Deskripsi Variabel Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Komunikasi Therapeutik

lain-lain bukti-bukti untuk dapat dilakukannya keputusan berlandaskan data dan informasi yang ada Profil RSU Kabanjahe, 2007. Rumah Sakit Umum Kabanjahe mempunyai Visi, dan Misi. Visi adalah Terwujudnya Rumah Sakit Sebagai Pusat Rujukan yang Bermutu, Profesional dan Terjangkau dalam rangka Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Karo. Untuk mewujudkan visi tersebut, Rumah Sakit Umum Kabanjahe mempunyai Misi: 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Profesional 2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM 3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana 4. Mengupayakan Kesejahteraan Semua Pihak yang Berperan dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Profil RSU Kabanjahe, 2007.

4.2 Deskripsi Variabel Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Komunikasi Therapeutik

4.2.1 Deskripsi Variabel Motivasi Berprestasi

Berdasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian, Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu 1 Motivasi Berprestasi yang meliputi Kebutuhan Akan Berprestasi, Kebutuhan Akan Afiliasi dan Kebutuhan Akan Kekuasaan 2 Kemampuan Komunikasi Therapeutik yaitu pengetahuan perawat tentang komunikasi therapeutik, sedangkan variabel dependen yaitu kinerja perawat dalam asuhan keperawatan. Universitas Sumatera Utara a. Kebutuhan Akan Berprestasi Hasil Penelitian menunjukkan : sebagian besar 61,7 responden menyatakan setuju mencari pengetahuan untuk dapat berprestasi. 66,7 responden menyatakan setuju untuk selalu mencoba berbagai alternatif untuk meraih keberhasilan. responden menyatakan setuju untuk bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang ia lakukan sebesar 48,3. responden menyatakan setuju dengan kerjasama yang baik diantara teman-teman dapat mendorong untuk berkerja keras sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik sebesar 50. 68,3 responden menyatakan setuju selalu membuat rencana untuk mencapai keberhasilan. 63,3 responden menyatakan setuju bila mengalami kesulitan dalam melakukan sesuatu, berusaha keras untuk menyelesaikannya dari pada beralih pada kegiatan yang belum tentu baik. 46,7 responden menyatakan setuju keinginan untuk menjadi yang lebih baik. 73,3 responden menyatakan setuju puas bila memperoleh hasil yang lebih baik. 61,7 responden menyatakan setuju tidak pernah bosan melalukan sesuatu upaya yang lain bila gagal meraih kesuksesan. 71,7 responden menyatakan setuju menyukai persaingan dalam meraih prestasi . 63,3 responden menyatakan setuju bangga bila memperoleh hasil yang terbaik . responden menyatakan setuju selalu optimis untuk meraih keberhasilan sebesar 55. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi di Rumah Sakit Kabanjahe Tahun 2009 No Indikator Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n 1 Saya selalu mencari pengetahuan untuk dapat berprestasi 23 38,3 37 61,7 2 Saya selalu mencoba berbagai alternatif untuk meraih keberhasilan 1 1,7 6 10,0 7 11,7 40 66,7 6 10,0 3 Saya bertanggung jawab penuh atas pekerjaan saya 3 5,0 29 48,3 28 46,7 4 Kerja sama yang baik diantara teman-teman mendorong saya untuk bekerja keras sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik 1 1,7 30 50,0 29 48,3 5 Saya selalu membuat rencana untuk mencapai keberhasilan 41 68,3 19 31,7 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Lanjutan No Indikator Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n 6 7 8 9 10 11 12 Bila saya mengalami kesulitan dalam