a. Degumming Degumming merupakan proses pemisahan getah atau lendir yang merupakan
zat-zat terlarut seperti resin, protein, pospatida, atau zat-zat yang bersifat koloidal. Biasanya proses ini dilakukan dengan cara penambahan asam posfat.
b. Bleaching Bleaching adalah suatu tahap pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna
yang tidak disukai dalam minyak. Proses pemucatan ini dilakukan dengan cara penyerapan zat warna oleh adsorben.
c. Deodorisasi Deodorisasi merupakan tahap pemurnian minyak yang bertujuan untuk
menghilangkan bau dan rasa aldehid, keton, asam lemak bebas yang tidak dikehendaki. Proses ini perlu dilakukan terhadap minyak yang digunakan
untuk bahan pangan. Minyak yang dihasilkan pada proses deodorisasi ini disebut RBDPO Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil dan hasil
samping dari proses ini dengan sistem pemurnian fisika menghasilkan asam lemak bebas.
d. Fraksinasi Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan fraksi cair olein dan fraksi padat
stearin melalui tahap kristalisasi dan diikuti filtrasi. Hasil dari filtrasi ini adalah fraksi cair yang disebut RBD Olein dan fraksi padat yang disebut RBD
Stearin Pahan, 2006. Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk
kalium dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi pengomposan aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya
pupuk yang dihasilkan Mubarak, 2009.
2.2 Asam lemak
Asam lemak adalah asam karboksilat berantai lurus yang dapat diperoleh dari lemak. Asam lemak ini terbagi dua, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Beberapa contoh asam lemak jenuh yang paling umum, asam laurat dodecanoic acid, asam miristat tetradecanoic acid, asam palmitat hexadecanoic acid, asam stearat
octadecanoic acid. Asam lemak tidak jenuh yang umum adalah asam lemak yang memiliki 18 atom C dengan satu atau dua ikatan rangkap. Misalnya, asam oleat, asam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
linoleat, dan asam linolenat Streitwieser, 1992. Pada umumnya asam lemak mempunyai atom C yang jumlahnya genap dan berantai lurus. Rumus umum untuk
asam lemak jenuh adalah C
n
H
2n
O
2
Penamaan asam lemak dimulai dari rantai karbonnya yang paling panjang. Misalnya, asam lemak dengan C 16 diberi nama asam heksadekanoat dan asam lemak
dengan C 18 diberi nama asam oktadekanoat, di mana nama umumnya adalah asam palmitat dan asam stearat Oullette, 1994.
Ridwan, 1990.
Dari tabel 2.3, dapat dilihat bahwa asam palmitat merupakan komposisi asam lemak yang paling besar pada minyak kelapa sawit yaitu sebesar 40-46. Nama lain
dari asam palmitat adalah asam heksadekanoat, asam heksadecylik, ataupun asam cetylic. Rumus umum dari asam palmitat C
16
H
32
O
2
dengan berat molekul sebesar 256,42. Asam palmitat ini terdapat sebagai ester gliserida di dalam minyak ataupun
lemak. Dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit, lilin Jepang Japan Wax, ataupun lemak sayuran China. Kristalnya berwarna putih dengan densitas 0,853, titik leburnya
sebesar 63 – 64
o
C, dan titik didihnya sebesar 215
o
C. Asam palmitat tidak larut dalam air. Dapat larut dalam alkohol dingin ataupun dalam petrolium eter. Larut cepat dalam
alkohol panas, dalam eter, propil alkohol, dan kloroform Anonimous, 1976.
2.3 Ester Asam Lemak
Ester asam lemak dialam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan asam
lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti terdapat
pada minyak jojoba. Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan maupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya.
Ester asam lemak dalam bentuk trigliserida sering dilakukan reaksi interesterifikasi antara 2 lemak yang padat dengan minyak yang cair untuk mengubah
posisi asam lemak tersebut yang teresterkan pada gugus hidroksil dari C
1,2,3
gliserol, sehingga dengan demikian kandungan padatan minyak lemak tersebut yang terukur
secara pulsa NMR akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena asam lemak tidak jenuh yang tadinya berada pada posisi C
2
serta diapit oleh asam lemak jenuh pada posisi C
1,3
dan berbentuk padat akan menjadi lebih cair apabila pada posisi C
1
atau C
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berupa asam lemak tidak jenuh. Hal ini telah dibuktikan untuk mempertukarkan posisi Eikosapentanoat dari posisi C
1
atau C
3
ke posisi C
2
atau sebaliknya.
OR
1
OR
2
OR
1
OR
1
OR
1
OR
1
OR
1
OR
2
OR
2
OR
2
OR
2
OR
2
OR
2
OR
2
OR
2
+ +
+
R
1
= C
15
H
31
R -CO Asam Palmitat
2
= C
19
H
29
-CO Asam Eikosapentanoat
Perubahan letak posisi asam lemak secara reaksi interesterifikasi akhirnya digunakan untuk merekayasa lipida yang tersabunkan menjadi sumber bahan makan
yang bermanfaat bagi kesehatan. Trigliserida di dalam tubuh manusia hanya terhidrolisa oleh enzim pankreas pada posisi C
1
dan C
3
sedangkan C
2
tetap dalam bentuk esternya. Ester yang masih terikat dengan gliserol pada posisi C
2
biar bagaimanapun panjang rantainya tetap dapat diserap oleh tubuh sebagai sumber
energi, sedangkan asam lemak bebas hasil hidrolisa pada posisi C
1
dan C
3
apabila berantai panjang sulit terabsorbsi oleh tubuh Tarigan, 2002
2.3.1 Reaksi Esterifikasi