BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tangung jawab masing-
masing dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika Prawirosentono, 1999
Kinerja dalam penelitian ini adalah kinerja perawat dalam asuhan keperawatan yaitu 1 pengkajian keperawatan yaitu perawat mengumpulkan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. 2 diagnosa keperawatan yaitu perawat menganalisa data
pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan. 3 Perencanaan keperawatan yaitu perawat membuat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan pasien. 4 Implementasi yaitu perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasikasi dalam rencana asuhan
keperawatan. 5 evaluasi keperawatan yaitu perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37 orang 61,7 katagori tinggi dan 23
orang 38,3 katagori sedang. Fenomena kinerja responden sangat menguntungkan pihak manajemen Rumah Sakit karena perawat dengan kinerja yang tinggi sangat
68
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, kinerja perawat akan terkait dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Tenaga perawat yang merupakan “the
caring profession” mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Hasil Observasi peneliti tentang tindakan perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe terlaksana dengan baik, asuhan keperawatan di
lihat dari data sekunder yang ada pada status pasien, Asuhan keperawatan yang terlaksana terdiri dari pengkajian keperawatan yang meliputi pengumpulan data
dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan yang meliputi analisa, interprestasi data, identifikasi masalah pasien dan perumusan diagnosa keperawatan, diagnosa keperawatan terdiri dari masalah dan
penyebab. Perawat membuat perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,
tujuan dan rencana tindakan keperawatan; bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan; perencanaan bersifat individual sesuai
dengan kondisi atau kebutuhan pasien; mendokumentasi rencana keperawatan. Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana
asuhan keperawatan. Bekerjasama dengan pasien dalam melaksanakan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, melakukan tindakan keperawatan
untuk mengatasi kesehatan pasien, memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta membantu pasien memodifikasi
Universitas Sumatera Utara
lingkungan berdasarkan respon pasien. Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan. Rumah sakit sebagai suatu organisasi bidang jasa, memiliki karakteristik unik
dibandingkan industri jasa lain. Kinerja Rumah Sakit ditentukan kualitas pelayanan yang disampaikan. Dalam memuaskan pelanggan dan membentuk pelanggan loyal
untuk memenangkan persaingan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya perawat. Kinerja pelayanan perawat dapat
diidentifikasikan melalui kedisiplinan perawat dalam melaksanakan tugas pokok yaitu pelaksanaan standard asuhan keperawatan dan tugas administrasi Arifin, 2009.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas
pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktik keperawatan. Standard praktik ini menjadi pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan Kuntjoro, 2005 Menurut Ghiselli dan Brown dalam Asad, 1998 tujuan penilaian kinerja
perawat adalah untuk mengukur sejauh mana perawat bisa sukses dalam pekerjaannya dan melihat sebarapa jauh kemajuan dalam latihan kerja. Tujuan lain
penilaian kinerja adalah sebagai bahan pertimbangan bila terdapat promosi bagi perawat yang bersangkutan. Sementara Gomes 1999 menyebutkan bahwa penilaian
kinerja pada dasarnya mengukur kontribusi individu dari anggota kepada organisasi.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
a.Pengaruh Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Prestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang, karena need for achievement akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi
yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal Hasibuan, 2005. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi berprestasi kebutuhan akan
berprestasi perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe 57 orang 95 katagori tinggi dan 3 orang 5 katagori sedang. Dari hasil uji statistik
regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf Sig = 0,235 . Hal ini tidak sejalan
dengan Teori McClellend tentang motivasi berprestasi, adanya motivasi yang tinggi akan berhubungan dengan peningkatan kinerja.
Untuk dapat memunculkan motivasi prestasi kerja yang tinggi dalam suatu organisasi, ada beberapa fenomena yang harus diperhatikan oleh menejer yaitu
kemampuan menejer untuk menciptakan suasana pekerjaan yang baik, menyediakan peralatan, dan memberikan kesempatan untuk promosi, serta penghargaan terhadap
prestasi itu sendiri, dengan demikian akan memacu semangat kerja dari karyawan dan akan memacu untuk berprestasi setinggi-tingginya Hasibuan, 2005
Hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, didapati bahwa masih kurangnya perhatian pimpinan tentang penilaian prestasi kerja dari perawat serta
Universitas Sumatera Utara
penghargaan, promosi jabatan ataupun kompensasi khusus untuk perawat yang berprestasi kerja baik, dan sebaliknya bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas
dengan baik diberikan sanksi. Dengan adanya perhatian khusus yang diberikan pimpinan dan sanksi yang diberikan kepada perawat yang tidak menjalankan tugas
dengan baik akan meningkatkan motivasi berprestasi terhadap kinerja perawat Perawat yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya tidak pernah
dikategorikan atau dikelompokkan secara khusus berdasarkan kepada prestasi kerjanya, seperti prestasi yang baik ataupun yang kurang berprestasi. Masih
kurangnya penghargaan reward yang jelas untuk prestasi yang baik atau tidak diberlakukannya sanksi punishment kepada perawat yang tidak menjalankan tugas
dengan baik yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya minat dan keinginan berprestasi tinggi. Perawat akan
melaksanakan tugasnya lebih dikarenakan sudah menjadi tanggung jawab tanpa adanya keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Rumah Sakit sebagai suatu organisasi bidang jasa, memiliki karakteristik unik dibandingkan industri jasa lain. Kinerja Rumah Sakit ditentukan oleh kualitas
pelayanan yang disampaikan. Dalam memuaskan pelanggan dan membentuk pelanggan loyal untuk memenangkan persaingan sangat tergantung pada kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya perawat. Perawat Rumah Sakit Umum Kabanjahe 95 termasuk motivasi berprestasi katagori tinggi yang mana
perawat telah memiliki sifat bertanggung jawab, bekerja dengan inovatif dan kreatif walaupun tanpa adanya penghargaan reward dari pimpinan Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengaruh Motivasi Berprestasi Kebutuhan Akan Afiliasi terhadap Kinerja