melakukan sesuatu, saya lebih suka berusaha keras untuk menyelesaikannya dari pada beralih pada kegiatan yang belum tentu baik Keinginan saya sangat besar untuk mencapai yang lebih baik Saya puas bila saya memperoleh hasil yang baik Saya tidak pernah bosan melakukan sesuatu upaya yang lain bila gagal meraih sukses Saya menyukai persaingan dalam meraih prestasi Saya bangga bila saya memperoleh hasil yang terbaik Saya selalu optimis untuk dapat meraih 2 3,3 10 3 8 1 6 16,7 5,0 13,3 1,7 10,0 38 29 16 37 43 21 33 63,3 48,3 26,7 61,7 71,7 35,0 55,0 12 28 44 13 7 38 21 20,0 46,7 73,3 21,7 11,7 63,3 35,0 Universitas Sumatera Utara keberhasilan Sumber : Hasil Penelitian, 2009. Secara kumulatif pengkatagorian variabel motivasi berprestasi kebutuhan akan berprestasi, diketahui berdasarkan bobot nilai yang dicapai jika 75 dari total jawaban di katagorikan tinggi, jika bobot nilai yang dicapai antara 60-75 dari total jawaban di katagorikan sedang dan jika babot nilai yang dicapai 60 dari total jawaban di katagorikan rendah, seperti pada Table 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi di Rumah Sakit Kabanjahe Tahun 2009 Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi Frekuensi Tinggi 57 95,0 Sedang 3 5,0 Total 60 100 Sumber : Hasil penelitian, 2009. b. Variabel Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi Hasil penelitian menunjukkan: 46,7 responden menyatakan setuju pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik jika dibantu rekan kerja . responden menyatakan setuju memberikan pelayanan kepada pasien membutuhkan rekan kerja sebesar 61,7. responden menyatakan setuju jika hasil pelayanan yang diberikan kepada pasien mendapatkan apresiasi dari pimpinan sebesar 70. responden menyatakan sangat setuju dengan kerjasama yang baik dalam bentuk saling tolong menolong dalam pekerjaan hal yang menyenangkan sebesar 56,7. responden menyatakan setuju dengan melakukan pekerjaan perlu mempertimbangkan Universitas Sumatera Utara kelemahan dan kelebihan sebesar 71,7. 61,7 responden menyatakan setuju inisiatif suatu pekerjaan dihargai oleh pimpinan . 48,3 responden menyatakan setuju bahwa keberhasilan tidak dapat diraih dengan sendirinya . 61,7 responden menyatakan sangat setuju jika pekerjaan di kerjakan bersama akan lebih mudah untuk menyelesaikannya. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi di Rumah Sakit Kabanjahe Tahun 2009 No Indikator Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n 1 Pekerjaan saya dapat diselesaikan dengan baik jika dibantu rekan kerja - - 3 5,0 16 26,7 28 46,7 13 21,7 2 Pelayanan kepada pasien harus membutuhkan rekan kerja - - 3 5,0 2 3,3 37 61,7 18 30,0 3 Saya bangga jika hasil pelayanan saya mendapatkan apresiasi dari pimpinan atau rekan kerja - - - - 3 5,0 42 70,0 15 25,0 4 Kerja sama yang baik dalam bentuk saling menolong dalam pekerjaan sangat menyenagkan - - - - - - 26 43,3 34 56,7 5 Saya melakukan pekerjaan dengan pertimbangan kelemahan dan kelebihan yang saya miliki - - 1 1,7 7 11,7 43 71,7 9 15,0 6 Inisiatif saya - - 2 3,3 6 10,0 37 61,7 15 25,0 Universitas Sumatera Utara dalam suatu pekerjaan dihargai oleh pimpinan 7 Saya sadar bahwa keberhasilan tidak dapat diraih dengan sendirinya - - 3 5,0 3 5,0 29 48,3 25 41,7 8 Saya percaya, apabila pekerjaan dikerjakan bersama akan lebih mudah untuk menyelesaikannya - - - - 3 5,0 20 33,3 37 61,7 Sumber : Hasil Penelitian, 2009. Secara kumulatif pengkatagorian variabel motivasi berprestasi kebutuhan akan afiliasi, diketahui berdasarkan bobot nilai yang dicapai jika 75 dari total jawaban di