi, perawat mampu
memberikan pelayanan yang prima bagi setiap pasien, hal ini sangat penting untuk memberikan nilai mutu rumah sakit tersebut. Pelayanan pada hakikatnya memberikan
pertolongan atau bantuan pada orang lain yang membutuhkan dengan melakukan metode kiat, seni dan perilaku yang memerlukan hubungan interaksi agar tercapainya
suatu kepuasan dari kedua belah pihak, yakni perawat dan pasien Hanafiah, 1994.
Menurut Efendi 1998, peranan perawat dalam meningkatkan kinerja pada pelayanan keperawatan yaitu :
1. Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan Provider Of Nursing Care Peranan yang utama dari perawat adalah sebagaimana pelaksanan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan keperawatan,
puskesmas, panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya.
2. Sebagai Pendidik Health Educator Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.
3. Sebagai Pembaharu Inovator Perawat dalam berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat terutama dalam menambah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
4. Koordinator Pelayanan Kesehatan Coordinator Of Service Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian
pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai Panutan Role Model Perawat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
6. Sebagai Tempat BertanyaFasilitator Perawat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Disamping itu perawat kesehatan
diharapkan dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
7.
Sebagai Pengelola Manager Perawat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
baik puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
2.2
Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan nursing care adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien, pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan dilandasi etik dan etika
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
Menurut Lismidar, dkk 1990 proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai lima tahapan yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, Menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan
meliputi: pengumpulan data dilakukan dengan cara anamese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang. Sumber data adalah pasien, keluarga atau
orang terkait tim kesehatan, rekam medis dan catatan. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi status kesehatan pasien masa lalu, status
kesehatan pasien saat ini, status biologis- psikologis-spritual, respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal dan resiko tinggi masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Proses diagnosa terdiri dari analisa, interprestasi data, identifikasi masalah pasien dan
perumusan diagnosa keperawatan, diagnosa keperawatan terdiri dari masalah Problem, penyebab Etiologi, gejala Symptom, atau terdiri dari masalah dan
penyebab PE; bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lain untuk
Universitas Sumatera Utara
memvalidasi diagnosa keperawatan; melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa keperawatan berdasarkan data terbaru
3. Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,
tujuan dan rencana tindakan keperawatan; bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan; perencanaan bersifat individual sesuai
dengan kondisi atau kebutuhan pasien; mendokumentasi rencana keperawatan 4. Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses meliputi: bekerjasama dengan pasien dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien, memberikan
pendidikan pada pasien dan keluarga mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta membantu pasien memodifikasi lingkungan berdsarkan respon pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya
adalah menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data dasar dan responden pasien dalam
mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan, bekerjasama dengan pasien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, memodifikasi hasil
evaluasi Nursalam, 2001
2.3 Motivasi Berprestasi