utama oleh setiap perawat dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu.
Motivasi berprestasi perawat terhadap seluruh aspek tugas dan fungsi yang dilaksanakan sebagai bentuk pekerjaan, harus di arahkan pada upaya untuk menjamin
terselenggaranya layanaan kesehatan yang berkualitas sebagai jaminan mutu Quality assurance dan memberikan dorongan yang kuat pada diri sendiri untuk mampu
merespon segala bentuk kebutuhan dari setiap pasien, sehingga perawat menghasilkan kinerja yang optimal sesuai standart yang telah di tetapkan. Hal ini berarti bahwa
seorang perawat mampu merasakan pentingnya motivasi berprestasi untuk dapat mengenal berbagai permasalahan dan tantangan tugas yang senantiasa dia harus
mampu mencari solusi, pelayanan arah yang jelas, hal apa yang harus dilakukan untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu
motivasi berprestasi harus selalu muncul dalam diri seseorang perawat dalam melaksanakan tugas keperawatannya yang dilakukan secara berkesinambungan,
kompehensif dan nyata sehingga dapat memotivasi dirinya untuk terus menerus berupaya meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik.
Secara umum kinerja perawat bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Selain itu kinerja perawat dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur keberhasilan perawat dalam menjalankan tugas, alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu kerja perawat. Kinerja perawat
merupakan gambaran dan acuan dalam menyatakan keberhasilan suatu rumah sakit sebagai organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan dan sekaligus menjadi
bahan masukan untuk usaha pembinaan dan pengembangan kinerja rumah sakit dalam rangka menerapkan visi, misi, pencapaian tujuan dan upaya untuk mampu
mewujudkan persaingan kualitas rumah sakit pada tingkat nasional maupun Internasional.
Selanjutnya rumah sakit sebagai institusi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan, memiliki makna yang penting dalam kehidupan masyarakat, sehingga
bagaimana motivasi setiap orang yang terlibat dalam pemberian jasa pelayanan kesehatan dimaksud sangat menentukan kinerja rumah sakit tersebut secara
keseluruhan. Dengan demkian motivasi berprestasi menjadi salah satu faktor penentu dalam mencapai kinerja perawat dalam memberikan pelayanan perawatan.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa makin tinggi motivasi berprestasi, maka kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan makin
baik. Dengan demikian dapat diduga ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di
rumah sakit.
2.6 Hubungan Komunikasi Therapeutik dengan Kinerja Perawat di Rumah
Sakit
Setiap perawat harus menyadari arti pentingnya komunikasi dalam menjalankan tugas keperawatan di rumah sakit. Untuk memberikan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan akan sulit apabila komunikasi antara perawat dengan pasien tidak berjalan dengan efektif. Adanya komunikasi akan memudahkan kerja sama yang baik
dalam memberikan pelayanan kesehatan, karena bagaiman sekalipun harus disadari, setiap orang dapat menerima sesuatu bentuk pengobatan apabila seseorang
mengetahui informasi secara jelas tentang bentuk pengobatan yang diberikan kepadanya. Ini merupakan tugas perawat memberikan informasi secara jelas kepada
pasien, dengan demikian segala sesuatu itu dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dalam setiap pelaksanaan tugas, seorang perawat membutuhkan sejumlah informasi
mengenai pasien yang ditanganinya, sehingga melalui data yang dikumpulkan menjadi dasar untuk memperkirakan dan mengetahui penyakit pasiennya. Selain itu
Komunikasi Therapeutik dilakukan agar tingkat kecemasan, ketakutan dan perubahan sikap terhadap bentuk pengobatan yang diberikan dapat diatasi dengan baik. Untuk
mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menggunakan Komunikasi Therapeutik secara efektif yang akan dan sedang dilakukan tindakan keperawatan
seperti menggali perasaan, pikiran, perubahan prilaku, sehingga akan mampu memecahkan masalah psikologis pada pasien.
Pelaksanaan tugas keperawatan termasuk menggunakan komunikasi therapeutik adalah salah satu bentuk kinerja perawat dalam memberikan pelayanan
publik. Kinerja yang baik dapat tercapai apabila terjadi komunikasi yang efektif antara perawat dengan pasien, dimana terjadi kerja sama dari sejumlah orang,
melibatkan keadaan saling bergantung, koordinasi yang mengisyaratkan komunikasi berupa interaksi yang harmonis dalam organisasi baik secara vertikal, horizontal
maupun diagonal. Setiap pencapaian kinerja yang baik melibatkan proses komunikasi yang baik. Demikian pula penggunaan komunikasi therapeutik mengisyaratkan
adanya interaksi antara perawat dengan pasien sebagai ikatan kerja sama yang berlangsung harmonis sebagai proses pencapaian tujuan pelayanan yang prima
dimana interaksi diantara bagian yang satu dengan lainnya dan manusia yang satu dengan lainnya harus berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Kemampuan
perawat menggunakan komunikasi therapeutik akan dapat mencapai tujuan secara efektif dan hal ini menggambarkan pencapaian kinerja perawat itu sendiri dalam
memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Komunikasi therapeutik akan mendukung proses pelaksanaan tugas perawat, memelihara kerja sama dan suasana kerja sehingga ditemukan situasi dan kondisi
kerja yang kondusif. Komunikasi therapeutik menunjukkan adanya upaya untuk saling tukar informasi antara pasien dengan perawat dalam pelaksanaan pengobatan
di rumah sakit. Kemampuan akan pemahaman terhadap pasien dan oran lain yang terlibat di dalamnya sangat diperlukan. Selain itu pemahaman tentang pelaksanaan
kerja yang dilakukan secara terpadu membutuhkan komunikasi yang efektif. Untuk menciptakan persepsi yang sama, komunikasi therapeutik merupakan sarana vital
yang mampu menghubungkan perilaku dan cara kerja serta hubungan insani dalam layanan kesehatan di rumah sakit.
Keterkaitan komunikasi therapeutik terhadap kinerja perawat dapat dijelaskan dari konstribusi yang diberikan komunikasi therapeutik guna menghasilkan kerja
Universitas Sumatera Utara
sama dan ketenangan yang didapat pasien secara psikologis selama diberikan layanan kesehatan padanya. Hal ini memberikan umpan balik bagi rumah sakit untuk
mencapai tujuan bersama dan kinerja secara efektif dan efisien. Kontribusi tersebut dapat dilihat pada tingkat pengetahuan perawat menggunakan komunikasi therapeutik
yang dapat diperankannya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Perawat berperan sebagai sumber, penyampaian informasi terhadap internal dan eksternal
yang terkait dengan pasien yang dilayaninya. Dalam pelaksanaan komunikasi therapeutik perawat senantiasa mempertimbangkan situasi dan peranan yang
dilakukannya. Metode dan cara-cara berkomunikasi juga harus disesuikan dengan situasi dan waktu komunikasi itu dilakukan.
Berdasarkan pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa makin efektif komunikasi therapeutik yang dilakukan maka makin baik kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan publik di rumah sakit. Dengan demikian dapat diduga ada hubungan yang positif antara komunikasi therapeutik dengan kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2.7 Landasan Teori