katagorikan tinggi, jika bobot nilai yang dicapai antara 60-75 dari total jawaban di katagorikan sedang dan jika babot nilai yang dicapai 60 dari total jawaban di katagorikan rendah, seperti pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2009 Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi Frekuensi Tinggi 52 86,7 Sedang 8 13,3 Total 60 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009. c. Kebutuhan Akan Kekuasaan Hasil penelitian menunjukkan : 70 responden menyatakan setuju mampu bekerja dengan baik di Rumah Sakit Umum Kabanjahe . 66,7 responden menyatakan setuju memberikan pelayanan kepada pasien harus dengan cepat .66,7 Universitas Sumatera Utara responden menyatakan setuju bertanggung jawab terhadap pekerjaan . 63,3 responden menyatakan setuju siap menanggung risiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam tindakan keperawatan yang dilakukan . 60 responden menyatakan setuju lebih mengutamakan tugas dari pada kepentingan pribadi . 81,7 responden menyatakan setuju untuk sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan pekerjaan . 56,7 responden menyatakan setuju dengan adanya perubahan dapat memacu semangat untuk memperoleh promosi jabatan .48,3 responden menyatakan kurang setuju bekerja dengan baik untuk mengharapkan jabatan .50 responden menyatakan setuju siap bersaing dengan perawat lain dalam melayani pasien . 76,7 responden menyatakan setuju selalu mengikuti perkembangan IPTEK sebagai pertimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Kekuasaan di Rumah Sakit Kabanjahe Tahun 2009 No Indikator Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Kekuasaan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n 1 Saya yakin kemampuan saya dapat bekerja dengan baik di Rumah Sakit ini - - 2 3,3 1 1,7 42 70,0 15 25,0 2 Saya memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat - - - - 9 15,0 40 66,7 11 18,3 3 Saya berusaha - - - - - - 40 66,7 20 33,3 Universitas Sumatera Utara bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya 4 Saya siap menaggung risiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi dari tindakan keperawatan yang saya lakukan - - 1 1,7 10 16,7 38 63,3 11 18,3 5 Saya mengutamakan tugas dari pada kepentingan pribadi - - 1 1,7 7 11,7 36 60,0 16 26,7 6 Saya sungguh- sungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan pekerjaan - - - - 2 3,3 49 81,7 9 15,0 7 Dengan perubahan dapat memacu semangat untuk memperoleh promosi jabatan - - 2 3,3 16 26,7 34 56,7 8 13,3 8 Saya berusaha untuk dapat bekerja dengan baik mengharapkan jabatan tertentu - - 10 16,7 29 48,3 16 26,7 5 8,3 9 Saya siap bersaing dengan perawat lain dalam melayani pasien 1 1,7 4 6,7 19 31,7 30 50,0 6 10,0 10 Saya selalu - - - - 2 3,3 46 76,7 12 20,0 Universitas Sumatera Utara mengikuti perkembangan iptek sebagai pertimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan Sumber : Hasil Penelitian, 2009. Secara kumulatif pengkatagorian variabel motivasi berprestasi kebutuhan akan kekuasaan, diketahui berdasarkan bobot nilai yang dicapai jika 75 dari total jawaban di katagorikan tinggi, jika bobot nilai yang dicapai antara 60-75 dari total jawaban di katagorikan sedang dan jika babot nilai yang dicapai 60 dari total jawaban di katagorikan rendah, seperti pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Kekuasaan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2009 Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Kekuasaan Frekuensi Tinggi 39 65,0 Sedang 21 35,0 Total 60 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2009.

