memvalidasi diagnosa keperawatan; melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa keperawatan berdasarkan data terbaru
3. Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,
tujuan dan rencana tindakan keperawatan; bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan; perencanaan bersifat individual sesuai
dengan kondisi atau kebutuhan pasien; mendokumentasi rencana keperawatan 4. Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses meliputi: bekerjasama dengan pasien dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien, memberikan
pendidikan pada pasien dan keluarga mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta membantu pasien memodifikasi lingkungan berdsarkan respon pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya
adalah menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data dasar dan responden pasien dalam
mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan, bekerjasama dengan pasien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, memodifikasi hasil
evaluasi Nursalam, 2001
2.3 Motivasi Berprestasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Callahan dan Clark dalam Mulyasa 2004 mengemukakan bahwa
motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Seorang tenaga perawat akan bekerja dengan
sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. McDonald dalam Soemanto 1998 menyatakan motivasi adalah sebagai suatu perubahan tenaga di dalam
diripribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan . Defenisi ini berisi tiga hal yaitu :
a. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga didalam sistem
neurofisiologis dari pada organisme manusia. b. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif, keadaan ini dapat dicirikan sebagai
emosi, dorongan efektif yang kuat sering nyata dalam tingkah laku.
Universitas Sumatera Utara
c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan, orang yang termotivasi, membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan,
untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga di dalam dirinya. Dengan kata lain motivasi memimpin ke arah reaksi-reaksi mencapai
tujuan.
Menurut Davies 1991, motivasi berprestasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk berkelakuan dan bertindak
dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada keputusan rasional, tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan
perpaduan dari kedua proses tersebut. Amea dan Ames dalam Irawan, dkk 1997 menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif. Menurut pandangan ini motivasi
berprestasi didefenisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri.
Motivasi dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan strategi yang digunakan untuk mencapainya, yaitu : 1 motivasi instrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari
dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri waktu belajar, dapat dijadikan sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pembelanjaran, 2 motivasi
ekstrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari luar. Motivasi ini biasanya berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan Davies, 1991
Menurut Siagian 1995 motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam
bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya
Perbedaan antara motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang dengan motivasi yang ada di luar diri seseorang adalah adanya perasaan puas yang dimiliki
oleh seseorang. Perasaan puas dari seseorang yang merupakan motivasi internal dapat berasal dari pekerjaan yang menantang, adanya tanggung jawab yang harus
diemban, prestasi pribadi, adanya pengakuan dari atasan serta adanya harapan bagi pengembangan karir seseorang. Sedangkan motivasi yang ada diluar diri seseorang
yang menyebabkan orang tersebut melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan organisasi adalah adanya rangsangan dari luar yang dapat berwujud benda atau
bukan benda Uno, 2006.
Kebutuhan berprestasi menurut McClelland dalam hasibuan 2005 mencakup tiga hal yaitu : a Kebutuhan untuk berprestasi, b Kebutuhan untuk memiliki kuasa
dan c Kebutuhan untuk afiliasi. Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berasal dari
dalam diri dan dimiliki seseorang individu dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk meraih prestasi. Dengan demikian motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Komunikasi Therapeutik