4.2.2 Deskripsi Variabel Komunikasi Therapeutik a. Kemampuan Komunikasi Therapeutik

Hasil penelitian menunjukkan : 95 responden menjawab benar yang mana sebelum melakukan komunikasi therapeutik dengan pasien, perawat harus mengumpulkan data tentang pasien, menggali status pasien dan membuat rencana Universitas Sumatera Utara pertemuan dengan pasien . 85 responden menjawab benar harus mampu membina hubungan yang baik dengan pasien dengan cara mendengarkan keluhan pasien, bertanya terbuka, menggulang kembali kata-kata yang diucapkan pasien . 96,7 responden menjawab benar perawat harus mampu membangkitkan semangat pasien agar pasien dapat meningkatkan pemahaman terhadap dirinya. 96,7 responden menjawab benar bahwa pada awal pertemuan, perawat memberikan salam kepada pasien, memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien .100 responden menjawab benar bahwa perawat dan pasien membina hubungan yang akrab agar terjalin hubungan yang harmonis dalam proses keperawatan . 96,7 responden menjawab benar dengan adanya komunikasi therapeutik pasien dapat mengungkapkan keluhan tentang penyakit yang dirasakannya . 78,3 responden menjawab benar dalam melakukan komunikasi therapeutik perawat harus mampu menentukan batas waktu yang telah disepakati bersama, dapat mempertahankan konsistensi interaksi .95 responden menjawab benar perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri baik gembira, sedih dan marah saat berkomunikasi dengan pasien .100 responden menjawab benar bahwa komunikasi therapeutik mempererat hubungan atau interaksi antara pasien dengan perawat secara profesional dalam rangka membantu kesembuhan pasien . 93,3 responden menjawab benar bahwa komunikasi therapeutik bertujuan untuk kepentingan perawat dan pasien. Secara terperinci dapat di lihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden tentang Pengetahuan dalam Komunikasi Therapeutik di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2009 Benar Salah No Indikator Pengetahuan Perawat dalam Komunikasi Therapeutik n n 1 Sebelum melakukan komunikasi therapeutik dengan pasien, perawat harus mengumpulkan data tentang pasien untuk menggali status pasien dan membuat rencana pertemuan dengan pasien 57 95,0 3 5,0 2 Perawat harus mampu membina hubungan yang baik dengan pasien dengan cara mendengarkan keluhan pasien, bertanya terbuka mengulang kembali kata-kata yang diucapkan pasien 51 85,0 9 15 3 Perawat harus mampu membangkitkan semangat pasien agar pasien dapat meningkatkan pemahaman terhadap dirinya 58 96,7 2 3,3 4 Pada awal pertemuan, perawat memberikan salam kepada pasien memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien 58 96,7 2 3,3 5 Perawat dan pasien membina hubungan yang akrab agar terjalin hubungan yang harmonis dalam proses keperawatan 60 100 - - 6 Dengan adanya komunikasi therapeutik pasien dapat mengungkapkan keluhan tentang penyakit yang dirasakan 58 96,7 2 3,3 7 Dalam melakukan komunikasi therapeutik perawat harus mampu menentukan batas waktu yang telah disepakati bersama, dapat mempertahankan konsistensi interaksi tersebut 47 78,3 13 21,7 8 Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri baik gembira, sedih dan marah saat berkomunikasi dengan pasien 57 95,0 3 5,0 9 Komunikasi therapeutik mempererat hubungan atau interaksi antara pasien dengan perawat secara profesional. Profesional dalam rangka membantu kesembuhan pasien 60 100 - - 10 Komunikasi therapeutik bertujuan untuk kepentingan perawat dan pasien 56 93,3 4 6,7 Sumber : Hasil Penelitian, 2009. Secara kumulatif pengkatagorian variabel pengetahuan perawat tentang komunikasi therapeutik, diketahui berdasarkan bobot nilai yang dicapai jika 75 dari total jawaban benar di katagorikan baik, jika bobot nilai yang dicapai antara 60- Universitas Sumatera Utara 75 dari total jawaban benar di katagorikan cukup dan jika babot nilai yang dicapai 60 dari total jawaban benar di katagorikan kurang seperti pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Komunikasi Therapeutik di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2009 Tingkat Pengetahuan Frekuensi Baik 49 81,7 Cukup 11 18,3 Total 60 100,0 Sumber : Hasil Penelitian, 2009. Hasil observasi peneliti bahwa sikap perawat RSU Kabanjahe tentang komunikasi therapeutik masih kurang dilihat dari perawat jarang melakukan salam kepada pasien, tidak menyebutkan identifikasi diri, tidak ada waktu mendengarkan keluhan – perasaan pasien secara menyeluruh, perawat jarang memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya, menjawab pertanyaan pasien hanya sekedar saja, tidak memberikan informasi yang memuaskan kepada pasien. Hasil Observasi peneliti tentang tindakan perawat dalam komunikasi therapeutik dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe terlaksana dengan baik, asuhan keperawatan di lihat dari data sekunder yang ada pada status pasien, Asuhan keperawatan yang terlaksana terdiri dari pengkajian keperawatan yang meliputi pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Universitas Sumatera Utara Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang meliputi analisa, interprestasi data, identifikasi masalah pasien dan perumusan diagnosa keperawatan, diagnosa keperawatan terdiri dari masalah dan penyebab. Perawat membuat perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan; bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan; perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan pasien; mendokumentasi rencana keperawatan. Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Bekerjasama dengan pasien dalam melaksanakan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien, memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta membantu pasien memodifikasi lingkungan berdasarkan respon pasien. Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

e. Kinerja Perawat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2014

6 95 105

Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh

3 39 112

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Asuhan Keperawatan Dalam Pengkajian Dan Implementasi Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Bhayangkara Medan Tahun 2008

0 55 89

Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Untuk Membantu Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Sigli Tahun 2009

4 83 95

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 57 131

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI THERAPEUTIK DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN.

0 1 30

Pengaruh Pelatihan Ronde Keperawatan terhadap Kinerja Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Royal Prima Medan

0 0 2

Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO

0 0 8